Miskonsepsi Sel yang Terjadi pada Siswa

48 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 2 8 3 5 7 4 22 18 12 14 13 11 23 9 10 21 19 16 20 17 30 34 31 35 33 29 38 27 36 37 28 32 25 24 26 B C D CRIs F Gambar 4.2 Grafik Nilai CRI untuk Jawaban Salah dan Fraksi F pada Konsep Sel Gambar 4.2 menunjukkan nilai CRIs CRI untuk jawaban salah per butir soal yang dihubungkan dengan fraksi jumlah siswa yang menjawab benar pada setiap sub konsep. Subkonsep A adalah komponen kimiawi sel, subkonsep B adalah struktur dan fungsi sel, subkonsep C adalah organel sel tumbuhan dan hewan, dan subkonsep D adalah mekanisme transpor pada membran. Tujuannya dibuat grafik tersebut adalah untuk mempermudah dalam melihat butir soal yang tidak dipahami dan butir soal yang dimiskonsepsikan siswa. Hasan, dkk menggunakan garis ambang pada angka 2,5 sebagai penentu nilai CRIs tinggi atau rendah. Seperti pada tabel 3. 10, nilai CRI yang berada di atas atau di bawah ambang 2,5 dipertimbangkan dengan menggunakan jumlah fraksi. Ambang tersebut dimaksudkan untuk menentukan salah satu kemungkinan tinggi atau rendah di zona yang tidak dapat ditentukan yaitu kisaran angka 2 sampai 3. 2 Pada soal nomor 26 nilai CRIs sebesar 2,38 CRI 2,5 hal ini mengindikasikan bahwa siswa cenderung memiliki keyakinan yang rendah dalam menjawab pertanyaan tersebut atau tidak paham konsep. Hal tersebut didukung dengan banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar yaitu sejumlah 72 siswa atau sebesar 0,90 . Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya 0,1 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal nomor 26. Sehingga dapat diputuskan bahwa pada nomor ini siswa tidak paham konsep. Pada pertanyaan nomor 17, nilai CRIs sebesar 2,18 dan nilai fraksi 0,86. Berdasarkan tabel 3.10, nomor tersebut termasuk pada kategori wrong low WL atau tidak paham konsep. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil siswa yang mengalami kesulitan miskonsepsi dalam menjawab nomor tiga, hal tersebut kemungkinan disebabkan tidak pahamnya konsep pada siswa. Pertanyaan nomor tiga nilai CRIs sebesar 2,73 dengan nilai fraksi 0,74. Seperti yang diuraikan pada paragraf sebelumnya. Nilai CRIs pada nomor ini berada pada zona 2-3. Berdasarkan ambang 2,5 dan nilai fraksi sebanyak 59 siswa menjawab benar. Sebaliknya, 0,26 atau hanya sebanyak 21 siswa yang 2 Saleem Hasan, et.al, “Misconceptions and the Certainty of Response Index CRI”, Journal of Phys. Educ, Vol. 5, 1999, h. 297. kesulitan dalam menjawab soal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa cenderung tidak paham konsep. Sedangkan nomor 30 nilai CRIs sebesar 2,58. Nilai CRIs pada nomor ini juga berada pada zona 2-3. Berdasarkan ambang 2,5 dan nilai fraksinya yang sebesar 0,09 atau hanya sebanyak 8 dari 80 siswa yang menjawab benar. Pada nomor ini nilai CRIs siswa dikatakan relatif tinggi karena jumlah siswa yang menjawab benar sangat rendah, hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa cenderung miskonsepsi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka setiap butir soal dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok yaitu butir soal yang dimiskonsepsikan siswa dan butir soal yang tidak dipahami siswa. Rekapitulasi data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Rekapitulasi Butir Soal Kategori Miskonsepsi dan Tidak Paham Konsep Berdasarkan Nilai CRIs dan F pada Konsep Sel Kategori Nomor Soal Miskonsepsi 2, 4, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 18, 20, 21, 22, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38. Tidak paham konsep 3, 5, 17, 19, 23, 24, 26, 27, 32.

