KETENAGAKERJAAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13

dan kewajiban para pihak. Pengertian hubungan industrial berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 16 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 yaitu suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang atau jasa yang terdiri atas unsur pengusaha, pekerja dan pemerintah yang didasarkan pada nilai pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Adapun bentuk kebijakan pengupahan yang melindungi pekerjaburuh diatur dalam ketentuan pasal 88 ayat 3 Undang- undang No. 13 Tahun 2003 mengenai upah minimum, kemudian pasal 99 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 setiap pekerja berhak untuk memperoleh Jaminan Sosial tenaga kerja dan pelaksanaannya diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kemudian dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 terdapat pemutusan hubungan kerja PHK berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 25 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja buruh dan pengusaha. Selain itu Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengenal bentuk penyerahan pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain. Kegiatan ini sering disebut outsourching, yaitu pendelegasian operasi dan manajemen harian dari suatu proses bisnis kepada pihak luar perusahaan penyedia jasa outsourcing. 46 46 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, h. 53. 50

BAB IV ANALISIS POLITIK HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH

KONSTITUSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN Putusan No. 012Puu-12003

A. Proses Putusan Uji Materi Undang-undang Ketenagakerjaan

Pada tanggal 18 Juni 2003 pemohon mengajukan permohonan untuk pengujian Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terhadap Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 yang diterima di kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada tanggal 15 Oktober 2003 dengan Registrasi Perkara Nomor 012PUU-I2003. Permohonan tersebut telah diperbaiki dan diterima di kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pada tanggal 21 November 2003. Proses Putusan Uji Materi Undang-undang Ketenagakerjaan ini diantaranya yaitu:

1. Pemohon

Permohonan di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia diajukan oleh berbagai organisasi serikat buruh di Indonesia, berikut daftar pemohon : NO NAMA JABATAN ORGANISASI 1. Saepul Tavip Sekjen Asosiasi Serikat Pekerja ASPEK Indonesia 2. Hikayat Atika Karwa Ketua Umum Federasi SP Logam, Elektronik, dan mesin SPSI 3. Ilhamsyah Sekjen Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia FNPBI 4. Soeparman SHR Sekjen Federasi Serikat Pekerja Nasional 5. Djufnie a. Ketua Umum Federasi SP Farmasi Kesehatan Reformasi 6. Sjaiful. Dp Ketua Umum Federasi SP Kimia, Energi, dan Pertambangan 7. Rustam. A Presiden Kongres Serikat Pekerja Indonesia 8. Nurkhasanah Munaf Ketua Federasi Serikat Buruh Indonesia Perjuangan 9. Stiyono Ketua Umum Serikat Buruh Jabodetabek SBJ 10. Moh. Jumhur Hidayat Ketua Umum GASPERMINDO 11. Sumarno Ketua DPP Garmen dan Tekstil SBSI Garteks-SBSI 12. Bambang Priyanto Sekjen DPN Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia SPISI 13. Teguh Susilo Sekjen DPP Serikat Buruh Transportasi Perjuangan Indonesia 14. Eddy Suprapto Ketua Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta 15. Rudi Hb. Dzaman Sekjen. Gabungan Serikat Buruh Indonesia 16. Aly Akbar Sekjen DPP SP Percetakan, Pers, dan Media PPMI 17. W.D.F. Rindorindo Ketua Pengurusan Besar Persatuan Guru Republik Indonesia 18. Sunarno Ketua Serikat Buruh Nusantara SBN 19. Sofyan Sekjen Federasi SP Pariwisata Reformasi 20. Sulistri Koordinator Forum Pemimpin dan Aktivis Perempuan 21. Mohammad Irfan Sekjen Serikat Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia 22. Nuryono Sekjen Serikat Buruh Perjuangan 23. Anwar Maruf Sekjen Federasi Serikat Buruh Karya Utama 24. Edi Hudyanto Sekum Federasi Serikat Pekerja Mandiri FSPM 25. Idin Rosidin Sekjen Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 26. Nikasi Ginting Sekjen Federasi Serikat Buruh Pertambangan dan Energi SBSI 27. Andi w. Sinaga Sekjen Federasi Serikat Buruh Transportasi dan Angkutan 28. Steven Iwanggin Sekjen Federasi Pelaut dan Nelayan 29. Uly Nursia Sekjen Federasi Niaga Keuangan dan Perbankan SBSI 30. Trisna Miharja Sekjen Federasi Serikat Buruh Makanan Minuman Pariwisata 31. Mathias Mehan Sekjen Federasi Serikat Buruh Kehutanan Perkayuan 32. Edward P.M Ketua FSB Logam Mesin dan Elektronik 33. Harris Manalu Ketua FSB Konstruksi Umum dan Informal 34. S. Simarmala Sekjen Federasi Serikat Buruh Pendidikan da Pelatihan 35. Ari Djoko S. Ketua Federasi Serikat Buruh Garmen Tekstil Kulit 36. Dingin Sekjen Federasi Serikat Buruh Kimia dan Kesehatan 37. Sofiati Mukadi Ketua Umum Federasi Serikat kahutindo Kuasa Hukum nya yaitu: Surya Tjandra, SH. LLM: Rita Olivia Tambunan, SH. LLM: Asfinawati, SH. B. Lucky Rossintha, SH. Pengacara Publik Lembaga Bantuan Hukum LBH Jakarta.

