berlebihan ketika berada dalam situasi yang tidak jelas peraturannya seakan-akan situasi tersebut meningkatkan ketakutannya untuk membuat kesalahan dan merasa
bersalah dan pantas untuk mendapat hukuman. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, gangguan ini masuk kedalam kelompok yang memiliki kecemasan
dan ketakutan sebagai karakteristik utamanya Fitzgerald, 2009.
1,7 sampai 7,7 persen dari populasi dapat didiagnosa menderita gangguan kepribadian obsesif kompulsif dan itu lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita Ekselius et al., 2001; Fabrega et al., 1991; Weissman, 1993 dalam Susan Nolen-Hoeksema, 2007. Menurut Lauren B Alloy,at al 2005 hal ini dikarenakan
wanita secara umum lebih emosional dan lebih empati daripada pria. Pria secara umum, lebih asertif, percaya diri, dan lebih mementingkan logika dibandingkan
wanita. Itulah sebabnya tidak mengherankan jika gangguan kepribadian yang meliputi emosional histrionik, ambang lebih sering terjadi pada wanita dan
gangguan kepribadian yang mementingkan diri sendiri narsistik, antisosial lebih sering terjadi pada laki-laki.
2.1.5 Perbedaan Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif dengan
Gangguan Kecemasan Obsesif Kompulsif
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif cukup berbeda dari gangguan obsesif kompulsif. Gangguan obsesif kompulsif adalah suatu gangguan
kecemasan dimana pikiran dipenuhi dengan pemikiran yang menetap dan tidak dapat dikendalikan dan individu dipaksa untuk terus menerus mengulang tindakan
tertentu, menyebabkan distress yang signifikan dan menganggu keberfungsian sehari-hari Davidson, Kring Neale 2006. Dalam hal ini gangguan ini tidak
mencakup obsesi dan kompulsi yang menandai gangguan obsesif kompulsif. Bila penggunaan istilah yang sama menunjukkan bahwa dua gangguan tersebut
memiliki hubungan, hubungan tersebut nampaknya tidak sangat kuat. Orang- orang yang mengalami gangguan kepribadian obsesif kompulsif tidak secara
umum merasa perlu untuk mengulang-ulang aksi ritual yang merupakan gejala umum dari gangguan obsesif kompulsif Kiff, 2007
.
Pikiran dan tingkah laku yang ditemukan pada orang gangguan obsesif kompulsif jarang yang relevan dengan permasalahan hidupnya yang nyata.
Sedangkan orang dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif mengatur dengan sangat detail kegiatan-kegiatan apa saja yang harus mereka lakukan setiap
harinya Fitzgerald, 2009. Gangguan kepribadian obsesif kompulsif memperlihatkan cara interaksi yang lebih umum dengan sekelilingnya
dibandingkan dengan gangguan obsesif kompulsif, yang meliputi hanya pikiran obsesif yang spesifik dan memaksa dan tingkah laku yang kompulsif Nolen-
Hoeksema, 2007.
Orang dengan gangguan obsesif kompulsif melakukan ritual secara berulang-ulang untuk menghindari atau menghilangkan kecemasannya. Misalnya
mencuci tangan berulang kali karena merasa tangannya masih kotor. Sementara gangguan kepribadian obsesif kompulsif merupakan kondisi pervasif meliputi
filosofi kepribadian seseorang yang memiliki karakteristik perfeksionis dan rumit, mereka akan merasa cemas jika hal-hal yang mereka lakukan tidak berjalan secara
sempurna Phillipson, 2008.
2.1.6 Etiologi Gangguan