Karya-karya M. Fethullah Gulen

19

BAB III PEMIKIRAN MUHAMMAD FETHULLAH GULEN

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Pemikiran Pendidikan

Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata pikir yang berarti proses, cara, atau perbuatan memikir, yaitu menggunakan akal budi untuk memutuskan suatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. Adapun pemikiran pendidikan adalah aktivitas yang teratur dengan mempergunakan metode filsafat. Pendekatan tersebut dipergunakan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan dalam sebuah sistem yang integral. Dengan berpijak pada definisi di atas, yang dimaksud dengan pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja akal dan hati yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. 10 M. Fethullah Gulen menyatakan bahwa kewajiban manusia adalah memahami Seek Understanding, dengan jalan dan cara apapun. Gulen 10 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah, Yogyakarta: Sipress, 1993, h. 184 20 mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyempurnaan dalam hidup yang dengannya kita bisa meraih dimensi spiritual, intelektual dan fisikal kemanusiaan. Baginya, pendidikan adalah tugas Ilahiyah yang hanya dengan itulah kita bisa merasakan esensi kemanusiaan. Pendidikan dalam perspektif Gulen adalah Special Service yang menjadi tugas kolektif berbasis komunitas. Hal ini disebabkan pandangannya bahwa tujuan hidup terletak pada kebaikan baca: berbuat baik yang dilakukan secara bersama-sama. Pandangan Gulen tentang pendidikan dengan demikian tersimpul dan terkait erat dengan sisi keimanannya fully-integrated with his belief. Suatu kali, Gulen pernah berujar we are only truly human if we learn, teach and inspire others. Kita menjadi manusia hanya karena kita belajar, mendidik dan menginspirasi orang lain. Esensi kemanusian kita dengan demikian bukanlah akal, otak ataupun pikiran, tetapi penggunaan akal agar berguna dan bermanfaat buat orang lain. Pendidikan berbanding lurus dan sederajat dengan kemanusiaan kita. Gulen sering membandingkan manusia dengan hewan dalam soal pendidikan. Hewan hanya dalam hitungan hari bisa mendapatkan kemampuan untuk digunakan seumur hidupnya. Sementara manusia memerlukan puluhan tahun untuk menjadi manusia yang sesungguhnya dan mengenal Tuhannya. Bahkan ada manusia yang hingga akhir hayatnya belum mendapatkan bekal kehidupannya. Soal integrasi pandangannya tentang pendidikan dengan keimanan, ini bisa dibuktikan, misalnya dengan kukuhnya pendirian Gulen tentang mustahilnya ketidaksesuain ilmu pengetahuan modern Science dengan ajaran agama Religious Knowledge. Baginya, Agama dan Ilmu Pengetahuan bukanlah dua hal yang berbeda dan harus dibedakan tetapi dua hal yang esensial dan melengkapi satu sama lain komplementer. Belajar Science dan agama harus sama-sama dipandang sebagai kegiatan ibadah. Lebih jauh, beliau berandai, jika saja tidak ada serangan bangsa Mongol dan tidak terjadi perang salib Crusade, maka dunia Islam pasti tercerahkan enlightened dan tidak mengalami kemunduran. Dan tentunya, jika pengandaian ini benar, kontradiksi Science dan Religious 21 Knowledge bisa terhindar dari polarisasi. Dengan demikian, Sains hanyalah sesuatu yang berusaha mengamati dan mempelajari ayat-ayat kauniyyah Tuhan yang Maha Esa. Karenanya, Agama akan memandu agar sains tetap dijalan yang semestinya. Melalui pendekatan ini dimungkinkan akan menjadikan pendidikan Islam sebagai sarana efektif dalam mengantarkan peserta didik sebagai insan intelektual dan insan moral.

B. Urgensi Pendidikan

Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Uda, Rasulullah memerintahkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina. Ini merupakan indikasi nyata urgensi pendidikan dalam Islam. Ini cukup untuk memahami bahwa pendidikan itu penting khususnya untuk umat Islam dan umumnya untuk seluruh umat. M. Fethullah Gulen mendefinisikan pendidikan sesuai dengan sabda-sabda Nabi Muhammad saw. Oleh sebab itu, menurut pandangan beliau pendidikan itu penting. Karena hanya dengan pendidikan kita bisa mengatasi semua permasalahan yang kita hadapi. Dan kalau Nabi Muhammad saw memerintahkan kita untuk menuntut ilmu berarti kita harus belajar ilmu karena tanpa ilmu kita ibarat burung tanpa sayap. Burung tidak mungkin terbang tanpa sayap, oleh karena itu manusia juga tidak mungkin bisa mengatasi permasalahan yang dia hadapi tanpa ilmu. Menurut Gulen, ada tiga musuh di dunia ini yang harus dibasmi dan dihilangkan. Ketiga hal tersebut adalah kebodohan, kemiskinan dan internal schism. Kemiskinan bisa direduksi bahkan dihilangkan dengan penyediaan lapangan kerja dan peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Zakat dan Shodaqoh merupakan cara-cara untuk mengatasinya. Internal schism semisal ancaman separatisme bisa dihilangkan dengan komunikasi pihak-pihak yang terlibat dan mendiskusikan masalah yang melatarbelakangi dan berusaha mencari solusinya. Ancaman yang sering merongrong sebuah negara ini bisa diatasi misal dengan pemberian status khusus ataupun otonomi. Kebodohan ignorance hanya bisa 22 diatasi lewat jalur pendidikan. Baginya, kita dikirim kedunia untuk belajar dan menyempurnakan diri lewat pendidikan. Pendidikan adalah human service. Fethullah Gulen Chair UIN Jakarta menyelenggarakan konferensi bertajuk The Significance of Education for The Future, The Gulen Model of Education, di Auditorium Prof Harun Nasution, Rabu 2010. Direktur Fethullah Gulen Chair UIN Jakarta, Ali Unsal Ph.D, juga turut berpartisipasi dalam konferensi internasional ini. Dalam presentasinya, Ali memuji ide Fethullah Gulen yang sangat mengedepankan pendidikan. Karena menurut Gulen, pendidikan merupakan cara yang paling baik untuk merangkul seluruh kehidupan dan memiliki peran paling penting dalam menyebarkan keselarasan, keseimbangan, disiplin, dan tatanan dalam kehidupan individu dan sosial.

1. Pengertian Pendidikan Islam

Education is perfecting process though which we earn, in the spiritual, intellectual, and physical dimensions of their beings, the rank appointed for us the perfect pattern of creation. Education through learning and a commendable way of life is a sublime duty that manifests the Divine Name Rabb Upbringer and Sustainer. By fulfilling it, we attain the rank of true humanity and become a beneficial element of society. 11 Pandangan Fethullah Gulen dalam pendidikan Islam hampir sama dengan Dr.Muhammad SA Ibrahimy Bangladesh mengemukakan pengertian pendidikan Islam sebagi berikut; Islamic education in true sense of the term, is a system of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in according with tenent of islam 12 . Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya 11 Tughra Books, Essays - Perspectives - Opinions M. Fethullah Gulen, New Jersey : Tughra Books, 2009, h. 67-71 12 http:bambumoeda.wordpress.com20120611pengertian-pendidikan-islam , Tanggal 432013, jam 16: 51