85
Tabel 4.15 Hasil Uji T Moderat3
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.197 3.057
-.391 .697
SIZE .049
.095 .286
.512 .611
KA .039
.801 .204
.048 .962
Moderat3 .000
.025 -.033
-.007 .994
a. Dependent Variable: CSR Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2015
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.043 lebih kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel
size, komite audit, dan moderat3 size x komite auditdalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap CSR.
Sementara dalam uji parsial di table 4.15 menunjukkan variabel moderat3 yang merupakan interaksi antara size dengan komite audit,nilai
signifikan sebesar 0.994 lebih besar dari 0.05.Maka dapat disimpulkan bahwa variabel moderat3 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
CSR. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komite audit bukan merupakan variabel moderating.
4. Pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap hubungan ROA dengan
CSR
86 Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.16 Hasil Uji F Moderat4
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression .770
3 .257
7.569 .000
a
Residual 1.561
46 .034
Total 2.331
49 a. Predictors: Constant, Moderat4, UDK, ROA
b. Dependent Variable: CSR
Tabel 4.17 Hasil Uji T Moderat4
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.193 .119
1.629 .110
ROA -8.217
5.523 -1.027
-1.488 .144
UDK .043
.021 .348
2.031 .048
Moderat4 1.595
1.019 1.136
1.565 .124
a. Dependent Variable: CSR Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2015
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0 lebih kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel
ROA, ukuran dewan komisaris, dan moderat4 ROA x UDKdalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap CSR.
87 Sementara dalam uji parsial di tabel 4.17 menunjukkan variabel
moderat4 yang merupakan interaksi antara ROA dengan ukuran dewan komisaris,nilai signifikan sebesar 0.124 lebih besar dari 0.05.Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel moderat4 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap CSR.Sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris
bukan merupakan variabel moderating.
5. Pengaruh dewan direksi terhadap hubungan ROA dengan CSR
Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.18 Hasil Uji F Moderat5
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression .537
3 .179
4.590 .007
a
Residual 1.794
46 .039
Total 2.331
49 a. Predictors: Constant, Moderat5, Direksi, ROA
b. Dependent Variable: CSR
88
Tabel 4.19 Hasil Uji T Moderat5
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.083 .144
.580 .565
ROA -2.525
4.494 -.316
-.562 .577
Direksi .043
.018 .440
2.431 .019
Moderat5 .322
.656 .301
.491 .626
a. Dependent Variable: CSR Sumber :Output SPSS, diolah Penulis, 2015
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.007 lebih kecil dari 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara simultan variabel
ROA, dewan direksi, dan moderat5 ROA x direksidalam penelitian ini mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap CSR.
Sementara dalam uji parsial di table 4.19 menunjukkan variabel moderat5 yang merupakan interaksi antara ROA dengan dewan direksi,nilai
signifikan sebesar 0.626 lebih besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel moderat5 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
CSR.Sehingga dapat disimpulkan bahwa dewan direksi bukan merupakan variabel moderating.
6. Pengaruh komite audit terhadap hubungan ROA dengan CSR