Kebijakan Ketenagakerjaan Pada Masa Orde Baru

dan Perlindungan Ketenagakerjaan PPK, sudah banyak menimbulkan kontroversi, karena pertama-tama dianggap tidak berpihak kepada kepentingan buruhpekerja dan cenderung lebih mengadopsi kepentingan pemilik modal, nasional dan terutama internasional, serta tidak cukup mempertimbangkan dampak negatifnya terhadap buruhpekerja Indonesia. Didalam Undang-undang ini di antaranya juga mengatur tentang kebijakan seperti Upah minimum, Outsourcing kontrak kerja, mogok kerja, pemutusan hubungan kerja. 30 Meliputi hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan memperkerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. 31 Bahwa sudah banyak penelitian yang menunjukan penekanan terhadap efesiensi secara berlebihan untuk semata-mata meningkatkan investasi guna mendukung pembangunan ekonomi melalui kebijakan upah murah dan berakibat kepada hilangnya keamanan kerja job security bagi buruh pekerja Indonesia, karena sebagian besar buruh pekerja tidak akan lagi menjadi buruh pekerja tetap tetapi menjadi buruhpekerja kontrak yang akan berlangsung 30 Lihat Putusan Perkara Nomor 012PUU-I2003, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. seumur hidupnya. Hal ini lah yang dikatakan oleh sebagian kalangan sebagai suatu bentuk ”perbudakan zaman modern” modern formed of slavery atu modern slavery. Status sebagai buruh pekerja kontrak ini pada kenyataannya berarti juga hilangnya hak-hak dan tunjangan-tunjangan kerja maupun jaminan-jaminan kerja dan sosial yang biasanya dinikmati oleh mereka yang bisanya mempunyai status sebagai buruh pekerja tetap, yang demikian amat potensial menurunkan kualitas hidup dan kesejahteraan buruhpekerja Indonesia, dan karena buruh pekerja merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia, pada akhirnya juga akan menurunkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya. 32 Saat ini hukum Ketenagakerjaan mendasarkan pada ketentuan UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam lembaran negara No. 39 Tahun 2003 dan TLN No.4279 yang hanya mencangkup materi RUU pembinaan dan perlindungan ketenagakerjaan PPK, sedangkan RUU PPHI di sahkan menjadi UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Di dalam GBHN tahun 2004 angka tentang arah kebijaksanaan ketenagakerjaan menegaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan dilakukan dengan cara mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi 31 Zaeni Asyhadie, Hukum Kerja, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta:PT. Raja Grafindo, 2007, h. 179. 32 Lihat Putusan Perkara Nomor 012PUU-I2003, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan upah, jaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan kebebasan berserikat. 33 Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, yaitu sejak tahun 2004 hingga sekarang, tampaknya ada sedikit perubahan di bidang ketenagakerjaan, ada pemangkasan dan berbagai upaya peningkatan pelayanan dan kinerja baik pekerja maupun pegawai. Ada upaya pemberatasan korupsi. Sayangnya tekad yang baik belum dapat diikuti oleh sebagian besar penduduk Indonesia yang sudah terlanjur korup dan tidak amanah di segala aspek kehidupan. 34 33 Majalah hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional No.1 Tahun 2004 Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum, h. 173. 34 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h. 27.

Dokumen yang terkait

Legal Standing dalam Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (Studi Terhadap Putusan-Putusan Mahkamah Konstitusi Tahun 2003-Januari 2007 Tentang Pengujian Undang-Undang)

4 62 98

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 100/PUU-XI/2012 PERIHAL PEMBATALAN PASAL 96 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

1 12 23

Wacana Pemberlakuan Hukum Pidana Islam Dalam Kompetensi Absolut Peradilan Agama (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/Puu-Vi/2008)

0 27 119

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS HUKUM MAJELIS KEHORMATAN HAKIM KONSTITUSI PASCA PUTUSAN PEMBATALAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2014

0 3 77

ANALISIS POLITIK HUKUM ISLAM TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

0 1 114

ANALISIS HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MENOLAK PENGUJIAN MATERIL TErHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN.

0 0 6

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA OUTSOURCING PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 27/PUU-IX/2011 MENGENAI PENGHAPUSAN PASAL OUTSOURCING DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KET.

0 0 1

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 7/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI (KAJ.

0 1 1

4 PELAKSANAAN KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 1 65

Model dan Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Pengujian Undang-Undang (Studi Putusan Tahun 2003-2012)

0 0 34