11
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia, karena bank memiliki peran penting dalam usaha penyaluran dana untuk berbagai
kepentingan yang secara langsung berhubungan dengan berbagai komunitas lingkungan masyarakat Djogo, 2005. Hubungan dengan komunitas ini akan
memiliki dampak, bank diharuskan tidak hanya menjalankan tugasnya dalam bidang perbankan, namun wajib memberikan bukti kepedulian terhadap komunitas yang
secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya. Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah program Corporate Social Responsibility CSR.
Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility CSR semakin banyak dibahas di kalangan
bisnis.Semakin maraknya pembahasan CSR merupakan konsekuensi logis dari implementasi praktek tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance –
GCG.Prinsip dari GCG diantaranya menyatakan perlunya perusahaan memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingannya stakeholders sesuai
dengan aturan yang ada dan menjalin kerjasama yang aktif dengan pemangku kepentingannya demi keberlangsungan jangka panjang perusahaan.Perhatian
perusahaan pada saat ini lebih terkonsentrasi kepada kepentingan manajemen dan
12 pemilik modal. Perusahaan seringkali mengabaikan stakeholders, sehingga
menyebabkan banyak aksi protes yang dilakukan oleh elemen stakeholderskepada manajemen perusahaan yang menuntut keadilan terhadap kebijakan upah maupun
pemberian fasilitas kesejahteraan yang diterapkan perusahaan. Masyarakat juga banyak yang melakukan protes atas dampak sosial dan lingkungan yang dihasilkan
perusahaan, sehingga menyebabkan hubungan yang tidak harmonis antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya.CSR merupakan sebuah gagasan yang menjadikan
perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya saja.Kesadaran atas
pentingnya CSR dilandasi pemikiran bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal kepada pemegang saham shareholder melainkan juga
kewajiban terhadap stakeholder.CSR menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Pengertian
CSR sendiri menurut The World Business Council for Sustainable Development, adalah “komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi
berkelanjutan melalui kerjasama dengan para karyawan, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang
bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan”. Pengungkapan tanggung jawab sosial merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan tanggung jawab sosialnya sebagai salah satu perwujudan etika dalam membangun kinerja jangka panjang.
Perkembangan praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial di Indonesia
13 dimulai seiring dengan semakin kritis dan pedulinya masyarakat terhadap
keberlangsungan lingkungan sosial dalam jangka panjang yang menjunjung nilai-nilai etika. Utama 2007 menyatakan bahwa perkembangan CSR terkait dengan semakin
parahnya kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim.
Aktivitas CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak memiliki standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap terbaik. Setiap perusahaan memiliki
karakteristik dan situasi yang berpengaruh terhadap bagaimana mereka memandang CSR, dan setiap perusahaan memiliki kondisi yang beragam dalam hal kesadaran
akan berbagai isu berkaitan dengan CSR serta seberapa banyak hal yang telah dilakukan dalam mengimplementasikan pendekatan CSR. Cara pandang perusahaan
yang berbeda terhadap CSR inilah yang bisa dijadikan indikator kesungguhan perusahaan tersebut dalam melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat
pencitraan di masyarakat. Ketentuan mengenai kegiatan CSR di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perseroan dengan bidang usaha di bidang atau terkait dengan bidang sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ketentuan dalam Undang- Undang tersebut terutama pasal 66 ayat 2c mewajibkan semua perseroan untuk
melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan. Ketentuan ini bertujuan untuk mendukung terjalinnya hubungan yang serasi
14 dan seimbang antara perusahaan dengan lingkungan sesuai dengan nilai, norma, dan
budaya masyarakat setempat. Adapun kasus terkait dengan permasalahan yang muncul karena perusahaan
mengabaikan pemangku kepentingannya dan melanggar Undang-Undang Perseroan Terbatas di perusahaan perbankan adalah yang terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk
pada November 2007 lalu.Aksi protes yang dilakukan oleh pegawai PT Bank Mandiri Tbk akibat intimidasi yang dilakukan secara terus-menerus oleh manajemen terhadap
pegawainya. Manajemen juga membatasi ruang aspirasi pegawai, dimana para pegawai yang memiliki saham di Bank Mandiri tidak diperkenankan hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dengan alasan pegawai Bank Mandiri yang memiliki saham di Bank Mandiri telah diwakili oleh kepala unit yang telah ditunjuk
oleh pihak manajemen. Hal ini sangat bertentangan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 terutama Pasal 75 ayat 1 yang
menyatakan RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas Undang-Undang ini danatau anggaran dasar”
www.tabloidparle.com,2008 .
