Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Narkoba kepanjangan dari narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif adalah sekelompok obat, bahan atau zat bukan makanan yang jika diminum, diisap, ditelan atau disuntikkan akan berpengaruh pada kerja tubuh, terutama otak dan sering menimbulkan ketergantungan. Karena pengaruhnya pada kerja otak, narkoba mengubah perasaan, cara berpikir dan perbuatan seseorang. 5 Pengguna narkoba semakin meningkat setiap tahunnya. Di kalangan Sekolah Menengah Pertama saja pengguna narkoba pada tahun 2007 mencapai 7.486 orang dan meningkat tajam pada tahun 2008 dengan pengguna 10.819 orang. Sedangkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas pengguna narkoba pada tahun 2007 mencapai 23.727 dan meningkat tajam pada tahun 2008 dengan pengguna 28.470. 6 Maraknya penggunaan narkoba di masyarakat merupakan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sendiri adalah pemakaian obat bukan untuk tujuan pengobatan, melainkan untuk dapat menikmati pengaruhnya. Pengaruh yang ditimbulkan narkoba adalah, timbulnya rasa senang, percaya diri, mudah menjalin hubungan akrab, ingin bergerak terus tripping. Hal ini yang menyebabkan banyak pengguna narkoba tertarik untuk mencoba. 7 Program sosialisasi yang dilakukan BNP DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti penyalahgunaan narkoba dianggap penting, 5 Lidya Harlina Martono, Menangkal Narkoba Dan Kekerasan, Jakarta: Balai Pustaka, 2006, h. 19 6 Data diperoleh dari Badan Narkotika Nasional, Buku Petunjuk Teknis Advokasi Bidang Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Lembaga Dan Instansi Pemerintah 7 Danny I. yatim, Kepribadian, Keluarga Dan Narkotika, Jakarta: Penerbit Arcan, 1986, h. 5 karena narkoba memiliki efek samping yang mengerikan. Penggunaan narkoba yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Pemakaian narkoba menyebabkan kerusakan beberapa organ tubuh hati, jantung, paru-paru dan menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya seperi kanker paru, HIVAIDS, hepatitis, bahkan gangguan jiwa. 8 Selain itu, efek samping yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba tidak hanya berpengaruh pada penyalahgunanya saja tapi juga mengganggu stabilitas keluarga dan lingkungan sosial. Penyalahguna akan melakukan apa saja agar kebutuhan untuk mengkonsumsi narkoba dapat terpenuhi. Termasuk dengan menjual benda-benda yang berada di dalam rumah, juga mencuri benda-benda berharga masyrakat untuk dijadikan uang. Sosialisasi anti penyalahgunan narkoba juga dianggap penting karena penyalahgunaan narkoba merupakan hal yang diharamkan dalam Islam. Islam sebagai agama yang diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, telah jauh sekali memperhatikan bahaya penggunaan hal-hal yang dapat memabukkan. Bahaya narkoba termasuk kedalam hal-hal yang memabukkan, dan dianalogikan seperi khamer minuman keras. 9 Seperti yang tertera dalam Al Quran, surat Al Maidah ayat 90:                 8 Lidya Harlina Martono, Menangkal Narkoba Dan Kekerasan, h. 21 9 Jefri Al-Bukhari, Sekuntum Mawar Untuk Remaja, Jakarta: Al-Mawardi, 2005, h.27 “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. QS. Al Maidah: 90 Hal ini juga dipertegas oleh sabda Rosulullah SAW: ٌماَﺮَﺣ ٍﺮْﻤَﺧ ﱡﻞٌﻛَو ٌﺮْﻤَﺧ ٍﺮِﻜْﺴُﻣ ﱡﻞُﻛ ﻢﻠﺴﻣ “Setiap yang memabukkan itu khamer dan setiap khamer adalah haram”. HR. Muslim. Hukum hadis tersebut berkaitan dengan keburukan yang diakibatkannya. pengaharaman khamr di dalam Islam disebabkan terdapat hal-hal yang memabukkan dan hilangnya akal sehat. Dengan demikian kedudukan obat terlarang yang kedudukannya sama dengan khamr di dalam agama Islam dianggap sesuatu yang haram. 10 Karena baik minuman keras, ganja, heroin dan zat adiktif lainnya dapat memabukkan dan menyebabkan kehilangan kesadaran. Pengunaan narkoba yang marak terjadi di masyarakat tidak hanya menyebabkan kerusakan pisik bagi penggunanya tapi juga melanggar hal yang diharamkan oleh agama. Maka Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta harus memiliki berbagai strategi untuk memberikan kesadaran masyarakat bahwa pentingnya menjauhkan diri, anak dan keluarga dari narkoba. selain untuk menjauhkan diri dari bahan zat berbahaya juga melaksanakan perintah Allah dengan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh-Nya. 10 Adnan Hasan Baharits, Bahaya Obat Terlarang Terhadap Anak Kita Jakarta: Gema Insani, 2004, Cet. ke-6, h. 5 BNP sebagai badan yang menanggulangi penyalahgunaan narkoba dalam pelaksanaan sosialisasi anti narkoba menggunakan dua cara. Strategi komunikasi publik penyuluhan dan strategi komunikasi melalui media cetak majalah, stiker dan leaflet. Dengan menggunakan dua strategi itu, BNP diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya narkoba tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan tanggung jawab kita bersama. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini diberi judul ”Strategi Komunikasi Badan Narkotika Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Dalam Mensosialisasikan Kesadaran Anti Narkoba ”. B . Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Peneliti mengkonsentrasikan penelitian ini hanya pada strategi komunikasi publik penyuluhan dan strategi komunikasi melalui media cetak majalah, stiker dan leaflet yang diterapkan Bidang Prevensi dan bidang Litbang-info Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba. Mengacu pada pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba? 2. Strategi komunikasi mana yang lebih efektif, yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan pentingnya kesadaran anti narkoba. Juga untuk mengetahui strategi komunikasi mana yang lebih efektif, yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan anti narkoba. 2. Manfaat Penelitian a. Segi Akademis Penelitian ini diharapkan menjadi stimulus penelitian lebih lanjut dan lebih sempurna guna memperkaya teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan strategi komunikasi. Juga dapat memberikan tambahan referensi dan perbandingan bagi studi-studi selanjutnya. Dengan demikian akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai strategi komunikasi. Penelitian ini juga diharapakan pada saatnya dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menemukan terori-teori baru mengenai ilmu komunikasi. b. Segi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan input yang positif bagi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam proses penyampaian komunikasi kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan strategi komunikasi dalam memberikan informasi mengenai bahaya narkoba di masyarakat. Dengan begitu strategi komunikasi bisa sampai kepada masyarakat secara baik.

