Bagaimana penyusunan rencana BNP DKI Jakarta sebelum
sendiri, dengan mengajukan proposal ke BNP dan kita bantu dengan memberikan pembicara. Artinya kalau kita mengadakan acara lebih banyak yang datang.
Secara kasarnya seperti itu tapi kalau untuk penelitiannya secara langsung belum ada.
Q. Apa saja hambatan dalam sosilisasi?
A. Hambatannya sosialisasi itu seringkali kemauan kita dengan mitra sosilisasi tidak nyambung, kadang-kadang juga agak sulit. Misalnya gini, kami ini udah
lama bikin kegiatan jadi yang sekarang ini sosialisasi tingkat lanjutan. Artinya untuk tingkat lanjutan ini kita tidak lagi membicarakan bahaya narkoba tapi sudah
masuk komunikasi effektif misalnya, terus menjadi teman sebaya feer educator, bagaimana sih cara ngajak orang, memberi tahu orang untuk menghindari narkoba
tapi jangan ditakut-takutin semacam itu yang kita sampaikan. Cuma kadangkala kesulitan di masyarakat, jadi kita minta kemarin yang
sudah dilatih ya, yang datang ternyata mulai lagi dari baru. Mereka seringkali karena tidak formal ya, karena organisasinya tidak formal udahlah seadanya orang
saja yang penting mencukupi quota, 60 atau 100 peserta. Jadi akhirnya seleksi pesertanya agak sulit. Nah kalau di sekolah masih agak sama lah, karena mereka
pengatahuannya sama. Misalnya kelas satu saja, kita kasih pengetahuan dasar narkoba. Kesulitannya adalah ketika kita ingin kelanjutkan sosialisasi tingkat
lanjut pesertanya sudah lulus duluan. Untuk anggran, sebetulnya yang menjadi kendala adalah besarnya wilayah
dengan anggaran, walaupun di DKI ini sudah yang paling besar dibandingkan dengan BNP daerah lain se Indonesia ini. Padahal semua anggaran sudah
dialokasikan ke BNP, kalau dulu Dinas Pendidikan misalnya atau instansi pemerintah lainnya punya angggaran sendiri untuk sosialisasi narkoba jadi mereka
bisa mengadakan acara sendiri, kalau sekarang budget itu dialokasikan ke BNP semua.
Masalah budget tidak dialokasikan ke wilayah kotamadaya lainnya, artinya anggaran yang telah ditetukan untuk BNP hanya untuk BNP saja sedangkan BNK
dan UNK memiliki anggaran sendiri untuk melaksanakan sosialisasi. Tapi masih dirasa sangat kurang, apalagi bidang prevensi mendapat anggaran yang kecil.
Kalau bidang lain, sekali mengadakan pelatihan anggaran yang disediakan mencapai 300 juta kalau prevensi hanya 50 juta. Dana yang sediakan seringkali
habis untuk menyewa tempat, seminar kit, dll.
Q. Bagaimana evaluasi dari program-program sosialisasi ?
A. Sebetulnya kalau saya mau jujur ya, kekurangan pasti ada, kelemahan kita karena kita koordinasi tingkat provinsi seringkali program hit and run, artinya
satu kali kita pelatihan untuk sekolah disini, besoknya kita pindah sosialisasi ke tempat lain. Jadi dalam waktu lima tahun kita belum tentu dapat kembali ke
tempat sosialisasi awal tempat kita memberi penyuluhan. Kecuali atas kemauan sendiri, sekolah-sekolah swasta atau instansi-instansi mereka bisa saja
mengundang kita lagi berarti materinya sekarang ditingkatkan. Tapi lebih banyak dari mereka yang menunggu.
Sebenarnya juga ada rencanya BNP nantinya hanya akan menangani perguruan tinggi saja, perguruan tinggi kan levelnya memang di provinsi. SMA
dan SMP nantinya ditangani BNK. Kalau untuk level SD kan di kelurahan ada, jadi yang menangani P2NK. Sampai saat ini BNK nya belum sanggup karena
keterbatasan SDM nya akhirnya kita juga yang turun tangan untuk sosialisasi SMA.
Beberapa tahun terakhir semua program yang telah direncanakan dapat tercapai semuanya. Ada keharusan ya harus dihabiskan akan berpengaruh pada
kinerja dan dapat teguran dari atasan. Berhubung tahun 2010 ini BNP pada masa transisi kita mau diikutkan dengn BNN, struktural di bawah BNN. UUD 35 kalo
nggak salah. Sebetulnya bukan berdampak langsung pada program kerjanya, tapi pada kepemimpinannya. Ada pergantian pemimpin BNP, terus juga ada program
yang dianggap tidak perlu dijalankan dulu. Juga banyak rapat-rapat yang difokuskan untuk memikirkan bagaimana badan ini kedepannya.
Q. Mengapa materi yang diberikan berbeda?
A. Karena beda sasaran, beda topik. Kalau untuk anak SMA kita sudah bisa bilang ini loh bahaya narkoba, tapi kalau untuk anak SD kita tidak bisa bilang begitu.
Pertama, pikiran mereka belum sampai. Ini loh makanan yang sehat, kamu harus