Fungsi agama bagi para politisi Partai Amanat Nasional

ن ن Mengenai praktik yang sifatnya ketaatan dan mempunyai kekhasan tersendiri, sebagai upaya mewujudkan kerukunan beragama, yang menghargai perbedaan dan tanpa mambeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan. Partai Amanat Nasional memberi peluang yang sangat terbuka, untuk mengaktualkan diri. Misalnya, agama non-Islam, walaupun mereka minoritas namun mereka dilingkungan DPP Partai Amanat Nasional tidak pernah merasa tertindas atau terdiskriminatifkan, menurut mereka. Warga negara Indonesia mempunyai hak yang sama dan di Partai Amanat Nasional sangat peduli dengan hal tersebut, yang dikedepankan oleh mereka adalah persatuan dan kesatuan secara utuh. 47 Praktik keagamaan para politisi Partai Amanat Nasional, yang beragama non-Islam, berupaya menciptakan suasana saling toleransi antar umat seagama dan antara umat beragama, walaupun dilingkungan DPP Partai Amanat Nasional tersebut, tempat peribadatan seperti gereja tidak ada. Namun mereka saling berpartisipasi ketika ada kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama lain. Bagaimanapun wujudnya agama itu, bagi para politisi Partai Amanat Nasional, pengaruh agama selalu memberikan inspirasi dan motivasi tersendiri. Baik itu melalui ritualitas maupun ketaatan yang relatif spontan, informasi dan khas pribadi masing-masing pemeluk agama.

C. Fungsi agama bagi para politisi Partai Amanat Nasional

Fungsi agama tidak dapat dilepaskan dari tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakat. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan 47 Lihat lampiran hasil wawancara dengan Lily Walandha, Wawancara Pribadii, 29 Juni 2006 س س analitis dapat disimpulkan bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dikembalikan pada tiga hal, yakni; ketidakpastian, ketidakmampuan dan kelangkaan. Untuk mengatasi itu semua agama menjadi solusi, karena manusia percaya dengan keyakinan yang kuat bahwa agama memiliki kesanggupan yang definitif dalam memberikan solusi terhadap manusia. Sebelum lebih jauh menjelaskan fungsi agama bagi para politisi Partai Amanat Nasional, penulis akan mengetengahkan terlebihan dahulu bahwa agama mempunyai fungsi sebagai berikut: Pertama, Fungsi Edukatif, dalam hal ini manusia mempunyai bahwa agama mempunyai tugas mengajar dan membimbing. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya, baik dalam bentuk upacara keagamaan, khutbah, renungan dan pendalam rohani. 48 Kedua, Fungsi Penyelamatan, yakni setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati, jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Terutama karena agama mengerjakan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai titik kebahagian yang mutlak. 49 Ketiga, Fungsi Pengendalian Sosial, yakni agama menjadikan seseorang lebih kuat sehingga agama dapat memberika pengendalian untuk menggerakkan dan membantu seseorang menjalin kehidupan ini. Secara 48 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 38 49 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 40 ع ع berkala agama dapat menegakkan dan memperkuat perasaan dan ide sesuai dengan ajaran agama tersebut. 50 Keempat, Fungsi Memupuk Persaudaraan, dalam hal ini, agama mempunyai peranan membina kerukunan antara umat seagama, antar umat beragama dan antara pemerintah menjalin satu kesatuan yang diungkapkan atas dasar persamaan sebagai makhluk Tuhan. 51 Kelima, Fungsi Tansformatif, merupakan fungsi yang mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru dengan harapan membentuk kepribadian manusia yang ideal. 52 Senada dengan menganut faham fungisonalisme, yang memberikan sorotan dan tekanan khusus atas apa yang ia lihat dari agama, jelasnya ia melihat agama dari fungsinya. Agama dipandang sebagai suatu institusi yang lain mengemban tugas agar masyarakat berfungsi dengan baik, baik dalam lingkup lokal, regional maun nasional. Maka dalam tinjaun teroi fungsional, yang dipentingkan ialah daya guna dan pengaruh agama terhadap individu, atau masyarakat sehingga berkat eksistensi dan fungsi agama, apa yang dicita- citakannya, terciptanya suatu kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan jasmani dan rohani dapat terwujud. 53 Agama berfungsi bagi individu atau kelompok, fungsi agama dalam diri individu memenuhi kebutuhan batiniah serta pemeliharaan masyarakat, 50 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 45 51 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 53 52 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 56 53 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 30 ف ف artinya bahwa dalam mengatur kehidupan sosial, agama memiliki kekuatan untuk memaksa dan mengikat masyarakat untuk mau mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi kepentingan bersama. Di lain pihak, agama pun berfungsi dalam membantu menciptakan sistem-sistem nilai sosial yang tepadu dan utuh dengan cara memberikan nilai- nilai yang berfungsi menyalurkan sikap-sikap para individumasyarakat. Dalam hal ini, fungsi agama bagi politisi sangat penting dalam menjalankan kehidupan sosial kemasyarakatan, karena disadari atau pun tidak, agama merupakan kekuatan aktif dalam menjaga keutuhan dan kelestarian hidup umat manusia khususnya dari penyelewengan-penyelewengan yang ada. Dalam setiap agama apa pun akan berisi ajaran-ajaran doktrin dan peraturan mengenai bagaimana tata cara hidup yang baik. Artinya secara fungsional, agama sama saja. Mengharapkan hilangnya perilaku politik yang menyimpang seperti berkurangnya atau hilangnya para politisi yang senang korupsi, kolusi dan nepotisme KKN dan mengaharapkan terciptanya kehidupan yang harmonis dan saling tolong menolong satu sama lain, semata-mata bergantung pada perbaikan pola hidup beragama. Penyalahgunaan agama yang dilakukan kerapkali dituduhkan kepada politisi menjadi sorotan penting bagi masyarakat. Sehingga bagi politisi Partai Amanat Nasional fungsi agama yang sangat dominan dalam dunia politik adalah sebagai kontrol. Dengan mematuhi agama memiliki fungsi sebagai ص ص kontrol maka, menumbuhkan rasa sungkan untuk melakukan penyelewengan- penyelewengan dan konflik dengan sendirinya akan berkurang bahkan hilang. Dengan demikian fungsi agama bagi para politisi Partai Amanat Nasional adalah untuk memberi rahmat, menebar kasih sayang antar sesama bukan saling menyalahkan, menafikkan dan mematikan satu sama lain. Hal ini diungkapkan Ali Taher Parasong, SH. MH., dalam wawancara penulis bahwa “Agama berfungsi mengantarkan kita pada jalan kebenaran, keteraturan hidup dan kebahagiaan”. 54 Politisi itu memang mutlak harus mempunyai latar belakang moralitas agama yang dituntun oleh agama tertentu, karena agama sebagai perilaku religion in action, terutama untuk mengurangi kegelisahaan, memantapkan kepercayaan kepada pribadi sendiri dan yang paling penting memelihara keadaan manusia agar siap menghadapi realitas. 55 Hal senadapun telah diungkapkan oleh para politisi Partai Amanat Nasional seperti apa yang telah diungkapkan oleh M. Junaedi, SE., dalam wawancara bahwa “Di setiap saya kegelisahan, saya berdo’a dan sholat kepada Tuhan yang saya anut, dan Alhamdulillah semuanya hilang, hingga memang benar disetiap agama selalu menjadi obat penenang kita’. 56

D. Pengalaman Keagamaan Para Politisi Partai Amanat Nasional