minimal terdapat pada trait neuroticism dan trait conscientiousness sebesar 27. Hal ini berarti variabel yang paling heterogen hasilnya adalah trait neuroticism
dan trait conscientiousness.
4.2.1 Kategorisasi Skor Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif
Skala gangguan kepribadian obsesif kompulsif terdiri dari 23 item dengan empat pilihan jawaban yang diberi skor 1 sampai dengan 4. Dengan demikian,
skor yang mungkin diperoleh tiap subjek berkisar dari 23 sampai 92. Peneliti membagi klasifikasi skor gangguan kepribadian obsesif kompulsif
menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Rumus untuk mengkategorisasikannya adalah:
= X ; Dengan begitu, kategorisasi yang diperoleh untuk skala gangguan Kepribadian
obsesif kompulsif adalah:
Tabel 4.4 Penyebaran Skor Gangguan Kepribadian Obsesif Komplusif
Kategori Rumus nilai
Jumlah Subjek
Persen
Tinggi 3X + nilai minimum
70 - 92 9 11,25
Sedang 2X + nilai minimum
47 - 69 71 88,75
Rendah X+ nilai minimum
23- 46 ∑ 80
100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif, sebagian besar
responden memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sedang dengan jumlah 71 orang 88,75 atau dapat dikatakan hampir seluruh
responden dari total responden yang berjumlah 80, dan ada 9 responden dengan presentase 11,25 memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif tinggi.
4.2.2 Kategorisasi Skor Trait Big Five
Skala trait big five terdiri dari 5 trait yaitu neuroticism, extraversion, agreebleness, openess
dan conscientiousness. Masing-masing trait memiliki jumlah item yang berbeda-beda. Neuroticism terdiri dari 14 item, extraversion 11
item, kemudian agreebleness dengan 12 item, openess memiliki 10 item dan conscientiousness
17 item. Skala tersebut menyediakan empat pilihan jawaban yang diberi skor 1 sampai dengan 4. Dari tabel 4.3 telah diketahui mean dan
standar deviasi masing-masing trait tersebut. Karena tiap trait memiliki jumlah item yang berbeda sehingga untuk mengkategorikannya perlu dilakukan
perhitungan standar baku z-score. Rumus untuk mencari z-score adalah
jadi total skor pada tiap trait dikurangi dengan nilai meannya dan dibagi dengan standar deviasinya. setelah semua item telah distandar baku-kan kemudian item-
item tiap trait itu dibandingkan skornya satu sama lain, skor z-skor yang paling tinggi dari kelima item tersebut lah yang termasuk dalam pengkategorian. Berikut
ini adalah hasil kategorisasi yang diperoleh oleh masing-masing trait.
Tabel 4.5 Kategorisasi Skor
Trait Big Five
Trait big five Jumlah
subjek Persentase
Kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
Tinggi Sedang Rendah
neuroticism 23 28,75
2 21
extraversion 23 28,75
4 19
agreebleness 10 12,5
1 9
openess 11 13,75
1 10
onscientiousness 13 16,25
1 9
Total 80 100
9 71 0 Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat ada 23 responden atau 28,75
yang termasuk dalam trait neuroticism dengan dua orang memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif tinggi dan 21 orang
kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sedang. Kemudian ada 23 responden yang memiliki trait extraversion dominan dalam dirinya atau
sebesar 28,75 responden dengan 4 orang yang kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif tinggi dan 21 orang pada taraf sedang. Selanjutnya
trait agreebleness ada 10 responden yang tergolong dalam trait ini atau 12,5 ,
ada 9 orang yang memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif dalam taraf sedang dan satu orang dengan taraf kecenderungan tinggi.
Selain itu trait openess ada 10 responden yang masuk kategori trait tersebut dengan 1 orang yang memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif tinggi dan 10 orang pada taraf sedang. Terakhir trait conscientiousness ada 13 responden atau 16,25 masuk dalam kategori ini dengan 1 orang yang
memiliki kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif tinggi dan 9 orang pada tingkat sedang. Maka dapat dikatakan bahwa responden dalam
penelitian ini dominan termasuk dalam trait neuroticism dan extraversion, masing-masing sebanyak 23 responden kemudian responden yang paling banyak
memiliki kecenderungan gangguan kepribadian tinggi ada pada trait extraversion sebanyak 4 orang.
4.3 Uji
Hipotesis
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dengan rumus korelasi Person. Dalam penghitungannya, peneliti menggunakan
program SPSS versi 11.50. berikut ini adalah hasil penelitiannya.
