Mekanisme dan prosedur gadai emas

65 Max. Pinjaman emas 24 karat 90 : Rp. 35.000.000,- x 90 : Rp. 31.500.000,- Biaya ijarah perhari per gram : Rp. 3.750,- Biaya penitipan atau ujrah : 100 gram x Rp. 3.750,- x 2 bulan : Rp. 750.000,- Maka biaya ujrahnya selama 2 bulan adalah sebesar Rp. 750.000,- dan dibayar lansung pada saat awal transaksi. Disertai dengan biaya materai sebesar Rp. 6.000,-. Secara umum, penerapan akad rahn emas pada perbankan syariah dapat digambarkan sebagaimana berikut: Gambar 4.1 Skema Gadai Emas Pada BJB 1.Permohonan Pembiayaan 2.Akad Pembiayaan 3.Hutang dan Mark Up Titipangadai pembiayaan

C. Mekanisme Gadai Emas pada Perum Pegadaian Syariah

1. Mekanisme dan prosedur gadai emas

Mekanisme operasional gadai syariah sangat penting untuk diperhatikan, karena jangan sampai operasional gadai syariah tidak efektif dan efisien. Mekanisme operasional gadai syariah haruslah tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang atau akan melakukan akad hutang-piutang. Akad yang dijalankan, termasuk jasa dan produk Marhun bih pembiayaan Murtahin Bank Rahin Nasabah Marhun Jaminan 66 yang dijual juga harus selalu berlandaskan syariah al- Qur‟an, al-Hadist, dan Ijma Ulama, dengan tidak melakukan kegiatan usaha yang mengadung unsur riba‟, maisir, dan gharar. Oleh karena itu, pengawasanya harus melekat, baik internal terutama keberadaan Dewan Pengawas Syariah DPS sebagai penanggung jawab yang berhubungan dengan aturan syariahnya dan eksternal maupun eksternal Pegadaian syariah, yaitu masyarakat muslim utamanya, serta yang tidak kalah pentingnya adanya perasaan selalu mendapatkan pengawasan dari yang membuat aturan syariah itu sendiri, yaitu Allah Swt. Transaksi yang digunakan oleh pegadaian syariah sendiri dalam mekanisme operasional gadai emas dapat dilakukan dengan menggunakan transaksi dua akad, yaitu akad Rahn dan akad Ijarah. Penjelasan rinci mengenai kedua akad yang dimaksud, tertera pada lembar belakang SBR Surat Bukti Rahn, sehingga dengan demikian setiap nasabah rahin dapat memahami apa yang hendak dilakukan. Meskipun secara konsep kedua akad yang dimaksud sesungguhnya mempunyai perbedaan. Namun, dalam teknis pelaksanaannya nasabah tidak perlu mengadakan akad dua kali. Sebab, satu lembar SBR yang ditandatangani oleh nasabah sudah mencakup kedua akad tersebut. 52 52 Rudy Kurniawan, Materi Praktikum LKS Pegadaian Syariah, 14 April 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010, h. 25. 67 Gambar 4.2 Skema Transaksi Gadai Emas Syariah Penjelasan 1 Nasabah mendatangi kantor pegadaian syariah untuk meminta fasilitas pembiayaan dengan membawa marhun yang tidak dapat dimanfaatkandikelola yang akan diserahkan kepada murtahin. 2 Murtahin melakukan pemeriksaan termasuk menaksir harga barang yang diberikan oleh nasabah sebagai jaminan atas hutangnya. 3 Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin akan melakukan akad. 4 Setelah akad dilakukan, maka murtahin akan memberikan sejumlah marhun bih pinjaman yang diinginkan dimana jumlahnya disesuaikan dengan nilai taksiran barang dibawah nilai jaminan. 5 Sebagai pengganti biaya administrasi dan biaya perawatan, maka pada saat melunasi pinjaman, maka nasabah akan memberikan sejumlah ongkos kepada pegadaian syariah. 