Pengalaman Keagamaan Para Politisi Partai Amanat Nasional

ص ص kontrol maka, menumbuhkan rasa sungkan untuk melakukan penyelewengan- penyelewengan dan konflik dengan sendirinya akan berkurang bahkan hilang. Dengan demikian fungsi agama bagi para politisi Partai Amanat Nasional adalah untuk memberi rahmat, menebar kasih sayang antar sesama bukan saling menyalahkan, menafikkan dan mematikan satu sama lain. Hal ini diungkapkan Ali Taher Parasong, SH. MH., dalam wawancara penulis bahwa “Agama berfungsi mengantarkan kita pada jalan kebenaran, keteraturan hidup dan kebahagiaan”. 54 Politisi itu memang mutlak harus mempunyai latar belakang moralitas agama yang dituntun oleh agama tertentu, karena agama sebagai perilaku religion in action, terutama untuk mengurangi kegelisahaan, memantapkan kepercayaan kepada pribadi sendiri dan yang paling penting memelihara keadaan manusia agar siap menghadapi realitas. 55 Hal senadapun telah diungkapkan oleh para politisi Partai Amanat Nasional seperti apa yang telah diungkapkan oleh M. Junaedi, SE., dalam wawancara bahwa “Di setiap saya kegelisahan, saya berdo’a dan sholat kepada Tuhan yang saya anut, dan Alhamdulillah semuanya hilang, hingga memang benar disetiap agama selalu menjadi obat penenang kita’. 56

D. Pengalaman Keagamaan Para Politisi Partai Amanat Nasional

Sesuatu yang diperankan dalam agama memberikan sumbangan yang positif terhadap individu atau masyarakat. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman keagamaan, Durkheim, mengkajinya dengan membuat 54 Ali Taher Parasong, Wakil Sekretaris Jendral DPP PAN Badan Hubungan Antar Lembaga, Wawancara Pribadi , Jakarta, 29 Juni 2006 55 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, h. 121 56 M. Junaedi, SE., Anggota MPP DPP PAN, Wawancara Pribadi, Jakarta, 29 Juni 2006 ق ق permisalan yang menggolongan semua pengalaman manusia ke dalam dua kategori yang mutlak bertentangan, yakni pengalaman yang suci dan profan. Pengalaman yang profan adalah pengalaman rutin yang samapai tingkat tertentu sajalah dan merupakan bagian dari perilaku penyesuaian. Sedangakan pengalaman yang suci ini lebih tinggi martabatnya dan mengandung sifat serius yang lebih tinggi. Jadi lewat pengalaman yang suci ini lahir suatu sifat dan seperangkat praktik keagamaan yang lebih mempunyai kekuatan power. 57 Pengalaman keagamaan yang sifatnya dapat memberikan inspirasi, jelas merupakan hal yang cukup berarti. Untuk mengalami hal tersebut yang dapat menyatukan dia dan aku, sehingga apa yang dimaknai dalam hidup ini, seperti mencari ketenangan hidup, menemukan jalan keluar dari permasalahan atau melihat fenomena kehidupan meneguhkan hati pada moral keagamaan. Dari hasil analisis penulis, pengalaman seperti disebutkan di atas adalah, pengalaman yang pernah dialami oleh para politisi Partai Amanat Nasional semua pernah mengalami pengalaman keagamaan tersebut, karena dalam setiap kejadian yang pernah dialami merupakan pengalaman religius terlebih jika kita punya niat baik pasti tuhan akan memberi jalan hingga menggapai cita-cita. 58 Sehingga bagi para politisi Partai Amanat Nasional, ketika pengalaman keagamaan itu berarti padamu, maka berprinsiplah kamu sesuai dengan ajaran agama, maka kamu akan menempatkan jalan yang sangat luas. 57 Thomas F. O’dea, Sosiologi Agaam; Suatu Pengenalan Awal,Jakarta: Rajawali Press, Cet. 1, 1987, h. 35 58 Wawancara Pribadi dengan Ir. Muhammad Najib, Jakarta, tanggal 29 Juni 2006 ر ر

E. Konsekuensi Keagamaan bagai Para Politisi Partai Amanat Nasional