Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
usulan anggaran berdasarkan rencana kerja selama satu tahun yang selanjutnya diajukan kepada bagian umum pada akhir Oktober sebelum tahun anggaran berjalan berakhir.
Bagian umum akan menganalisis anggaran tersebut dengan melihat data dari pembukuan tentang perkembangan di masa yang akan datang, setelah dianalisis oleh
bagian umum kemudian dilakukan konsolidasi untuk semua usulan anggaran tersebut, dan menjadikannya sebagai usulan yang utuh untuk perusahaan dan disampaikan kepada
kepala PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Konfirmasi data dalam penyusunan anggaran meliputi pencocokan data anggaran
sampai dengan bulan berjalan beserta biaya realisasinya serta informasi dari bagian lain mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di tahun mendatang. Rencana
anggaran yang telah disesuaikan dengan konfirmasi data selanjutnya dievaluasi sebelum dilaporkan kepada tim anggaran yang berada dikantor pusat PDAM Tirtanadi, setelah
dievaluasi maka anggaran tersebut diajukan kepada Direksi untuk proses persetujuan. Usulan anggaran yang disetujui Direksi diajukan kepada Gubernur Sumatera
Utara untuk disahkan menjadi anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan yang telah disahkan tersebut dijabarkan dalam anggaran satu tahun.
E. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang
Padang Bulan
Anggaran biaya operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan adalah semua biaya yang direncanakan untuk dikeluarkan oleh perusahaan saat berlangsungnya
kegiatan operasional perusahaan. Anggaran biaya operasional merupakan unsur perencanan yang paling utama dalam menentukan pencapaian target yang telah
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
direncanakan oleh perusahaan, karena dengan anggaran yang telah sedemikian rupa diharapkan mampu sebagai alat pengendalian pemakaian biaya operasional perusahaan.
Realisasi biaya operasional menunjukkan seberapa jauh anggaran dapat direalisasikan pada pelaksanaannya. Realisasi ini dibuat dengan tujuan untuk
memperlihatkan perbandingan antara jumlah biaya operasional yang dianggarkan dengan jumlah realisasinya. Hal tersebut menjadi tolak ukur dalam penyusunan anggaran
ditahun berikutnya. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya merupakan laporan intern perusahaan untuk dapat mengukur kemajuan, perkembangan serta efisiensi yang
dianggap sangat berguna dalam menentukan hasil kerja dari setiap cabang perusahaan. Penyajian realisasi anggaran dibuat setiap bulan untuk membandingkan dengan anggaran
biaya setiap bulannya. Dengan mengetahui penyimpangan yang terjadi beserta penyebabnya, dapat dinilai apakah pelaksanaan anggaran dapat berhasil atau kurang
berhasil. Bilamana penyimpangan yang terjadi positif, maka perusahaan mengarahkan kebijakan untuk mempertahankannya, bila mungkin dapat ditingkatkan. Sebaliknya
apabila penyimpangan yang terjadi negatif, maka kebijakan tindak lanjutnya diarahkan, agar hal tersebut tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
F. Pengukuran Kinerja Perusahaan
Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan banyak standar yang bisa digunakan, namun standar-standar tersebut tidak dapat digunakan mutlak. Misalnya anggaran
perusahaan, tidak dapat digunakan sebagai standar mutlak dalam pengukuran kinerja. Anggaran hanya dijadikan sebagai alat pengukuran pada kondisi tertentu saja. Seperti
dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, anggaran tidak dapat dijadikan standar, pencapaian laba dan rasio-rasio keuanganlah yang lazim digunakan sebagai standar.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Anggaran dijadikan standar alat pengukuran kinerja perusahaan hanya diperuntukkan bagi kondisi tertentu saja, misalnya pertanggung jawaban pemakaian
biaya, pencapaian pendapatan atau laba yang seharusnya diperoleh. Untuk itu pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, evaluasi kinerja
perusahaan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP menggunakan berbagai standar yang telah ada dalam mengevalusi kinerja
PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Seperti tampak dalam laporan hasil evaluasi kinerja yang disampaikan, BPKP menggunakan berbagai standar dalam menilai kinerja,
antara lain: a.
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP b.
Rasio-rasio keuangan Rencana kerja dan anggaran perusahaan digunakan sebagai standar penilaian kinerja
atas pusat-pusat pertanggung jawaban, baik biaya maupun pendapatan. Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai standar penilaian yang bersifat finansial seperti kemampuan
perusahaan mendapatkan laba, memenuhi kewajibanutang, dan lain sebagainya.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis dan Evaluasi Penyimpangan Anggaran Biaya Operasional terhadap Realisasi Anggaran Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.
PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan melakukan pengendalian biaya operasional dengan melakukan pengawasan yaitu memperbandingkan antara anggaran
dengan realisasi yang terjadi. Kemudian untuk mengetahui adanya penyimpangan- penyimpangan yang terjadi, maka penulis menganalisis dan mengevaluasi biaya
operasional, yaitu penulis akan menguraikan penyimpangan yang terjadi dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang terjadi.
Berdasarkan analisis terhadap RKAP yang dibandingkan dengan realisasinya pada unsur biaya-biaya operasional pada periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007
terdapat beberapa selisih variance yang tidak menguntungkan, karena realisasi biaya operasional lebih besar dengan anggaran. Untuk melihat kinerja suatu operasional yang
didasarkan pada anggaran biaya yaitu membandingkan antara anggaran biaya dengan realisasinya. Jika terjadi selisih yang tidak menguntungkan terlalu material berarti