Struktur Organisasi Rumah Sakit Kepemimpinan Rumah Sakit

hanya memiliki satu unit ambulance. Selain itu, penyediaan air bersih masih belum ada dari berdirinya sampai dengan tahun 1990.

3.4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Struktur organisasi Rumah Sakit Kusta Lau Simomo ini disesuaikan dengan Keputusan Gubernur Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 441-117k Tahun 1982, terdapat didalamnya bagian-bagian yaitu: - Kepala UPT - Sub Bagian Tata Usaha - Seksi Perawatan - Seksi Pengobatan - Seksi Rehabilitas Masing-masing bagian ini mempunyai tugas-tugas yang harus dijalankan adalah sebagai berikut: A. Kepala UPT Rumah Sakit Kusta Lau Simomo bertugas untuk membantu Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, terutama pelayanan penderita penyakit kusta B. Sub bagian tata usaha mempunyai tugas untuk menyelenggarakan: a. Urusan tata usaha termasuk pemegang keuangan, administrasi kepegawaian dan rumah tangga rumah sakit. b. Menghimpun bahandata dari semua seksi lainnya untuk menyusun program dan laporan Rumah Sakit Kusta Lau Simomo. Universitas Sumatera Utara c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala UPT, sesuai dengan bidang tugasnya. d. Dan lain-lain. C. Seksi perawatan memiliki tugas untuk: a. Melaksanakan perawatan kepada penderita kusta dalam tahap pemulihan kesehatan. b. Membuat laporan perkembangan pasien. D. Seksi pengobatan mempunyai tugas: a. Membuat laporan yang teratur sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasien. b. Membuat laporan kalau obat-obatan yang dibutuhkan habis. E. Seksi rehabilitas mempunyai tugas: a. Rehabilitasi medis yaitu: - fisioterapi seperti oles minyak. - orthosa protesa seperti membuat kaki palsu, tongkat, dan lain-lain. b. Rehabilitasi Non-medis yang meliputi: - pelayanan rehabilitas mental. - pelayanan rehabilitas karya. - pelayanan rehabilitas sosial.

