Keterangan : Y =
Loan to Depost Ratio X1 =
Return on Assets X2 =
Return on Equity X3 =
Operating Expense to Operating Income X4 =
Capital Adequacy Ratio Masing-masing koefisien ROA, ROE, BOPO dan CAR menjelaskan bahwa:
1. Koefisien ROA sebesar 0,129 menunjukkan bahwa LDR akan mengalami kenaikan sebesar 0,343 atau 12,9 jika terjadi perubahan variabel ROA
sebesar 1. 2. Koefisien ROE sebesar 0,720 menunjukkan bahwa LDR akan mengalami
penurunan sebesar 0,720 atau 72,0 jika terjadi perubahan variabel ROE sebesar 1.
3. Koefisien BOPO sebesar 0,402 menunjukkan bahwa LDR akan
mengalami penurunan sebesar 0,402 atau 40,2 jika terjadi perubahan variabel BOPO sebesar 1.
4. Koefisien CAR sebesar 0,222 menunjukkan bahwa LDR akan mengalami penurunan sebesar 0,222 atau 22,2 jika terjadi perubahan variabel CAR
sebesar 1.
B. Analisis Hasil Penelitian
Dari analisis pengujian parsial diperoleh ROE dan BOPO secara signifikan mempengaruhi LDR dengan tingkat signifikasi yang paling mendekati 0,05 0.009
dan 0,0028 dan memiliki nilai t hitung t tabel ROE = 1,996564 2,707 dan
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
BOPO 1,996564 2,249. Dan sebaliknya, ROA dan CAR secara signifikan tidak mempengaruhi LDR karena memiliki tingkat signifikasi yang jauh dari
probabilitas 0,05 0,821 dan 0,669 dan memiliki t hitung t tabel ROA = 1,996564 0,228 dan CAR = 1,996564 0,429.
Fokus utama manajemen bank umum adalah Asset Liability Management ALM. Menurut Siamat 2005: 325 “Masalah utama yang dihadapi oleh bank
dalam ALM adalah memecahkan konflik atau dilema antara likuiditas dan keamanan di satu pihak dengan kemampuan meningkatkan laba di lain pihak.
Pada umumnya bank yang mengejar profitabilitas yang tinggi akan mengalami kesulitan likuiditas. Sebaliknya, jika bank terlalu berhati-hati dalam menjaga
likuiditasnya maka akan memperoleh profitablitas yang rendah. ROA X1 tidak dapat memprediksi LDR. Hasil ini tidak konsisten
dengan penelitian Lo 2001 yang menemukan bahwa LDR memiliki pengaruh terhadap profitabilitasrentabilitas. Perbedaan ini terjadi dikarenakan perbedaan
sampel dan periode penelitian. Lo menggunakan sampel 161 bank yang tercantum dalam Infobank edisi Juli 2000 dengan periode penelitian 1998 dan 1999.
Sedangkan penelitian ini menggunakan sampel yang terbatas pada bank yang listing di BEI dengan periode 2005 – 2007 yang hanya berjumlah 22 bank. Selain
itu periode penelitian Lo 2001 yaitu periode 1998-1999, perbankan mengalami masa sulit. Pada saat itu bank mengalami kesulitan likuiditas dan penurunan
profitabilitasrentabilitas. Sedangkan pada periode 2005-2007 kondisi perekonomian mulai membaik. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Aryati
dan Manao 2002 yang menemukan bahwa rasio kredit terhadap dana yang bisa diterima signifikan untuk data lima tahun sebelum gagal. Penelitian tersebut
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
menggunakan kategori bank sehat dan gagal. Rentabilitas juga merupakan komponen dalam menilai kesehatan bank dimana hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa LDR tidak signifikan mempengaruhi ROA. Di sisi lain, hasil penelitian ini mendukung penelitian Murtanto dan Arfiana 2002 yang menemukan bahwa
likuiditas tidak menentukan tingkat kegagalan usaha bank. Profitabilitas juga merupakan komponen dalam menentukan tingkat kegagalan usaha bank. Selain
itu, penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merkusiwati 2003 yang menemukan bahwa LDR sebagai salah satu rasio
CAMEL yang digunakan dalam penelitiannya berpengaruh signifkan terhadap ROA yang menjadi proksi kinerja perusahaan.
ROE X2 dan BOPO X3 dapat memprediksi LDR. Hasil ini konsisten dengan penelitian Lo 2001 yang menemukan bahwa LDR memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas. Persamaan ini juga didukung karena pada penelitian ini rentabilitisprofitabilitas juga diwakili oleh ROE. Hasil ini juga konsisten dengan
hasil penelitian Aryati dan Manao 2002 yang menemukan bahwa rasio kredit terhadap dana yang bisa diterima signifikan untuk data lima tahun sebelum gagal.
