mendukung tercapainya sistem penanggulangan yang berbasis pada penyususnan program kegiatan yang sistematik, terstruktur, professional serta akuntabel.
Disisi lain BNP DKI Jakarta dipandang perlu untuk menjadi pelopor dan motivator dalam bentuk jaringan kerja sama dengan Negara-negara lain melalui
terciptanya forum kerja sama regional ASEAN di bidang penanganan masalah narkoba.
d. Bidang Terapi dan Rehabilitasi Bidang terapi dan rehabilitasi lebih diarahkan untuk meningkatkan kualitas
terapi dan rehabilitasi dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana rumah sakit, puskesmas, klinik serta panti rehabilitasi milik pemerintah dan swasta. Dalam
penyelenggaraan rehabilitasi berpedoman pada standarnisasi pelayanan terapi dan rehabilitasi yang telah ditentukan.
Program yang dilakukan oleh bidang terapi dan rehabilitasi adalah, mensosialisasikan standar TR ke puskesmas dan rumah sakit untuk
meningkatkan pemahaman dokter puskesmas dan rumah sakit di Jakarta dalam mewujudkan standar terapi dan rehabilitasi di Jakarta. Mengadakan Pelatihan peer
educator melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan peer educator khusus konselor untuk dapat menjadi petugas yang dapat diandalkan dalam
penanganan dan penyalahgunaan narkoba.
41
41
Data diperoleh dari pak Indar Taufiq kabag Litbang-info pada saat penelitian.
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN
A. Strategi Komunikasi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta Dalam Mensosialisasikan Kesadaran Anti Narkoba
Untuk melaksanakan kebijakan atau rencana yang cermat mengenai kegiatan diperlukan adanya strategi. Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan yang direncanakan sebuah lembaga atau perusahaan. Begitu juga dalam sosialisasi anti narkoba, sosialisasi erat hubungannya dengan komunikasi. Dalam
sosialisasi anti narkoba peran komunikasi sangat besar, karena komunikasi menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam melakukan sosilasisai anti
narkoba. Untuk tercapainya komunikasi yang baik dan efektif, diperlukan strategi
dalam menjalankannya. Sesuai dengan pendapat Fred R. David, dalam bukunya Manajemen Strategi Konsep yang dikutip dalam bab 2 skiripsi ini, maka strategi
memerlukan tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaannya. Tahapan-tahapan tersebut adalah, perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi.
Ketiga hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam melaksanakan strategi komunikasi.
1. Perumusan Strategi
Sebelum melaksanakan strategi komunikasi untuk mensosialisasikan kesadaran anti narkoba dibutuhkan perumusan strategi agar strategi dapat berjalan
dengan lancar dan efektif. Sebelum melakukan srategi Bidang Prevensi Badan Narkotika Nasional menentukan program besar di awal tahun. Program besar ini
yang nantinya akan menjadi acuan bidang prevensi dalam melaksanakan strategi komunikasi setahun ke depan. Misalnya untuk sosialisasi pada lingkungan
sekolah, artinya sosilisasi bisa saja diberikan kepada siswa SMA, SMP, SD, dan TK, juga guru-guru. Untuk komunitas program pelatihannya seperti, pelatihan
kader di lingkungan organisasi dan pelatihan bagi pemuda. Program besar yang telah dibuat awal tahun hanya dijadikan acuan
perencanaan untuk satu tahun ke depan, sedangkan untuk memudahkan dalam pelaksanaannya dilakukan rapat triwulan. Fungsi dari rapat ini untuk lebih
memerinci program yang akan dilaksanakan dan menentukan sasaran dari program besar yang telah dibuat awal tahun. Jika di dalam program besar belum
ditentukan, apakah yang menjadi sasaran sosialisasi itu siswa sekolah atau guru sekolah, maka dalam rapat triwulan ini sudah ditentukan sasaran sosialisasinya.
