Pengukuran Kinerja URAIAN TEORITIS

Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009 Selanjutnya Mulyadi 2001: 19 menyatakan bahwa “biaya operasi adalah biaya- biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”. Biaya operasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Beban atau biaya penjualan Biaya penjualan adalah keseluruhan biaya dalam rangka penjualan. Dengan kata lain biaya ini dikorbankan agar barang yang diproduksi dapat terjual, contoh dari biaya penjualan ini adalah seperti gaji bagian penjualan, PPh karyawan penjualan, komisi, advertensi, promosi biaya pemeliharaan bagian penjualan, biaya penyusutan peralatan bagian penjualan, biaya listrik, air dan telepon bagian penjualan dan lain sebagainya. 2. Beban atau biaya umum dan administrasi Biaya administrasi dan umum adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Adapun yang termasuk ke dalam biaya ini antara lain adalah gaji pimpinan dan karyawan administrasi, pemakaian alat tulis kantor, penyusutan gedung, biaya gaji karyawan kantor, biaya pemeliharaan bagian kantor, biaya penyusutan peralatan kantor, biaya listrik, air dan telepon.

F. Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan output dari produktivitas, baik individu maupun kelompokorganisasi. Kinerja mencerminkan hasil dari aktivitas atau kerja sebelumnya. Kinerja juga dapat dijadikan sebagai nilai, jika kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan. Nilai suatu perusahaan tidak bisa ditaksir dengan hanya satu tolok ukur saja, tetapi melibatkan berbagai macam perhitungan. Penilaian atau analisis kinerja keuangan merupakan proses yang menghubungkan risiko dan pengembalian untuk menentukan Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009 nilai suatu aktiva. Dalam menganalisis kinerja perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan Mulyadi, 2001: 22. Penilaian kinerja sudah tentu mempunyai prosedur atau tata laksana dan tujuan sehingga tujuan dari melakukan evaluasi kinerja dapat tercapai. Untuk melakukan penilaian perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut Mulyadi, 2001: 23 : 1. Apa yang dievaluasi Evaluasi kinerja biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya satu tahun atau lebih. Evaluasi kinerja dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi keuangan. 2. Alat Evaluasi Menilai kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau dengan membandingkan antara input dan output atau membandingkan antara anggaran dan realisasinya. 3. Cara Menganalisis Adanya tersedia data yang akan dianalisis misalnya data laporan keuangan untuk 5 tahun. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis rasio-rasio, sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan. 4. Hasil Analisis Hasil analisis nantinya akan dapat dilihat berdasarkan kedua analisis yaitu kinerja perusahaan dari segi likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitas, serta kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, efektivitas perusahaan, profitabilitas, dan modal kerja. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009

G. Anggaran Biaya Operasi Sebagai Alat Ukur Kinerja