6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time series”.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan perdiksi
di masa yang akan datang.
Dan keterbatasan dari analisa rasio tersebut, yaitu:
1. Keterbatasan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
jugamenjadi keterbatasan teknik sepertin ini: a
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias
atau subyektif.
b Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan nilai
perolehan bukan harga pasar.
c Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada
angka rasio.
d Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi
bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingakan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Rasio Rentabilitas
Menurut Satradipoera 2004 : 274 “Rentabilitas bisnis perbankan banking business profitability adalah kesanggupan bisnis perbankan untuk
memperoleh laba berdasarkan investasi yang dilakukannya. ” Rentabilitas bank dapat menurun karena dengan terjadinya kredit
macet tersebut sebagian penghasilan bunga bank tidak efektif diterima oleh bank, sementara bank masih tetap harus membayar bunga atas penempatan dana
masyarakat pada bank Ali, 2004: 72. Komposisi pada sisi aktiva dan pasiva bank
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
serta cash flow yang terjadi dan berpengaruh atas likuiditas maupun rentabilitas bank. Demi mengejar rentabilitas yang tinggi, bank melakukan ekspansi
pemberian kredit yang terlalu ekspansif dimana besaran Loan to Deposit Ratio LDRnya telah melampaui ambang batas 110 Ali, 2004: 331.
• ROA
Menurut Bergevin 2002 : 274: “ The rate of return on assets ROA reports the percentage of income earned for each dollar invested
in an entity’s resources. This measure provides financial statement users with the rate of return produced by the business’s assets.” Rasio ini
menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai
rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva perusahaan Menurut Mishkin 2000 : 435, “return on assets provides
information on how efficiently a bank is being run because it indicates how much profits are generated on average by each dollar of assets. ”
Rose 2002 : 154 menyatakan “ROA is primarily an indiator of managerial efficiency. It indicates how capably the management of the
the bank has converting the institution’s assets into net earnings.”
• ROE
Sutrisno 2000 : 267, “ROE atau sering disebut dengan Rate of Return on Net Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan modal yang dimiliki sendiri, sehingga ROE disebut sebagai rentabilitas modal sendiri.” Rasio ini
dipergunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
Jaka Hermawan : Pengaruh Rentabilitas Dan Solvabilitas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public, 2010.
menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri Abdullah, 2005:127.
• BOPO
Operating Expense to Operating Income dihitung dengan menggunakan perbandingan antara Beban Operasi dengan Pendapatan
Operasi atau yang biasa disingkat dengan BOPO di Indonesia Siamat ,2005 : 231,
b. Rasio Solvabilitas