Politik dan Partai Politik

ض yang diyakini. Yang selanjutnya dapat mempersatukan mereka, dengan dilandasi semangat nilai-nilai dan sistem-sistem kebenaran universal yang diakui bersama. Hal ini menjamin adanya kombinasi bersama, oleh karena nilai-nilai kesakralan yang terkandung di dalamnya.

B. Politik dan Partai Politik

Politik dalam bahasa Arabnya disebut “Siyasah” atau dalam bahasa Inggrisnya “Politics”. Politik itu sendiri berarti cerdik atau bijaksana. 24 Memang dalam pembicaraan sehari-hari, kita seakan-akan mengartikan politik sebagai suatu cara yang dipakai untuk mewujudkan tujuan, tetapi sebenarnya para ahli ilmu politik sendiri mengakui bahwa sangat sulit memberikan definisi tentang politik. Ilmu politik pada dasarnya mempunyai ruang lingkup negara. Membicarakan politik pada galibnya adalah membicarakan negara, karena teori politik menyelidiki negara sebagai lembaga politik yang mempengaruhi hidup masyarakat. Selain itu, ilmu politik juga menyelidiki ide-ide, issue, asas-asas, sejarah pembentukan negara, hakikat negara serta bentuk dan tujuan negara, disamping menyelidiki hal-hal seperti pressure group, interst group, elit politik, pendapat umum public opinion, peranan partai politik dan pemilihan umum. 25 Ilmu politik adalah, ilmu yang mempelajari asal mula, bentuk-bentuk, proses negara-negara dan pemerintahan-pemerintahan. 26 Menurut Taqiyyuddin Ibnu Taimiyah. Siyasah Syariyah sesungguhnya merupakan dakwah seruan sistemik manhajiyah yang berbalik dari hukum buatan 24 Drs. Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik , Jakarta;PT. Rieneka Cipta, Cet.,1,1997, h.18 25 Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik, h. 18 26 Isjwara, F. S. H. LLM, Pengantar Ilmu Politik, Bandung; Dhiwantara, 1987, h.34 غ manusia menuju pada hukum kransendental dari Allah Swt, yang didalamnya berisikan pula rincian terhadap penerapan hukum ini dalam kehidupan manusia. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari berbagai Sanad, dari Shahih Imam Muslim dan Perawi lain tentang kepemimpinan dengan bentuk perwakilan yang bercorak kenabian Inabah Nabawiyah : “Sesungguhnya Allah rela atas kalian dalam 3 perkara : Hendaklah kalian menyembah Allah dan tidak menyekutukan – Nya dengan sesuatu, hendaklah kalian berpegang teguh dengan tali agama Allah dan jangan berpecah belah, dan hendaklah kalian saling menasehati dengan orang yang diangkat Allah untuk memegang perkara kalian pemimpin . “ HR.Muslim dan Ahmad . 27 Bagi Gilchrist, ilmu politik adalah, ilmu tentang negara dan pemerintahan. Sedangkan Adolf Grabowsky mengatakan bahwa, ilmu politik menyelidiki negara dalam keadaan bergerak. Asal mula kata politik itu sendiri berasal dari kata “Polis” yang berarti “Negara Kota” dengan politik berarti ada hubungan itu khusus antara manusia yang hidup bersama, dalam hubungan itu timbul aturan, kewenangan, dan 27 Ibnu Taimiyah, Siyasah Syariyah, Surabaya ; Risalah Gusti, 1995, h.X ظ akhirnya kekuasaan. Politik bisa juga dikatakan sebagai kebijaksanaan, kekuatan, kekuasaan, pemerintahan, konflik dan pembagian atau kata-kata yang serumpun Hoogerwerf. 28 Sedangkan Islam politik adalah Islamisasi politik menerima politik, atau memasukkan politik didalam Islam dan fakta Islam politik ini harus tertuang dalam pasal-pasal yang jelas, yang menegaskan bahwa kedudukan rakyat diatas penguasa sebab pemimpin sebuah kaum adalah pelayan bagi rakyatnya. Pengawasan terhadap penguasa ini tidak akan berjalan tanpa peran paratai-partai. Sementara pembentukan partaipun diperintahkan oleh Al- Qur’an : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. QS. Ali Imron : 104 . 29 Bagi DR. Fahmi Asy – Syannawi, ” kaum muslim akan berdosa jika diantara mereka tidak terdapat golongan atau partai. Sebab, tuntutan untuk menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar tidak ditujukan kepada setiap individu, melainkan dibebankan kepada “umat” diantara kalian atau kepada sebagian golongan atau partai, Dengan demikian pembentukan partai 28 Inu Kencana Syafiie, Ilmu Politik,h.19 29 DR. Fahmi Asy – Syannawi, Fiqih Politik , Bandung ; Pustakasetia, 2006, h.302-330 أ أ untuk menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar bukan merupakan hak semata, melainkan sebagai perintah langsung dari Tuhan ”. 30 Sedangkan partai politik secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama tujuannya untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik. 31 Dan biasanya, partai politik untuk mendapatkan itu, melalui jalur konstitusionil demi untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan partai tersebut. Partai politik pertama lahir di negara-negara Eropa Barat. Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat disatu pihak dan pemerintahan di pihak lain. Partai politik umumnya dianggap sebagai manifestasi dari suatu sistem politik yang sudah modern atau yang sedang dalam proses memodernisasikan diri. Maka dari itu, dewasa ini di negara-negara baru pun partai sudah menjadi lembaga politik yang biasa dijumpai. Partai politik, adalah alat yang sangat ampuh untuk mencapai stabilitas politik karena didasari oleh pandangan bahwa rakyat perlu dibimbing dan dibina untuk mencapai tujuan politik yang langgeng. Basis partai politik mula-mulanya dipusatkan pada kelompok- kelompok politik dalam parlemen. Seiring dengan perkembangannya 30 DR. Fahmi Asy – Syannawi, Fiqih Politik. h. 17 31 Haryanto, Sistem Politik: Suatu Pengantar, h.88 ب ب kegiatan-kegiatan partai politik mengalami pergeseran dengan meluasnya hak pilih, sehingga kegiatan politik juga berkembang diluar parlemen dengan terbentuknya panitia-panitia, organisasi-organisasi sayap, dan organisasi- organisasi kader dan lain sebagainya. Kegiatan dalam partai politik merupakan suatu bentuk aplikasi program untuk menunjang tujuan yang akan dicapai. Sedangkan partisipasi politik mencangkup semua kegiatan sukarela, di mana seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan turut serta secara langsung atau tak langsung dalam pembentukan kebijakan-kebijakan umum. Partai politik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya harus mempertimbangkan kelompok-kelompok yang terdapat di dalamnya dan tujuan-tujuan yang akan dicapainya. Oleh karena itu, partai politik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya tentu akan menempuh cara-cara yang berbeda dengan cara-cara yang ditempuh oleh partai politik lainnya. Tentu sesuai dengan target dan sasaran, situasi dan kondisi, untuk mewujudkan kekuatan politik yang solid. Di bawah ini akan diketengahkan fungsi-fungsi yang diselenggarakan oleh partai politik: Pertama, sebagai sarana komunikasi politik. Kedua, sebagai saran artikulasi dan agregasi kepentingan. Ketiga, sebagai sarana sosialisasi politik. Keempat, sebagai sarana rekruitmen politik. Kelima, sebagai sarana pembuatan kebijakan. Keenam, sebagai sarana pengatur konflik. 32 32 Haryanto, sistem Politik: Suatu Pengantar; h. 89 ج ج Dari fungsi-fungsi yang disebutkan di atas setidaknya pendekatan ini secara umum banyak di lakukan oleh partai politik. Oleh karena itu untuk mengklasifikasikan partai politik ke dalam berbagai macam ciri, dapat dilihat dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya, secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu, partai massa dan partai kader. Apabila pengklasifikasian tersebut dilakukan dari segi sifat dan orientasinya, partai dapat dibagi menjadi dua jenis pila; yaitu, partai lindungan dan partai ideologipartai asas. 33 Ciri-ciri partai tersebut adalah: 1. Partai Massa, ciri utamanya adalah, jumlah anggota atau pendukungnya yang banyak. 2. Partai Kader, ciri utamanya tidak mempunyai anggota atau pendukung sebanyak yang dipunyai partai massa. Partai kader lebih mementingkan disiplin anggota-anggota dan ketaatan dalam organisasi, doktrin dan idiologi selalu tetap terjamin. 3. Partai Lindungan, ciri utamanya partai ini biasanya aktif pada saat-saat menjelang dilangsungkan pemilihan umum saja. 4. Partai Idiologipartai asas, ciri utamanya mempunyai disiplin yang kuat dan mengikat diantara anggota-anggotanya, dan penyeleksiaan anggotanya melalui rekruitmen yang ketat. 34 Hal lain yang dikemukakan oleh Maurice Duverger, yang diketengahkan dalam bukunya yang berjudul “Political Parties”, ia 33 Prof. Meriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama, 1995, h. 96 34 Haryanto, Sistem Politik: Suatu Pengantar, h. 97 د د mengemukan pendapatnya bahwa partai politik dapat diklasifikasikan atau dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu; Pertama, sistem partai tunggal one party system yakni sistem di mana suatu negara hanya terdapat satu partai politik saja yang sangat berperan atau dominant. Kedua, sistem dwi partai yakni sistem yang dianut oleh suatu negara di mana dua partai politik yang memainkan peran yang sangat dominant dibidang kehidupan politik. Ketiga, sistem multi partai sering pula disebut dengan sistem banyak partai, pada umumnya ini dianut suatu negara di mana negara tersebut terdapat beberapa partai politik dan diantara partai-partai politik yang ada itu memiliki kekuatan yang seimbang. 35

C. Agama dan Perilaku Politik