Penelitian tersebut menggunakan kategori bank sehat dan gagal. Profitabilitas juga merupakan komponen dalam menilai kesehatan bank. Namun ternyata hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa LDR tidak signifikan mempengaruhi ROA. CAR X1 dapat memprediksi LDR. Hasil penelitian menunjukkan
hubungan positif yang signifikan antara kecukupan modal dengan likuiditas. Pada penelitian ini, profitabilitas diwakili oleh ROA sedangkan Lo 2001
menggunakan LOPO Laba Operasional Pendapatan Operasional dan ROE Return On Equity untuk mewakili profitabilitas. Perbedaan lain adalah periode
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
penelitian dan sampel yang digunakan. Lo 2001 melakukan penelitian untuk periode 1998-1999, sedangkan penelitian ini dilakukan untuk periode 2004-2006.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada bank devisa sedangkan Lo 2001 menggunakan sampel 161 bank yang tercantum dalam
Infobank edisi Juli 2000. Penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Murtanto dan Arfiana 2002 yang menemukan bahwa rasio permodalan merupakan salah
satu rasio yang paling menentukan tingkat kegagalan usaha bank. Tingkat kegagalan usaha bank juga dapat dilihat dari tingkat kesehatannya. Profitabilitas
merupakan salah satu komponen tingkat kesehatan bank. Hasil ini juga mendukung hasil penelitian Aryati dan Manao 2002 yang menemukan bahwa
CAR merupakan salah satu variabel yang signifikan untuk data lima tahun sebelum gagal. Santoso dan Hariantoro 2003 menemukan bahwa dengan
memasukkan unsur resiko pasar maka CAR bank turun relatif signifikan. Pada 17 Juli 2003 Bank Indonesia melalui PBI Nomor 5 12 PBI 2003, telah mengatur
penerapan Basel II dengan memperhitungkan resiko pasar. Namun menurut Murniastuti, Deputi Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI,
kebanyakan bank masih mengukur CAR-nya hanya dengan memperhitungkan resiko kredit. Pada tahun 2007, Bank Indonesia kembali mengeluarkan peraturan
baru penerapan Basel II melalui PBI Nomor 9 13 PBI 2007. terhitung mulai 1 November 2007, bank sentral mewajibkan untuk memperhitungkan resiko pasar.
Namun baru sekitar 64 bank saja yang memenuhi aturan ini. Melihat fenomena tersebut, maka pada penelitian ini, CAR yang digunakan tidak memasukkan unsur
resiko pasar. Dengan ditemukannya bahwa CAR signifikan mempengaruhi profitabilitas, maka bank harus memperhatikan CAR sehingga penurunan CAR
akibat memperhitungkan resiko pasar tidak mengganggu ROA-nya.
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
Pengujian simultan untuk variabel ROA, ROE, BOPO dan CAR signifikan tidak berpengaruh terhadap LDR. Hasil ini terlihat dari. nilai signifikansi sebesar
0,090 0,05. Sedangkan R square sebesar 0,122 atau 12,2 menunjukkan bahwa variabel independen CAR, ROA, ROE, dan BOPO hanya dapat
menjelaskan 12,2 perubahan LDR. Sedangkan sisanya sebesar 87,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa keputusan manajemen mengenai permodalan dan profitabilitas secara simultan tidak mempengaruhi likuiditas
bank. Untuk itu pihak manajemen harus menentukan besaran modal dan tingkat likuiditas yang optimal untuk meningkatkan profitabilitas bank.
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1.
Hasil hipotesis kedua tentang pengaruh ROA secara parsial terhadap LDR menunjukkan bahwa ROA tidak signifikan mempengaruhi LDR. Hasil ini
tidak konsisten dengan kenyataan bahwa loan merupakan asset yang memberikan pendapatan terbesar namun memiliki tingkat likuiditas yang
rendah. Hasil ini bisa terjadi jika bank mulai memanfaatkan jasa bank lainnya untuk memperoleh fee based income. Sehingga besaran loan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas bank. Dengan demikian maka hipotesis pertama ditolak.
2. Hasil hipotesis kedua tentang pengaruh ROE secara parsial terhadap LDR
menunjukkan bahwa ROE signifikan mempengaruhi LDR. Hasil ini konsisten dengan ASM dimana “Pada umumnya bank yang mengejar
profitabilitas yang tinggi akan mengalami kesulitan likuiditas. Sebaliknya, jika bank terlalu berhati-hati dalam menjaga likuiditasnya maka akan
memperoleh profitablitas yang rendah”. Dengan demikian maka hipotesis kedua diterima.
3. Hasil hipotesis kedua tentang pengaruh BOPO secara parsial terhadap
LDR menunjukkan bahwa BOPO signifikan mempengaruhi LDR. Hasil ini konsisten dengan ASM dimana “Pada umumnya bank yang mengejar
profitabilitas yang tinggi akan mengalami kesulitan likuiditas. Sebaliknya,
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.