53 Apabila menggunakan akad rahn yang dimaksud, rahin hanya berkewajiban mengembalikan modal pinjaman dan menggunakan transaksi berdasarkan prinsip biaya 53 Rudy Kurniawan, Materi Praktikum LKS Pegadaian Syariah, 14 April 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010, h. 12. 68 administrasi, untuk menghindari praktik riba, maka pengenaan biaya administrasi pada pinjaman dengan cara sebagai berikut: a. Harus dinyatakan dalam nominal, bukan presentase. b. Sifatnya harus nyata, jelas, pasti, serta terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan untuk terjadinya kontrak. Kategori marhun dalam akad yang dimaksud adalah berupa barang-barang yang tidak dapat dimanfaatkan atau dikelola, kecuali dengan cara menjualnya. Karena berupa barang bergerak saja, seperti emas, barang elektronik, dan barang lainnya. Selain itu, tidak ada bagi hasil yang harus dibagikan, sebab akad ini hanya akad yang berfungsi sosial. Namun, dalam akad ini mengharuskan sejumlah ongkos yang harus dibayar oleh pihak rahin kepada murtahin sebagai pengganti biaya administrasi yang dikeluarkan oleh pihak murtahin. Tata cara pelaksanaan gadai emas yang dilakukan oleh UPCS Lebak Bulus yaitu sebagaimana berikut: a Prosedur Memperoleh Pinjaman Marhun Bih Untuk memperoleh pinjaman uang marhun bih dikantor pegadaian syariah maka seorang nasabah rahin harus menyanggupi syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana berikut: 1 Memperlihatkan KTP atau kartu identitas lainnya yang masih berlaku; 2 Membawa barang gadai marhun berupa emas yang memenuhi syarat atau barang bergerak; 3 Kepemilikan barang merupakan milik pribadi; 69 4 Adanya surat kuasa dari pemilik barang apabila dikuasakan dengan disertai materai dan KTP asli pemilik barang; 5 Menandatangani akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Rahn SBR. b Tata cara pelaksanaan pencairan pinjaman Marhun Bih dikantor pegadaian syariah adalah sebagaimana berikut: 1 Calon nasabah rahin mengisi formulir permintaan pinjaman FPP dan menandatanganinya; 2 Calon nasabah rahin mendatangi loket penaksir dan menyerahkan barang gadaian emas untuk ditaksir nilainya; 3 Calon nasabah menandatangani Surat Bukti Rahn SBR dengan menyetujui akad rahn dan akad ijarah, kemudian calon nasabah menuju loket kasir untuk menerima pencairan pinjaman Marhun Bih. Gambar 4.3 Skema Tata Cara Memperoleh Pinjaman 4. Permohonan dan Penyerahan Barang bergerak Nasabah 5. Informasi penetapan jumlah pinjaman Penaksir barang 6. Pencairan marhun bih Pencairan uang pinjaman Kasir 70 Keterangan: 1 Nasabah langsung datang ke murtahin dalam hal ini penaksir dan menyerahkan emas yang akan digadaikandijaminkan dengan menunjukan bukti identitas diri, seperti KTP, Paspor, atau keterangan identitas lainnya, atau surat kuasa jika pemilik barang tidak bisa datang dan menguasakannya kepada orang lain; 2 Barang jaminan akan diteliti kualitasnya oleh penaksir untuk ditaksir dan ditetapkan harganya. Setelah taksiran didapatkan maka ditetapkan jumlah uang pinjaman oleh penaksir dimana jumlah uang pinjaman lebih kecil dari harga pasar nilai barang emas. Hal ini merupakan cara pegadaian untuk meminimalisir kerugian yang dapat terjadi dikemudian hari. Pada tahap ini pula, nasabah rahin akan menandatangani dua akad, yaitu akad rahn dan akad ijarah; 3 Selanjutnya, uang pinjaman marhun bih dapat diambil oleh nasabah di bagian kasir, setelah mendapat potongan biaya administrasi dan biaya ijarah pinjaman. 