D. Metodelogi Penelitian

1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, Sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau lembaga yang diamati. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Disini lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman kualitas data bukan kuantitas data. a. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta, beralamatkan gedung bekas Walikota Jakarta Selatan, Jl. Trunojoyo 1 No. 1, Jakarta Selatan. Tlp 021 72793133 – Fax 021 7268977. Penelitian ini hanya difokuskan pada dua bidang yang terdapat dalam BNP, Bidang Prevensi dan Bidang Litbang-Info. Dalam penelitian kualitaf, subjek penelitian ditentukan dengan purposive sampling. Menurut Nurul Zuriah dalam bukunya Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Pemilihan subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya. Dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kariteris-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. 11 11 Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2007, h.124 Dalam penelitian ini bidang prevensi dan litbang memiliki keterkaitan yang kuat dan dapat merepresentasikan kegiatan sosialisasi anti narkoba di BNP DKI Jakarta. Dalam proses penyuluhan yang dilakukan BNP DKI Jakarta, fokus sosialisasi pencegahan dan penyalahgunaan narkoba terdapat dalam dua bidang ini, sedangkan bidang yang lain fokus terhadap supremasi hukum dan rehabilitasi. Sedangkan objek penelitian ini adalah strategi komunikasi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta dalam mensosialisasikan kesadaran anti narkoba. Juga strategi komunikasi mana yang lebih efektif dalam pelaksanaan sosialisasi anti narkoba. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Peneliti melakukan teknik wawancara bebas terpimpin. Yaitu peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab dengan bebas dan terbuka secara tatap muka langsung dengan Bidang Prevensi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta. Wawancara ini dilakukan guna memperoleh informasi mengenai company profile dan strategi komunikasi yang diterapkan Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta, sehingga data yang digunakan menjadi lebih akurat dalam penelitian ini. b. Observasi Peneliti melakukan obsevasi langsung ke Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta. Observasi ini sebagai bentuk pengamatan langsung di lapangan, berguna

Dokumen yang terkait

Komunikasi Penyuluhan Anti Narkoba dan Peningkatan Kesadaran (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Komunikasi Penyuluhan yang Dilakukan Oleh Pusat Informasi Masyarakat Anti Narkoba Sumatera Utara (PIMANSU) Terhadap Tingkat Kesadaran Tentang Narkoba Pada Si

2 60 197

Kinerja Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat dalam Rangka Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Provinsi Jawa Barat

9 71 80

Strategi Komunikasi Pencegahan Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Barat Dalam Kegiatan Fasilitas Pembentukan Dan Pembinaan Desa Siaga Narkoba Di Ciamis

0 28 176

STRATEGI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG DALAM MENGHADAPI LAMPUNG ZONA MERAH NARKOBA (Studi Pada Kalangan Remaja)

4 39 102

Strategi Komunikasi Dinas tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Dki Jakarta dalam sosialisasi Program Ketenagakerjaan Dan Ketransmigrasian.

0 0 2

Badan Kepegawaian Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

0 0 22

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN NARKOTIKA PROVINSI DKI JAKARTA DALAM MENSOSIALISASIKAN KESADARAN ANTI NARKOBA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

0 0 102

UPAYA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA - Raden Intan Repository

0 2 15

BAB III DESKRIPSI UMUM BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung - UPAYA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA - Raden Intan Repository

0 0 26

UPAYA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI LAMPUNG DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA - Raden Intan Repository

0 0 11