3.4.2 Kepemimpinan Rumah Sakit

Pimpinan rumah sakit kusta ini awalnya bersifat disfungsional yakni pimpinan tertinggi rumah sakit merangkap sebagai dokter yang langsung menangani Universitas Sumatera Utara pasien. Hal ini berlaku sampai tahun 1958. Setelah Rumah Sakit Kusta Lau Simomo ini dibawah naungan Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I Sumatera Utara, maka tugas pimpinan rumah sakit tidak lagi merangkap sebagai tenaga medis. Jadi, tugas masing- masing lebih dapat dipertanggungjawabkan. Nama-nama pimpinan Rumah Sakit Kusta Lau Simomo dari awal berdirinya sampai saat ini yaitu: 1. Pendeta E. J. Van den Berg yang memimpin mulai dari tahun 1906 sampai tahun 1912. Beliau merupakan pendiri Rumah Sakit Kusta Lau Simomo. Ia juga membangun lima 5 unit perkampungan penderita kusta dan satu 1 perkampungan khusus yang beragama Islam. 2. Pendeta J. P. Talens yang memimpin mulai dari tahun 1912 sampai tahun 1915. Pada masa kepemimpinan beliau dibangun sebuah rumah sakit pembantu di Kabanjahe, khusus melayani penderita kusta. Pada masa itu telah ada seorang perawat yang melayani penderita kusta bernama Zr. F. Smith. 3. Pendeta L. Bodaan yang memimpin mulai dari tahun 1915 sampai tahun 1918. Pada masa kepemimpinan beliau dibangun ruang menerima tamu, penginapan tamu serta jambur untuk pertemuan penduduk. 4. Pendeta H. G. Van Elen yang memimpin mulai dari tahun 1918 sampai tahun1930. Pada masa kepemimpinan beliau ada dibangun dua 2 perkampungan sehingga menjadi tujuh 7 perkampungan yaitu: c. Kampung 1 d. Kampung 2 e. Kampung 3 f. Kampung Pasar g. Kampung Mbelang Universitas Sumatera Utara h. Kampung Kuburan i. Kampung Lepar Islam Kampung Lepar tersebut khusus untuk penderita kusta yang beragama Islam. Selain pembangunan kedua kampung tersebut, beliau juga membangunan sebuah gereja tahun 1923 yang berada dibelakang bangunan rumah sakit. 5. Pendeta H. Vuurmans yang memimpin mulai dari tahun 1930 sampai tahun 1934. Beliau membangun sebuah ruangan rawat inap dan ruangan operasi, apotek yang merangkap sebagai laboratorium, ruang rontgen dan ruang amputasi. Pelayanan medis didatangkan dari Rumah Sakit Umum Kabanjahe, sedangkan tenaga keperawatan dari tenaga-tenaga pesuruh yang telah dilatih. 6. Pendeta J. H. Neuman yang memimpin mulai dari tahun 1934 sampai tahun 1937. Pemukiman penderita kusta telah nerubah menjadi rumah sakit kusta setelah selesainya ruang perawatan. 7. Pendeta L. Jansen Schoonhoven yang memimpin mulai dari tahun 1937 sampai tahun 1942. Beliau melatih penderita kusta dalam seni tarik suara, teater, olahraga sepak bola. Beliau juga membangun lapangan bola di desa Lau Simomo. 8. Njeno Sinuhaji yang memimpin mulai dari tahun 1942 sampai tahun 1947. Tidak banyak hal yang berkembang pada rumah sakit. 9. Ngalkal Brahmana yang memimpin mulai dari tahun 1947 sampai tahun 1948. Pada masa beliau memimpim rumah sakit tidak banyak mengalami perkembangan. 10. Pendeta Hengky Neumann yang memimpin mulai dari tahun 1948 sampai tahun 1958. Beliau membangun gedung induk, poliklinik, laboratorium, ruang tunggu, serta apotek. Ia juga membangun rumah-rumah kecil model rumah adat Karo Universitas Sumatera Utara untuk tempat tinggal perderita kusta yang mondok. 31 11. R. D. Sebayang yang memimpin mulai dari tahun 1958 sampai tahun 1964. Status Rumah Sakit Kusta Lau Simomo menjadi tanggung jawab Perintahan Daerah Kabupaten Karo. Kemudian diserahkan kepada Pemerintahan Tingkat I Provinsi Sumatera Utara. Hengky Neumann merupakan anak dari Pendeta J. H. Neumann. 12. Dr. Go Sek Tiat yang memimpin mulai dari tahun 1964 sampai tahun 1966. Tidak banyak perubahan yang berarti pada rumah sakit. 13. Dr. Kaku Tarigan yang memimpin mulai dari tahun 1966 sampai tahun 1979. Dalam masa 13 tahun kepemimpinan beliau tidak menonjol kegiatan pelayanan maupun pengembangan rumah sakit bahkan terjadi demonstrasi pasien ke Dinas Kesehatan Tingkat I Provinsi Sumatera Utara karena ketidakpuasan atas pengelolaan rumah sakit yaitu tahun 1975 sampai 1976. Mereka menuntut hak tinggal anak-anak mereka sampai umur 17 tahun dengan tambahan jatah beras. 14. Dr. D. H. Munthe yang memimpin mulai dari tahun 1979 sampai tahun 1985. Penambahan gedung kantor meliputi ruang kerja kepala rumah sakit, keuangan, kantor kepala tata usaha, gudang dan garasi. 15. Dr. Selamat Sebayang yang memimpin mulai dari tahun 1985 sampai tahun 1990. Dibangun sarana penunjang program rehabilitasi yaitu gedung fisioterapi, ruang operasi dan gedung ocupasi terapi. 16. Dr. Raihana yang memimpin mulai dari tahun 1985 sampai tahun 1992. 17. Dr. Sundari yang memimpin mulai dari tahun 1992 sampai tahun 1997. 31 Lampiran 8 dan 9 Universitas Sumatera Utara 18. Dr.Selamat Sebayang yang memimpin mulai dari tahun 1997 sampai tahun 1999. 19. Dr. Jalinson Saragih yang memimpin mulai dari tahun 1999 sampai tahun 2001. 20. Dr. Walman Simanjuntak yang memimpin mulai dari tahun 2001 sampai tahun 2004. 21. Dr. Budi Napitupulu yang memimpin mulai dari tahun 2004 sampai sekarang. 32

3.4.3 Hambatan yang dihadapi rumah sakit