54 c Prosedur Pelunasan Kredit Gadai Emas Syariah Proses pelunasan uang pinjaman marhun bih dan pengambilan barang gadaian emas di kantor pegadaian syariah adalah sebagai berikut: 1 Setiap saat uang pinjaman dapat dilunasi tanpa harus menunggu habisnya jangka waktu akad jatuh tempo; 2 Proses pengembalian pinjaman marhun bih sampai penerimaan kembali barang gadaianpinjaman, tidak dikenakan biaya apa-apa, kecuali membayar jasa simpanan sesuai tarif yang berlaku. Prosedur pelunasan uang pinjaman dapat dilihat pada skema dibawah ini. Gambar 4.4 Skema Tata Cara Pelunasan Pinjaman 54 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, Jakarta:Sinar Grafika, 2008, h. 74-75. 71 1. Pelunasan Pinjaman Nasabah 2. Informasi Pelunasan pinjaman Kasir 3. pengambilan barang Petugas penyimpan marhu Keterangan: 1 Nasabah mendatangi langsung ke murtahin dalam hal ini kasir dengan membawa SBR Surat Bukti Rahn; 2 Barang gadaian emas akan dikeluarkan oleh petugas gudang; 3 Barang gadaian emas dikembalikan kepada nasabah rahin. d Pelunasan Uang Pinjaman Marhun Bih Surat bukti pada pegadaian syariah disebut surat bukti rahn, dimana pada surat bukti rahn tersebut tertera nama rahin, alamat, profesi rahin, tujuan pinjaman, golongan, tanggal akad, jatuh tempo, tanggal lelang. Dari tanggal akad ke tanggal jatuh tempo, jangka waktunya adalah 4 bulan atau selama 4 bulan nasabah tersebut bisa menebus atau melakukan pelunasan. Dimana pelunasan tersebut sebesar uang pinjaman UP + Ijaroh jasa simpan. Ijaroh tersebut terhitung per 10 hari dari akad kredit, jika lama pinjaman selam 25 hari berarti pelunasannya sebesar uang pinjaman UP + Ijaroh x 3. 55 Tindakan yang dilakukan pegadaian syariah jika nasabah tidak bisa melunasi sesuai pada waktunya: 55 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, Jakarta:Sinar Grafika, 2008, h. 76-78. 72 Biasanya nasabah tersebut akan dihubungi oleh pihak pegadaian sebagai pemberitahuan karena waktu sudah hampir mendekati jatuh tempo, jika nasabah tersebut tidak datang juga, maka sesuai dengan perjanjian pada Surat Bukti Rahn barang tersebut akan dilelang sesuai dengan tanggal lelang yang tertera pada Surat Buktu Rahn. e Sistem Perpanjangan dan Pelelangan Gadai Emas pada Pegadaian Syariah. Rahin dapat memilih cara pelunasan sekaligus atau dengan cara cicilan, sehingga memudahkan dan tidak memberatkan. Jika masa 4 bulan habis dan rahin belum dapat melunasi, maka dengan mengajukan permohonan, serta menyelesaikan biayanya, maka jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang 4 bulan lagi, dan seterusnya dilakukan penjualan atau pelelangan. Lelang sebagai upaya eksekusi terhadap barang jaminan juga dilakukan di Pegadaian Syariah. Lelang merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh Kantor Cabang Pegadaian Syariah apabila ada nasabahnya yang wanprestasi. Sebelum lelang akan dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1 Memberikan peringatan secara lisan melalui telpon; 2 Memberikan surat peringatan secara tertulis; 3 Pendekatan persuasif atau kekeluargaan dengan jalan meminta nasabah datang ke Kantor Cabang Pegadaian Syariah atau pihak Pegadaian Syariah akan mendatangi rumah nasabah untuk melakukan negosiasi dalam rangka mencari solusi dari masalah wanprestasi nasabah, antara lain dengan jalan:  Gadai ulang;  Penambahan