Tabel 4.6 Uji Korelasi
trait neuroticism dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
neuroticism gang
kepribadian obsesif
kompulsif neuroticism
Pearson Correlation 1
-.104 Sig. 2-tailed
. .359
N 80
80 gang kepribadian
obsesif kompulsif Pearson Correlation
-.104 1
Sig. 2-tailed .359
. N
80 80
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai korelasi antara trait neuroticism dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebesar -1,104 dengan nilai
signifikansi 0.359 berarti hubungan tersebut tidak signifikan sehingga Ho1 diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait neuroticism
dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan.
Tabel 4.7 Uji Korelasi
trait extraversion dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
extraversion gang
kepribadian obsesif
kompulsif extraversion
Pearson Correlation 1
.114 Sig. 2-tailed
. .315
N 80
80 gang kepribadian
obsesif kompulsif Pearson Correlation
.114 1
Sig. 2-tailed .315
. N
80 80
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai korelasi antara trait extraversion dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif sebesar 0,104 dengan nilai
signifikansi 0.315 berarti hubungan tersebut tidak signifikan sehingga Ho2
diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait extraversion dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan.
Tabel 4.8 Uji Korelasi
trait agreebleness dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
agreebleness gang
kepribadian obsesif
kompulsif agreebleness
Pearson Correlation 1
.299 Sig. 2-tailed
. .007
N 80
80 gang kepribadian
obsesif kompulsif Pearson Correlation
.299 1
Sig. 2-tailed .007
. N
80 80
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara trait agreebleness
dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif dengan nilai 0,299 dengan taraf signifikansi 0,007 berarti hubungan tersebut signifikan pada
probabilitas 1 sehingga Ho3 ditolak. Tanda positif menyatakan bahwa semakin tinggi skor trait agreebleness maka semakin tinggi kecenderungan gangguan
kepribadian obsesif kompulsif.
Tabel 4.9
Uji Korelasi trait openess dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
openess gang
kepribadian obsesif
kompulsif Openess
Pearson Correlation 1
.329 Sig. 2-tailed
. .003
N 80
80 gang kepribadian
obsesif kompulsif Pearson Correlation
.329 1
Sig. 2-tailed .003
. N
80 80
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara trait openess
dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif dengan nilai 0,329
dengan taraf signifikansi 0,03 berarti hubungan tersebut signifikan pada probabilitas 1 sehingga Ho4 ditolak. Tanda positif menyatakan bahwa semakin
tinggi skor trait openess maka semakin tinggi kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Tabel 4.10 Uji Korelasi
trait conscientiousness dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
conscientio usness
gang kepribadian
obsesif kompulsif
conscientiousness Pearson Correlation
1 .379
Sig. 2-tailed .
.001 N
80 80
gang kepribadian obsesif kompulsif
Pearson Correlation .379
1 Sig. 2-tailed
.001 .
N 80
80
Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat hubungan yang positif antara trait conscientiousness
dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif dengan nilai 0,379 dengan taraf signifikansi 0,001 berarti hubungan tersebut signifikan pada
probabilitas 1 sehingga Ho5 ditolak. Tanda positif menyatakan bahwa semakin tinggi skor trait conscientiousness maka semakin tinggi kecenderungan gangguan
kepribadian obsesif kompulsif.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai diskusi, kesimpulan, dan saran dari hasil penelitian
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis menggunakan perhitungan Pearson Correlation yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.
Ho1 diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait neuroticism
dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan. Dengan nilai signifikansi 0.359 0.05.
2. Ho2 diterima yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara trait
extraversion dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif pada karyawan. Nilai signifikansi 0.315 0.05. 3.
Ho3 ditolak yaitu tidak ada hubungan antara trait agreebleness dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan
karena dalam penelitian ini ditemukan ada hubungan antara trait agreebleness
dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan . Taraf signifikansi 0,007 0.01. Tanda positif
menyatakan bahwa semakin tinggi skor trait agreebleness maka semakin tinggi kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada
karyawan. 4.
Ho4 ditolak yaitu tidak terdapat hubungan yang positif antara trait openess dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada
karyawan karena dalam penelitian ini ditemukan ada hubungan antara trait openess
dengan kecenderungan gangguan kepribadian obsesif kompulsif pada karyawan. Dengan nilai signifikansi 0,003 0.01. Tanda positif