72
Keterangan : : urutan kegiatan
: lingkup batas penelitian : jenis kegiatan
Gambar 4.3 Tahap Kegiatan Budidaya Tembakau Bawah Naungan di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember.
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa dalam kegiatan budidaya TBN terdiri dari 3 tahap utama yaitu kegiatan pra-tanam berupa persiapan lahan dan
pebibitan, kegiatan tanam dan pemeliharaan tanaman, dan panen. Beberapa kendala yang dihadapi dalam budidaya TBN dapat berupa kendala teknis maupun
non teknis. Kendala teknis yang sering dihadapi adalah 1 terjadinya serangan hama penyakit yang meningkat, 2 jadwal pengosongan lahan yang bervariasi,
3 tingginya harga sewa lahan, 4 mekanisasi belum bisa diterapkan secara total karena jumlah alat belum mencukupi kebutuhan dan dalam proses investasi.
Permasalahan non teknis yang dihadapu meliputi 1 kondisi iklim yang sulit diprediksi, 2 keterbatasan tenaga kerja yang terampil, 3 meningkatnya alih
fungsi lahan, dan 4 keamanan lingkungan sosial.
1. Persiapan lahan
Ploting area Pemeriksaan lahan
Pengukuran lahan Pembayaran lahan
2. Pembibitan
Persiapan pembibitan Sebar
Pemeliharaan
pembibitan
Tanam Budidaya
Pra-Tanam Panen
Persiapan panen Petik-angkut
1. Persiapan tanam
Pengolahan tanah Pemasangan waring
Pemupukan awal
2. Tanam Pemeliharaan
Tanam Pemeliharaan Tanaman
pemupukan, siram, sar-sar, peracunan,
gulud, ebor,
higyene Ploeg, dan torap
73
b. Tahap Kedua Tahap kedua merupakan tahap penanganan pasca-panen tembakau yang
terdiri dari petik angkut dan pengeringan di gudang pengering. Proses pengeringan ini terdiri dari tahap sortasi dan sujen, tahap pengasapan, dan tahap
rompos. Tahap ini akan menghasilkan produk berupa produk opstapel yang merupakan bahan baku pengolahan tembakau di gudang pengolah. Metode
pengeringan yang digunakan di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember menggunakan metode air curing, yaitu metode pengeringan yang dilakukan
dengan memanfaatkan aliran udara bebas. Pengeringan dengan metode ini menggunakan bangunan yang terbuat dari anyaman bambu dengan atap pelepah
daun tebu. Pengeringan dilakukan dengan melakukan penyujenan terhadap daun tembakau sepanjang kurang lebih 1 meter yang digelantangkan didalam bangunan
gudang curing. Proses pengeringan ini sering pula disebut dengan curing yang merupakan
proses biologis dengan tujuan melepaskan kadar air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan hidup. Tujuan curing adalah melepaskan daun
tembakau hidup dari dari kadar air 80-90 menjadi 10-15 dan perubahan warna dari zat hijau daun menjadi warna oranye dengan aroma sesuai dengan standart
tembakau yang diproses. Proses pengeringan tembakau akan dilakukan selama kurang lebih 17-20
hari. Selama proses pengeringan daun tembakau suhu dan kelembaban dalam gudang curing harus selalu dijaga. Kelembaban RV yang
normal adalah antara 80-90 dengan suhu gudang 40-45
o
C. Kelembaban dan suhu ini akan terus dipantau setiap 2 jam sekali dengan menggunakan hygrometer
dan termometer yang telah dipasang didalam gudang curing.
c. Tahap Ketiga Tahap ketiga dari kegiatan pengolahan tembakau adalah pengolahan
tembakau hasil rompos di gudang pengolah. Kegiatan pengolahan meliputi kegiatan Turun Truk
– Saring Rompos – Rekondisi – Analisa Saring Rompos – Taksasi Produksi
– Fermentasi – Bir Biran Buka daun – Sortasi –Nazien – PengebalanPengemasan. Produk yang dihasilkan dari tahapan ini merupakan
produk akhir siap ekspor.
74
4.5.3 Penjualan