1. Analisis Miskonsepsi yang Terjadi pada Siswa

Setelah diketahui pengelompokkan tingkat pemahaman siswa melalui tes objektif menggunakan CRI, maka dapat diketahui siswa yang mengalami miskonsepsi. Selanjutnya peneliti melakukan tahap wawancara pada siswa yang teridentifikasi miskonsepsi untuk mengetahui alasan siswa sehingga mereka mengalami miskonsepsi pada konsep sel. Hasil wawancaranya yaitu sebagai berikut:

a. Struktur dan Fungsi Sel

Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang subkonsep komponen kimiawi sel digunakan soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, dan 8. Persentase miskonsepsi siswa tertinggi diperoleh pada nomor 2, dan 8 yaitu sebesar 77,5 dan 41,25 . Pada soal nomor dua siswa diminta untuk menyebutkan macam-macam fungsi unit sel. Soal ini merupakan nomor yang paling banyak dimiskonsepsikan siswa yaitu dengan persentase 77,5 , hal ini juga didukung dengan rendahnya fraksi yaitu sebesar 0,09 atau hanya terdapat 7 siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. Selain itu, ketika dicari nilai CRIs pada nomor ini didapatkan nilai sebesar 3,33 2,5 sehingga dapat disimpulkan bahwa nomor ini merupakan nomor yang dimiskonsepsikan siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, Interviewee 9 memilih jawaban unit struktural terkecil, unit fungsional, dan unit genetik. Alasannya memilih jawaban tersebut adalah karena sel memiliki fungsi sebagai bagian terkecil dari makhluk hidup yaitu sebagai unit struktural, sel menjalankan fungsi-fungsi dalam sel yaitu fungsi sebagai unit fungsional, dan sel ikut berperan dalam pewarisan keturunan, sebagai fungsi unit genetik. Pada pertanyaan ini siswa salah dalam menjawab fungsi sel sebagai unit genetik dan Interviewee yakin atas jawabannya tersebut. Kemudian wawancara dilanjutkan dilakukan pada Interviewee 17 berikut merupakan dialog antara peneliti dan Interviewee : Interviewer : “Apa jawaban yang Anda berikan dan jelaskan alasannya” Interviewee 17 : “A.” Interviewer : “Apa alasannya, mengapa kamu memilih A daripada B, yang berbeda di antara keduanya hanya terletak pada fungsi terakhir yaitu unit genetik dan unit hereditas. Apakah keduanya berbeda?” Interviewee 17 : “Perbedaannya, karena kalau genetik itu adalah gen. Jadi sifatnya lebih spesifik dan inti. Sedangkan hereditas itu berkaitan dengan keturunan, lingkupnya masih terlalu besar, sedangkan sel tersebut ukurannya kecil. Tidak sesuai dengan fungsinya sebagai unit hereditas. Jadi saya pilih A, bukan B.” Berdasarkan hasil kedua wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa tidak utuh dalam memahami konsep. Siswa hanya memahami konsep secara parsial, tanpa mendalaminya kembali, sehingga siswa tertukar dalam memilih jawaban. Siswa berusaha menghubungkan konsep tersebut dengan pola pikirannya, yaitu menghubungkan istilah unit genetik dengan istilah unit hereditas. Seperti yang dikemukakan Arons, hal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam miskonsepsi pemikiran asosiatif siswa. 3 Berpikir asosiatif yaitu berpikir dengan cara menghubungkan sesuatu dengan yang lainnya. 4 Pada soal nomor delapan siswa diminta untuk memilih fungsi sel yang benar. Berdasarkan hasil penelitian, persentase siswa yang mengalami miskonsepsi sebanyak 41,25 dengan jumlah fraksi sebesar 0,4 atau hanya sebanyak 32 siswa yang dapat menjawab soal nomor delapan dengan benar. Berkaitan dengan nomor delapan, Interviewee 112 memilih jawaban E sebagai unit hereditas karena sel melakukan kegiatan proses hidup. Alasannya adalah karena sel melakukan proses kehidupan yang merupakan salah satu fungsi sel sebagai unit hereditas dan perbanyakan keturunan reproduksi juga bagian dari kegiatan proses hidup. Selain jawaban tersebut dibawah ini merupakan jawaban dari Interviewee 1: Interviewer : “Apa jawaban yang Anda berikan dan jelaskan alasannya” Interviewee 1 : “A sebagai unit struktural dasar makhluk hidup, karena sel melakukan kegiatan proses hidup.” Interviewer : “Apakah itu sesuai dengan fungsi sel?” Interviewee 1 : “Ya, disini sel sebagai unit struktural dasar makhluk hidup yang mana sebagai bagian yang ada pada tubuh makhluk hidup, sel melakukan proses hidup agar makhluk hidup dapat melangsungkan kehidupannya.” Dari hasil wawancara tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Ormrod bahwa siswa salah dalam menarik kesimpulan, siswa hanya menyimpulkan berdasarkan apa yang tampak tanpa mencari tahu konsep yang sebenarnya. 5 Selain itu juga sama seperti apa yang dikatakan oleh Driver bahwa anak lebih cenderung memperhatikan perubahan daripada situasi diam. 6 Dengan kata lain individu hanya melihat bahwa proses hidup tersebut dalam perbanyakan keturunan yang disebabkan karena sel berfungsi sebagai unit hereditas. Namun sebenarnya, bukan pengertian tersebut yang terkandung dalam konsep fungsi sel sebagai unit struktural terkecil dan unit hereditas. 3 Suparno, ibid., h. 35. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, Cet. XVI, h. 118. 5 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2009, h. 327. 6 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011, h. 154. Pada kedua nomor tersebut persentase miskonsepsi cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan karena ketika di dalam proses belajar mengajar guru tidak menekankan subkonsep ini dalam proses belajar mengajar, hal tersebut dapat dilihat pada RPP yang guru gunakan. Sehingga kemungkinan hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan siswa miskonsepsi.