plafon;  Mengangsur; 73  Menjual sendiri obyek jaminan;  Penjualan obyek jaminan dilakukan oleh pihak pegadaian denganmelalui proses lelang Lelang akan dilaksanakan apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penerima gadai rahin masih tidak dapat melunasi uang pinjamannya, maka akan dilakukan proses lelang. Adapun proses pelelangan barang jaminan adalah sebagai mana berikut: 1 Satu minggu sebelum pelelangan, diberitahukan kepada nasabah yang barangnya akan dilelang; 2 Ditetapkan harga emas pegadaian pada saat pelelangan, dengan margin ditetapkan sesuai dengan besarnya plafon untuk pembeli; 3 Sudah ada standar harga minimum untuk pelelangan. Agar tidak terjadi kecurangan diantara para pembeli sehingga akan merugikan pihak pegadaian; 4 Hasil pelelangan akan digunakan untuk biaya penjualan 1 dari harga jual, biaya pinjaman 4 bulan, dan sisanya akan dikembalikan ke nasabah; 5 Sisa kelebihan yang tidak diambil selama 1 tahun, akan diserahkan ke baitul maal yang terakriditasi. 56 Sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan baik pegadaian syariah maupun pegadaian konvensional pada dasarnya hampir sama. Berikut akan dijelaskan sistem perpanjangan dan pelelangan barang jaminan. 56 Sasli Rais, Pegadaian Syariah Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: UI Press, 2005, h. 158. 74 Uang kelebihan = Harga lelang – Uang pinjaman – Jasa simpanan – Biaya lelang penjualan 1 Sistem perpanjangan pada pegadaian syariah yaitu jika nasabah tersebut belum bisa melunasi, maka ia bisa membayar Ijarohnya saja sebesar 10 hari x 12, karena lamanya jatuh tempo adalah 4 bulan + dengan biaya administrasi setelah nasabah membayar perpanjangan maka oleh pegadaian dibuatkan surat baru dengan tanggal akad terhitung dari saat ia membayar biaya ijaroh tersebut dan jatuh temponyapun adalah 4 bulan ke depan. Biasanya oleh pegadaian barang akan ditaksir kembali, jika taksirann naik, nasabah bisa menambah uang pinjamannya. Biasanya pegadaian akan menyarankan untuk menambah uang pinjamannya dan tambahan itu akan dipotong untuk biaya Ijaroh dan administrasi, jika ada selisih nasabah tersebut akan menerima sisanya. 2 Sistem pelelangan yaitu barang akan dijual kepada umum dengan harga sesuai dengan harga pasar saat itu. Setelah barang tersebut terjual, maka hasilnya akan dipotong biaya lelang. Uang kelebihan = Harga lelang – Uang pinjaman – Jasa simpanan – Biaya lelang penjualan. Pegadaian syariah dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman, maka barang jaminan perlu ditaksir terlebih dahulu. Untuk menaksir nilai jaminan yang dijamin, maka perum pegadaian memiliki ahli taksir yang dengan cepat menaksir, berapa nilai rill barang jaminan tersebut. Biasanya nilai taksiran lebih rendah dari nilai pasar. Hal ini 75 dimaksudkan apabila terjadi kemacetan terhadap pembayaran pinjaman, maka dengan mudah pihak pegadaian melelang jaminan yang diberikan nasabah dibawah harga pasar. Disamping itu, pegadaian juga memiliki timbangan, serta alat ukur tertentu, misalnya untuk mengukur karat emas atau gram emas. Tujuan akhir dari taksiran itu adalah untuk menentukan besarnya jumlah pinjaman yang dapat diberikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 91-95 dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pula pinjaman yang akan diperoleh. 57

2. Prosedur Penaksiran Barang Jaminan