Sistem Mata Pencaharian Kehidupan Masyarakat

satu sama lain. Perbedaan agama tidak membuat mereka membuat mereka merasa berbeda justru merasa perbedaan itu sebagai suatu keberagaman yang harus disyukuri. Lokasi tempat ibadah juga saling berdekatan dan berjejer di jalan yang sama. Hal itu menggambarkan mereka dapat menerima perbedaan itu tanpa ada suatu masalah yang dapat membuat hubungan antar agama menjadi tidak harmonis.

2.3.3 Sistem Mata Pencaharian

Masyarakat Karo telah mengenal cara bercocok tanam atau bertani sejak dahulu dan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, Tanah Karo sangat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian karena tanahnya sangat subur. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakatnya bertani. Demikian juga dengan masyarakat Lau Simomo yang sebagian besar bernmata pencaharian sebagai petani. Daerah ini menghasilkan sayur-mayur, jeruk, pisang, dan lain-lain. Sebagian ada juga yang berternak ayam atau lembu. Dan bagi masyarakat penderita kusta boleh juga bercocok tanam di lahan di sekitar rumah sakit dan mereka baik yang mampu maupun yang tidak mampu bekerja disediakan tunjangan oleh pemerintah. Lahan pertanian disediakan oleh pihak rumah sakit. Namun mereka hanya memiliki hak pakai bukan hak milik. Sejak tahun 1980-an lahan pertanian tersebut tidak ada lagi yang kosong atau semua telah ditanami oleh pasien yang sudah menetap di desa tersebut. Lahan yang ditanami oleh seseorang dapat diberikan kepada pasien lain apabila mereka tidak sanggup lagi mengusahai atau mengelola lahan tersebut. Adapun lahan dapat ditanami oleh penderita pendatang baru apabila pasien lama mau memberikan lahan yang sudah diolahnya selama ini. Alasan pemberian ini mungkin karena ketidaksanggupan lagi mengolah lahannya atau karena ada hubungan kekeluargaan. Tapi ada juga karena keperluan Universitas Sumatera Utara uang sehingga mau memberikan lahannya kepada orang lain dengan imbalan yang telah mereka sepakati. Pada dasarnya pembagian lahan memang telah diatur oleh pihak pengelola rumah sakit. Dan tidak hanya bagi penderita kusta yang sanggup bertani saja diberikan tetapi juga bagi pegawai yang ingin mendapat lahan untuk bertani. Untuk membiayai usaha untuk bercocok tanam, mereka mendapat bantuan dari pihak rumah sakit atau dari Dinas Sosial. Hasil panen mereka jual ke pasar tradisional atau ke kota. Selain hasil tani, ada juga menjual hasil kerajinan tangan seperti pisau ataupun parang, dan juga hasil ternak seperti ayam dan burung. Sekarang mereka mampu menyekolahkan anak-anak mereka dari hasil pertanian tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB III KEBERADAAN RUMAH SAKIT KUSTA LAU SIMOMO