BAB III KH. M.CHAEDAR DAN PONDOK PESANTREN NURUL FALAH
A. Biografi KH. M. Chaedar
KH. M. Chaidar ialah seorang kiai, atau guru besar, menurut kebiasaan yang diungkapkan para santri, beliau merupakan kepala rumah tangga
sekaligus tokoh masyarakat yang memiliki karismatik dalam membina dan mengembangkan ilmu agama baik kepada santri, masyatakat, maupun kepada
para tokaoh Alimul Ulama se-Banten, dengan ciri khasnya yang memiliki kepribadian yang santun, keramahtamahan, tidak pandang bulu dalam
bersosialisasi dengan masyarakat, baik dari kalangan santri, pejabat, orang miskin maupun orang kaya, beliau selalu mengedepankan akhlakul karimah
sehingga kiai yang memiliki jiwa sosial yang sangat mudah untuk bersosialisasi dengan masyarakat dari berbagai kalangan yang lebih
mengedepankan dan menyamaratakan golongan masyarakat dihadapan beliau, tidak membeda-bedakan dalam menata dan menjamu para tamu yang
berkunjumng ketempat kediaman beliau. Kiprahnya dibidang dakwah memiliki sepak terjang yang kritis dan kepedulian tinggi terhadap dunia
pendidikan dan ilmu pengetahuan. KH. M. Chaidar dilahirkan di Kp. Cigodeg keceamatan petir
kabupaten serang, pada tanggal 5 Juli 1923. beliau merupakan putra kedua dari kelima bersaudara keturunan dari pasangan KH. Emed Zuhri dan Ny.
Hj.Mahdiyah, semasa kecil beliau hidup dilingkungan yang bernuansa
45
keagamaan yang amat kental dengan pendidikan keagamaan yang di arahkan dan dijejali berbagai ilmu agama Islam dari hasil gemblengan ayahnya KH.
Emed Zuhri, KH. M. Chaidar meneruskan pendidikan ilmu kepesantrenannya ke beberapa pesantren yang ada di Jakarta dan tanah Jawa, diantaranya di
pesantren Al Khoiriyah Tanah Abang sekitar tahun 1939, kemudian melanjutkan pendidikan ke pesantren salafiyah di Purwakarta, tepatnya di
Desa Preled, Purwakarta, Jawa Barat yang di asuh oleh KH. Buya Bakri sekitar tahun 1942, dan melanjutkan kepesantren lainya yang ada di Jawa
Barat. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu, beliau memutuskan bermukim di desa istrinya Ny.Hj. Hamdanah Putri dari KH.Azhari Yang terletak di desa
Ci Meong yang berjarak satu kilo dari desa Kaung Caang dan berhijrah ke desa Kaung Caang atas permintaan tokoh masyarakat Kaung Caang olieh
Abah Acuk, dan abah Anggawi selaku tokoh masyarakat yang ingin memakmurkan desanya dengan pendidikan yang siap untuk mewakapkan
sebagian tanahnya untuk kepentingan pendidikan.
1
Hingga sampai sekarang KH. M. Chaedar mengamalkan ilmunya dan mengabdikan dirinya untuk masyarakat dan mengembangkan pesantren Nurul
Falah. Keadaan pondok pesantren Nurul Falah dari tahun ketahun hingga sekarang mengalami kemajuan yang cukup signifikan dengan menerapkan
berbagai ilmu pengetahuan yang tidak kalah bersaing dengan pendidikan yang ada pada umummya.
2
1
Wawancara Peribadi dengan Drs. Yayan Mozayan, Pandeglang, 27 November 2008
2
Wawancara Pribadi dengan Ust. Ato Jumrata, Pandeglang, 27 November 2008
B. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Falah