38
pendengaran spiritual maka akan kurang paham materi yang sedang dipelajari.
26
2. Kedudukan Peserta Didik
M. Fethullah Gulen memberikan kedudukan yang besar kepada peserta didik dalam masyarakat. Dalam bukunya Ruhumuzun Heykelini Dikerken
beliau memberikan nama lain kepada peserta didik yaitu generasi impian. Menurut Gulen yang disebut sebagai generasi impian adalah representasi ilmu
pengetahuan, keimanan, akhlak, dan seni. Mereka adalah para arsitek rohani bagi generasi setelah kita. Mereka akan membuat berbagai hal baru di setiap
ranah kehidupan masyarakat dengan menebarkan inspirasi dari hati mereka yang penuh dengan nilai-nilai ukhrawi kepada umat yang membutuhkannya.
Segala bentuk kehilangan, kesia-siaan, kegilaan, dan obsesi yang dialami oleh generasi sebelum kita adalah perkara serius yang terjadi karena mereka tidak
bertemu dengan generasi impian yang sedang kita bicarakan ini.
27
E. Potensi Peserta Didik
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu pun manusia yang hanya memiliki sisi
positif. Sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif.
26
HR. Al-Thabrani dalam al-Kabir-nya 14227 dengan isnad yang shahih. al-Hafidz Al-Haitsami menyebutkannya dalam Majma al-Zawaa-id 10144.
27
M. Fethullah Gulen, Cekirdekten Cinara Bir Baska Acidan Aile Egitimi, Izmir: Nil Yayinlari, 2002, h.
39
BAB IV ANALISIS KOMPARATIF PEMIKIRAN MUHAMMAD
FETHULLAH GULEN TENTANG PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DENGAN PEMIKIRAN AL-GHAZALI
Pada pembahasan sebelumnya penulis telah mengemukakan pemikiran M. Fethullah Gulen tentang pendidikan Islam. Maka dengan tidak mengacu kepada
satu pemikiran pendidikan Islam saja, penulis ingin mengkolaborasikan pemikiran-pemikiran para ahli pendidikan Islam yang sependapat dengan
pemikiran M. Fethullah Gulen tentang pendidikan Islam.
A. Pendidik
M. Fethullah Gulen mengemukakan bahwa seorang pendidik dituntut untuk terlebih dahulu mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, yaitu berupaya
membantu dalam rangka membimbing peserta didiknya untuk memiliki ilmu pengetahuan, keimanan, akhlak mulia, seni dan keterampilan yang bermanfaat
bagi dirinya dan bagi seluruh umat. Sependapat dengan Imam Al-Ghazali, yang menyarangkan agar guru
harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik: