Wawancara Diagnosis Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) dan Wawancara Diagnosis pada Konsep Sel,
miskonsepsi dapat terjadi pada siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa miskonsepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dan proses
pembelajaran siswa, adapun solusi yang ditawarkan Mehmet Bahar adalah dengan cara menggunakan teknik perubahan konseptual.
60
Dang Sabli menyimpulkan dalam skripsinya “Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliya
h MA Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Lingkungan”. Berdasarkan penelitiannya, metode CRI efektif dalam mengidentifikasi siswa
yang paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep sehingga dapat menghasilkan data kecenderungan siswa mengalami miskonsepsi sebesar 30,2 ,
paham konsep sebesar 41,4 , dan siswa tidak paham konsep sebesar 28,5 .
61
Ceren Tekkaya, dalam penelitiannya “Misconception as Barrier to Understanding Biology
”, bermaksud untuk mendukung agar proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan bermakna dengan melakukan studi untuk mencari
penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa agar miskonsepsi tersebut dapat diperbaiki.
62
Dalam penelitiannya yang berjudul “Remediasi Miskonsepsi Mahasiswa Calon Guru Fisika pada Konsep Gaya Melalui Penerapan Model Siklus Belajar
Learning Cycle 5 E”, Taufiq menyatakan bahwa penggunaan metode Certainty
of Respon Index CRI sangat membantu dirinya untuk memetakan miskonsepsi yang dialami mahasiswa.
63
Nurayu Fitriana menyimpulkan dalam skrip sinya yang berjudul “Analisis
Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada Konsep Stoi kiometri”. Penelitiannya
menunjukan bahwa metode CRI efektif untuk menganalisis miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Berdasarkan kesimpulannya, Fitriana menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi siswa adalah kurang
60
Mehmet Bahar, “Misconceptions in Biology Education and conceptual Change Strategies”, Kuram ve Uygulamada Egitim BilimleriEducational Sciences: Theory and Practice, Vol. 1, 2003,
h. 59, http:www.academia.edu1394447Misconceptions_in_Biology_Education_and_Concept
ual_Change_Strategies
61
Dang Sabli, “Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliyah MA Kelas X pada Subkonsep Pencemaran Lingkungan”, skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2009, h.75,
tidak dipublikasikan.
62
Ceren Tekkaya, “Misconception as Barrier to Understanding Biology, Hacettepe Universitesi Egiti
m Fakultesi Dergisi”, Vol. 23, 2002, h. 265.
63
Taufiq, op. cit., h. 199.
utuhnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, kurang kuatnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari sebelumnya, dan kurangnya penguatan
konsep yang diajarkan oleh guru pada proses pembelajaran, serta adanya kemungkinan siswa menarik kesimpulan yang salah dengan mendasarkan pada
bagaimana kelihatannya sesuatu dan lain sebagainya.
64
Yuyu R. Tayubi dalam penelitiannya yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi
Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index CRI”
menyatakan bahwa miskonsepsi atau kekeliruan konsepsi dipercaya dapat menghambat pada saat proses asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru pada
benak para siswanya, oleh sebab itu Tayubi mengadakan penelitian untuk mengukur miskonsepsi siswa dengan menggunakan metode CRI. Hasil uji coba
penggunaan CRI dalam pengajaran Fisika tersebut menunjukkan bahwa metode tersebut efektif digunakan untuk membedakan antara siswa yang mengalami
miskonsepsi dan yang tidak paham konsep. Selain itu penggunaannya pada proses belajar mengajar sangat dimungkinkan karena proses pengidentifikasian dan
penganalisisan hasilnya tidak memakan waktu yang lama.
65
64
Nurayu Fitriana, “Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada Konsep Stoikiometri”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 64, tidak
dipublikasikan.
65
Yuyu R. Tayubi, “Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index CRI
”, Jurnal Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 24, 2005, h. 24.