74
4.5.3 Penjualan
Jenis tembakau yang dibudidayakan untuk cerutu di PTPN X Kebun Ajong Gayasan adalah Tembakau Bawah Naungan TBN dengan tingkat kualitas
Natural WrapperNW, Light Painting WrapperLPW, Ready for UseRFU, dan filler. Produk tembakau cerutu ini telah diakui kualitasnya oleh pasar
mancanegara. Tembakau dilakukan penjualan langsung kepada pembeli industri pabrikan dan pembeli pedagang trader, juga dipasarkan ke luar negeri ekspor
melalui lelang dengan mengirim produk contoh. Pemasaran hasil produksi juga dilakukan melalui sistem LOI Letter of Intent.
LOI adalah surat permintaan kebutuhan tembakau dalam satu musim dari pembeli. LOI tersebut digunakan PTPN X Kebun Ajong Gayasan sebagai dasar
awal penentuan luas lahan budidaya dan bertujuan agar PTPN X Kebun Ajong Gayasan mampu memenuhi pembelian secara merata, tidak terjadi over supply,
dan mampu memenuhi tembakau sesuai dengan kebutuhan pembeli baik dari segi jenis, kualitas, maupun jumlah. Berikut adalah beberapa pelanggan Burger Sohne
Ag Burg BSB, Scandinavian Tobacco Group STG, Consolidated Cigar Corporation CCC, Hellmering Kohne Co. HKC, Anton Ankersmit Co. AAC,
Gebruder Kulenkampf GEKUL, IDS, AGIO, OLIVANT, CAM, Lancaster Leaf Tobacco Co. LLTC, CAMTEK, The Spanish Trading House TSTH, TRIBAC,
IBB, VETAB, SEITA, dan RNTA
75
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi pada Budidaya Tembakau Bawah Naungan TBN PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember
Tembakau Bawah Naungan merupakan salah satu produk utama PTPN X Kebun Ajong Gayasan. Tembakau Bawah Naungan merupakan tembakau cerutu
Besuki sebagai bahan cerutu. Budidaya Tembakau Bawah Naungan dilakukan didalam jaring khusus waring yang bertujuan untuk mengontrol kondisi
agronomis tanaman. Hal ini juga diperlukan untuk mengurangi sinar matahari untuk meningkatkan kualitas daun tembakau. Kegiatan budidaya atau usahatani
dipengaruhi oleh faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, maupun modal yang berupa barang seperti pupuk dan obat-obatan. Produksi Daun Hijau Tembakau
Bawah Naungan diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi diantaranya luas lahan X
1
, bibit X
2
, pupuk X
3
, obat-obatan X
4
dan tenaga kerja X
5
. Hasil pengumpulan data produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
tidak terdistribusi normal, maka dalam analisis data dilakukan beberapa simulasi Lampiran 4 sebagai berikut :
1. Simulasi 1
Simulasi tahap 1 dilakukan pengujian terhadap keseluruhan sampel, yaitu 68 lokasi penataran dan menggunakan beberapa variabel independen diantaranya luas
lahan X
1
, bibit X
2
, pupuk X
3
, obat-obatan X
4
dan tenaga kerja X
5
. Hasil analisis menunjukkan bahwa data memiliki outlier baik pada variabel dependen
maupun independen Lampiran 4a. Hal ini tentu saja mengakibatkan gangguan normalitas pada data. Pengujian normalitas menggunakan uji diagnostic
menunjukkan nilai signifikansi Jarque-Bera sangat kecil sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdistribusi normal. Beberapa cara yang dilakukan
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan 1 membuang atau menghilangkan outlier pada data pengamatan hingga tidak terdapat lagi pencilan
data Paludi, 2009; 2 mentransformasi satuan menjadi kwintal dan melakukan transformasi Box-Cox atau Y
λ
dengan nilai λ = 0. Ispriyanti 2004 mengatakan bahwa transformasi Box-Cox merupakan sebuah transformasi yang dilakukan