Dengan mengetahui sasaran sosialisasi, bidang prevensi dapat menentukan pula materi apa yang akan diberikan dan siapa narasumber untuk sosialisasi itu.
Untuk menentukan sasaran mana yang akan diberikan sosialisasi, biasanya tergantung channel dan ketersediaan data. Data ini menetukan sekolah atau
instansi mana saja yang tersedia link dan nomor teleponnya. Selain menentukan program, bidang prevensi juga menentukan budget
anggaran yang tersedia untuk setiap programnya. Penentuan budgeting dari awal sudah ditentukan batasannya. Artinya program-program yang sudah direncanakan
awal tahun dan disetujui mendapat anggaran sesuai dengan pengajuan program, sedangkan sosialisasi yang di luar program tidak mendapat anggaran.
Dalam rapat perencanaan hanya melibatkan bidang prevensi dengan mitra sosialisasi, Jadi tidak melibatkan bidang-bidang lain selain bidang prevensi.
Seperti sosialisasi dengan para perwakilan organisasi pemuda, yang dilibatkan dalam perencanaan hanya bidang prevensi dan ketua dari tiap-tiap organisasi
pemuda yang mengikuti sosialisasi. Tujuannya perencanaan ini agar bidang prevensi mengetahui sasaran sosialisasi dan materi apa yang tepat untuk diberikan
kepada peserta sosialisasi. Selain melaksanakan program-program yang telah ditentukan awal tahun,
bidang prevensi juga kerap kali menjalankan sosialisasi di luar program yang telah ditentukan. Sosialisasi di luar program ini merupakan kerjasama antara bidang
prevensi dengan sekolah dan instansi-instansi lain. Sekolah atau instansi terkait menjadi pelaksananya, sedangkan bidang prevensi hanya menjadi supervisinya.
Proses perencanaan untuk sosialisasi di luar program sama dengan kegiatan sosialisasi yang sudah terprogram. Artinya bidang prevensi bertemu dengan mitra
yang mau melaksanakan program penyuluhan. Hal ini dilakukan untuk menentukan materi yang akan diberikan.
Untuk mensukseskan sosialisasi anti narkoba, Bidang prevensi bekerjasama dengan instansi-instansi lain. Bidang prevensi, bidang yang bergerak
dalam mensosialisasilkan anti narkoba memiliki tiga bagian. Untuk bagian lingkungan sekolah, bidang prevensi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
Dinas pendidikan yang nantinya akan mencari sasaran sosialisasi, untuk acara dan pembicara akan ditangani langsung oleh bidang prevensi. Berbeda dengan
lingkungan sekolah, bagian komunitas, bekerja langsung dengan sasarannya. Seperti ibu-ibu PKK dan organisasi pemuda.
BNP juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk mensponsori acara-acara besar seperti, peringatan hari anti narkoba internasional. kerjasama ini
biasanya berupa barang, seperti buku, modul, leaflet, poster. Desain ditentukan oleh BNP, dan barang-barang tersebut digunakan untuk membantu program
sosialisasi. Table 2
Program Kerja Bidang Prevensi Badan Narkotika Provinsi DKI Jakarta 2010
WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM KERJA
Triwulan pertama Januari, Februari dan Maret
1. Rakor 2. Life Skill Feer Educator Bagi Siswa
SlTP 3. Life Skill Dasar Konseling Bagi
Pembina SATGAS Sekolah 4. Community Base Unit Tempat Ibadah
5. Life Skill Penyuluh Di Organisasi Sosial
6. Parenting Skill
Triwulan Kedua April, Mei dan Juni
1. Life Skill Feer Educator Bagi Siswa SLTP
2. Life Skill Dasar Konseling Bagi Pembina Satgas Sekolah
3. Life Skill Media Komunikasi, Informasi Dan Edukasi Perguruan
Tinggi 4. Life Skill Pencegahan Bagi Guru TK
Dan SD