b. Organel Sel Tumbuhan dan Hewan

Untuk mengetahui pemahaman siswa tentang subkonsep komponen kimiawi sel digunakan soal nomor 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 23. Persentase miskonsepsi siswa tertinggi diperoleh pada nomor 11, 18, dan 22 yaitu sebesar 51,25 , 46,52 , dan 58,75 . Pada soal nomor 11 siswa diminta untuk menjelaskan sifat struktur membran sel tumbuhan dan sel hewan, yaitu permeabel. Pada nomor ini persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada nomor ini sebesar 51,25 . Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang menjawab benar sebanyak 32 siswa atau fraksinya sebesar 0,4. Selain itu, nilai CRIs pada nomor sebelas ini sebesar 3.25 atau lebih besar di atas ambang 2,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada nomor ini terdapat miskonsepsi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Interviewee 12, Interviewee menjawab permeabel adalah sifat yang tidak dapat dilalui oleh air dan molekul pada soal tersebut, alasannya karena permeabel berarti membran bersifat tidak dapat dilalui oleh air dan molekul. Kemudian peneliti menemukan Interviewee 17 yang memilih jawaban A, dibawah ini merupakan dialog pendukung peneliti dengan Interviewee 17: Interviewer : “Pada pertanyaan ini kamu memilih jawaban apa dan apa alasannya.” Interviewee 17 : “A. Karena ketika mendengar kata permeabel, saya selalu terlintas kata elastis.” Interviewer : “Mengapa bisa seperti itu?” Interviewee 17 : “Karena dalam istilah tersebut terdapat kata “able” yang kemungkinan berarti dapat atau bisa mengarah kepada suatu kelenturan sehingga saya berpikir bahwa permeabel itu adalah elastis.” Hasil wawancara tersebut terlihat bahwa siswa menarik pengertian dari penggalan kata ‘able’ yang terdapat pada kata permeabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa siswa memiliki cara berpikir atau gagasan yang mempunyai banyak konotasi dan bersifat global. 7 Seperti yang dikemukakan Arons, hal tersebut dapat dikelompokkan ke dalam miskonsepsi pemikiran asosiatif siswa. 8 Berpikir asosiatif yaitu berpikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan yang lainnya. 9 Oleh sebab itu bagi setiap individu adalah penting untuk memahami suatu konsep dengan tepat agar tidak timbul miskonsepsi ketika mengasosiasikannya. Pada soal nomor 18 siswa diminta untuk menyebutkan fungsi organel sel tumbuhan dan hewan melalui sebuah gambar, pada soal ini siswa diminta untuk melihat gambar dan menyebutkan fungsinya dan hanya 19 siswa dapat menjawabnya dengan benar atau fraksinya sebesar 0,28. Persentase miskonsepsi pada nomor ini sebesar 46,25 dan nilai CRIs sebesar 2,87. Karena pada nomor tersebut nilai fraksinya rendah maka diputuskan bahwa nomor tersebut merupakan soal yang dimiskonsepsikan. Di bawah ini merupakan percakapan antara peneliti dengan Interviewee 66 yang menunjukkan bahwa Interviewee tersebut mengalami miskonsepsi: Interviewer : “Apa jawaban yang Anda berikan dan jelaskan alasannya.” Interviewee 66 : “A, itu merupakan gambar sitoskeleton. Siteskeleton memiliki bentuk seperti tabung- tabung.” Interviewer : “Apakah kamu yakin itu fungsi sitoskeleton?” Interviewee 66 : “Ya, dari bentuknya itu adalah sitoskeleton. Siteskeleton memiliki bentuk seperti tabung- tabung.” Interviewer : “Apakah kamu yakin?” Interviewee 66 : “Ya.” Dari percakapan tersebut terbukti bahwa siswa mengalami miskonsepsi. Pada gambar yang tercantum pada soal tersebut secara spesifik merupakan gambar sentriol, meskipun sentriol merupakan salah satu bagian dari siteskeleton. Hal ini sekali lagi membuktikan pernyataan Driver bahwa siswa merasa tidak 7 Ibid., h. 155. 8 Suparno, op. cit., h. 35. 9 Syah, op. cit., h. 118.