Pelaksanaan good corporate governance yang baik dalam sistem perbankan sampai saat ini masih sulit diterapkan oleh bank-bank.Salah satu penyebabnya adalah
bank tersebut dikelola langsung oleh pemiliknya dan bukan oleh profesional yang independen. Sementara itu, berdasarkan penelitian The Indonesian Institute for
Corporate Governance mengenai Corporate Governance Perception Index 2003, penerapan GCG yang baik pada korporasi masih merupakan kepatuhan terhadap
15 regulasi dan bukan atas kesadaran sendiri. Pada masa yang akan datang, implementasi
GCG diharapkan akan membawa dampak positif terhadap kinerja perbankan, baik itu kinerja keuangan maupun kinerja non-keuangan. Selain menunjang tujuan
operasional bank itu sendiri, tetapi juga dalam pencapaian tujuan eksternal khususnya kepercayaan dari investor dan calon investor maupun kepercayaan dari nasabah dan
calon nasabah dari entitasperbankan yang bersangkutan.Implementasi GCG oleh bank diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia, mengindikasikan bahwa investor asing Asia, Eropa, Amerika Serikat bersedia memberikan premium sebesar 26 - 28
bagi perusahaan Indonesia yang secara efektif telah mengimplementasikan praktik GCG. Sehingga, jelas terlihat, implementasi GCG dari sebuah entitas menjadi salah
satu faktor pendukung ketika seorang investor hendak membuat sebuah keputusan yang berkaitan dengan investasi.
Adapun motivasi penelitian memilih membahas mengenai CSR adalah karena semakin dikembangkannya praktik CSR dilingkungan perusahaan baik untuk
perusahaan dalam maupun luar negeri untuk saat ini.Peneliti memilih sektor perbankan dilakukan dengan pertimbangan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan
tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga sektor keuangan atau financial seperti
lembaga keuangan bank dan bukan bank.Bank dapat dilihat sebagai fasilitator dari aktivitas industri yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.Persoalannya saat
ini banyak industri yang merusak lingkungan,melanggar HAM, melakukan
16 pemutusan hubungan kerja sepihak, sering bertahan dan berkuasa dengan tetap
menerima kredit dari perusahaanperusahaan keuangan yang kuat dan berkuasa.Perusahaan perbankan memahami bahwa CSR lebih dari sekedar kewajiban,
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan didasari oleh pemahaman dan keyakinan bahwa perseroan harus memberi manfaat bagi masyarakat luas.Selain itu
lingkungan dan kepercayaan masyarakat merupakan faktor keberhasilan suatu bank. Penelitian ini juga menggunakan good corporate governance sebagai variabel
pemoderasi.Pengelolaan perusahaan jugamempengaruhi CSR.Masalah corporate governace muncul karenaterjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Pemisahanini didasarkan pada agency theory yang dalam hal ini manajemen cenderung akanmeningkatkan keuntungan pribadinya daripada tujuan
perusahaan. Selain memilikikinerja keuangan dan CSR yang baik perusahaan juga diharapkan memiliki tata kelola yangbaik. Dalam penelitian ini indikator mekanisme
good corporate governance yangdigunakan adalah ukuran dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Dalam penelitian ini semakin baik dan kompeten struktur
GCG diharapkan pihak manajemen akan berusaha semaksimalmungkin untuk pengelolaan CSR. Hal ini disebabkan oleh perusahaan juga akan memperoleh citra
yang baik di masyarakat dikarenakan pengimplementasian CSR yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Hartati 2012 yaitu“Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2007-
17 2010”. Hasil pengujian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, profitabilitas, dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial, kepemilikan manajerial dan komite audit memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan secara simultan
dari kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Surbakti 2013 juga meneliti Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Menunjukkan bahwa secara parsial, variabel profitabilitas dan size perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan.Dari hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variable profitabilitas dan size perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas, saya tertarik untuk menulis skripsi ini yang berjudul :
“Pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,dan nilai perusahaan terhadap
corporate social responsibilitydengan good corporate governancesebagai
18
variabel pemoderasi pada PerusahaanPerbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
”
1.2. Perumusan Masalah