2. Materi Permohonan

Para pemohon pada dasarnya di dalam permohonan uji materi Undang- undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengemukakan sebagai berikut: Pertama, “Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melanggar Hak atas pekerjaan dan penghidu pan yang layak bagi kemanusiaan”, yang dimuat di dalam UUD 1945 yang menjadi dasar konstitusional untuk “memajukan kesejahteraan umum” berdasarkan Pancasila, untuk terciptanya “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Negara, selaku pihak yang yang merancang semua sejak awal, dan harus terlibat serta bertanggung jawab terhadap perburuhan dan menjamin agar mereka dapat terlindungi hak-haknya dalam bingkai konstitusi. Kedua, Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melanggar pasal 27 ayat 2 UUD 1945 mengenai “pekerjaan” dan penghidupan yang layak”, yang terkait amat erat dengan pasal 28 mengenai hak untuk berorganisasi dan berkumpul. Keduanya termuat di dalam Bab X UUD 1945 mengenai “Warga negara dan Penduduk” . Keduanya sekaligus menjadi jaminan konstitusional bagi warga negara umumnya dan buruh khususnya, untuk

Dokumen yang terkait

Legal Standing dalam Pengujian Undang-Undang di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (Studi Terhadap Putusan-Putusan Mahkamah Konstitusi Tahun 2003-Januari 2007 Tentang Pengujian Undang-Undang)

4 62 98

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 100/PUU-XI/2012 PERIHAL PEMBATALAN PASAL 96 UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

1 12 23

Wacana Pemberlakuan Hukum Pidana Islam Dalam Kompetensi Absolut Peradilan Agama (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/Puu-Vi/2008)

0 27 119

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STATUS HUKUM MAJELIS KEHORMATAN HAKIM KONSTITUSI PASCA PUTUSAN PEMBATALAN UNDANG UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2014

0 3 77

ANALISIS POLITIK HUKUM ISLAM TERHADAP UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

0 1 114

ANALISIS HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI YANG MENOLAK PENGUJIAN MATERIL TErHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1992 TENTANG PERFILMAN.

0 0 6

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA OUTSOURCING PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 27/PUU-IX/2011 MENGENAI PENGHAPUSAN PASAL OUTSOURCING DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KET.

0 0 1

STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 7/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI (KAJ.

0 1 1

4 PELAKSANAAN KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

0 1 65

Model dan Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Pengujian Undang-Undang (Studi Putusan Tahun 2003-2012)

0 0 34