25
b. Tahap 2, merupakan suatu tahapan dengan elastisitas produksi antara nol dan satu. Tahap ini disebut daerah rasional, yaitu suatu daerah yang memungkinkan
untuk mendapatkan keuntungan maksimal. c. Tahap 3, merupakan suatu tahapan dengan produksi total TP telah mencapai
maksimum sehingga MP menjadi negatif dan E 0. Pada tahap ini, penggunaan input sudah tidak efisien sehingga perlu dikurangi agar masuk
daerah rasional Tahap 2. Menurut Masyhuri 2007, daerah-daerah stage pada kurva fungsi
produksi dapat dikategorikan sebagai berikut : a. Daerah I, merupakan daerah efisien tetapi irrasional tidak rasional.
Dikatakan efisien karena penambahan input masih menaikkan output. Dikatakan irrasional karena jika seorang produsen berhenti, maka tidak masuk
akal karena produsen dengan menambahkan input maka output akan naik jadi masih ada kesempatan untuk menaikkan output.
b. Daerah II disebut daerah efisien dan rasional karena dengan penambahan input maka output akan bertambah meskipun tambahan marginal product mulai
menurun tetapi produk totalnya tetap naik. Daerah ini sering disebut dengan daerah kenaikan hasil yang semakin berkurang law of diminishing returns.
c. Daerah II disebut daerah inefisien dan irrasioanl karena penambahan input akan mengakibatkan penurunan output.
2.2.4 Kurva Isoquant
Dalam fungsi produksi jangka panjang perusahaan dapat memilih diantara berbagai kombinasi input yang berbeda untuk menghasilkan output yang sama.
Fungsi produksi dan berbagai pilihan perusahaan dalam jangka panjang dapat dilihat secara grafis dengan menggunakan isokuan. Kurva isokuan menunjukkan
letak efisiensi teknis berbagai kombinasi faktor produksi selama kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Ketika isokuan
digambarkan, isokuan berbentuk melengkung ke bawah, menurun dan cembung. Kelengkungan dan kemiringan kurva tersebut menunjukkan syarat dari efisiensi
26
teknis : menjaga outpur tetap konstan, pengurangan dari satu faktor produksi memerlukan panambahan penggunaan satu faktor lainnya Lipsey et al., 2008a.
Menurut Semaoen dan Kiptiyah 2011c, isokuan adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dari input untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu q
o
=fx
1
,x
2
. Kombinasi alternatif tersebut memungkinkan bilamana kedua input sifatnya subtitusi. Perubahan posisi di sepanjang isokuan
berarti penggunaan satu input bertambah sedangkan input lainnya berkurang dengan output yang sama. Kurva isokuan berbentuk cembung convex. Hal ini
menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya subtitusi input x
2
dengan input x
1
maka semakin besar jumlah input x
1
yang dibutuhkan untuk melepaskan input x
2
yang sama untuk mempertahankan output yang dihasilkan konstan. Menurut Nicholson 2002b, isokuan menggambarkan berbagai kombinasi
alternatif input yang dapat digunakan untuk menghasilkan output pada tingkat tertentu. Slope kurva ini menunjukkan suatu tingkat dimana L Tenaga Kerja
dapat digantikan oleh K Modal dengan menganggap output konstan. Bentuk negatif dari slope kurva ini disebut tingkat marginal subtitusi teknik rate of
technical subtitutionRTS. RTS tersebut menunjukkan sejumlah input modal yang dapat dikurangi dengan menganggap ouput konstan ketika ditambahkan
input Tenaga Kerja. Nilai RTS Tingkat Subtitusi Teknis tenaga kerja terhadap modal dapat ditunjukkan oleh pembagian dari perubahan input modal dengan
perubahan input tenaga kerja. Pada gambar berikut, RTS bernilai positif dan akan menurun ketika terjadi kenaikan input tenaga kerja :
Sumber : Nicholson, 2002.
Gambar 2.3 Kurva Isoquant K
L q = 30
q = 20 q = 10
A B
K
A
K
B
L
A
L
B
27
Berdasarkan gambar 2.3 isokuan tunggal menunjukkan beberapa alternatif cara memproduksi 10 unit output. Salah satu kombinasi ditunjukkan oleh titik A
dengan menggunakan L
A
dan K
A
untuk memproduksi 10 unit output. Sebagai alternatif, perusahaan dapat menggunakan lebih sedikit modal dengan menambah
tenaga kerja, dan dapat memilih titik B. Jumlah isokuan pada bidang grafik K-L jumlahnya tak terbatas. Setiap isokuan mewakili satu tingkat output berbeda.
Isokuan berisi tingkat output yang semakin tinggi setiap berpindah keatas karena penggunaan input yang semakin tinggi akan menyebabkan peningkatan output.
Menurut Nicholson 2002c, suatu fungsi produksi mencerminkan pengetahuan teknik perusahaan tentang bagaimana menggunakan input untuk
menghasilkan output. Ketika perusahaan memperbaiki teknik produksinya, fungsi produksi akan berubah. Konsep fungsi produksi dan peta isokuan yang
berhubungan dengannya merupakan alat penting untuk memahami suatu perubahan teknik. Secara formal, kemajuan teknik menujukkan pergeseran pada
fungsi produksi, sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut :
Sumber : Nicholson, 2002.
Gambar 2.4 Grafik Pergeseran Fungsi Produksi Akibat Kemajuan Teknik Berdasarkan gambar 2.4 Isokuan q
merupakan posisi awal dari pengetahuan teknik. Tingkat output tersebut dapat diproduksi dengan menggunakan K
dan L
0,
atau sejumlah kombinasi input lainnya. Dengan adanya penemuan baru pada teknik produksi, isokuan q
bergeser kearah titik origin atau tingkat output yang K
L q
q
A K
1
K
L
1
L
28
sama dapat diproduksi dengan menggunakan kuantitas input yang lebih sedikit. Jika, sebagai contoh, isokuan q
bergeser kiri pada q ’
0,
maka menjadi mungkin memperoduksi q
dengan jumlah modal yang sama sebagaimana sebelumnya K
tetapi jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit L
1
. Bahkan memungkinkan memproduksi q
dengan menggunakan lebih sedikit modal dan lebih sedikit tenaga kerja daripada sebelumnya, yaitu dengan memilih titik A.
2.2.5 Optimalisasi Penggunaan Faktor Produksi