BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam membawa perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami. Menurut
WHO, sekitar 80 penduduk dunia dalam perawatan kesehatannya memanfaatkan obat tradisional yang berasal dari ekstrak tumbuhan herbal.
Meningkatnya kebutuhan akan produk herbal dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Banyak yang
meyakini, produk herbal tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia Litbang Depkes, 2007:1.
Ketua Bidang Industri Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia GPKI, Soetikno dalam BPPT 2008:1 mengatakan bahwa pertumbuhan pasar obat
herbal pada awal abad ke-21 tahun 2000 mengalami peningkatan signifikan di Asia RRC, Korea, India, Thailand, dan Malaysia dan Eropa Barat. Pasar obat
herbal di Indonesia juga mengalami peningkatan. Tahun 2003, mencapai Rp 2 triliun, kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp 2,9 triliun.
Perkiraan pada tahun 2010, pasar obat herbal di Indonesia mencapai Rp 7,2 triliun.
Peningkatan akan kebutuhan obat herbal, khususnya di Indonesia menjadi sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan dalam mengembangkan industri
pengolahannya, sehingga tidaklah mengherankan kalau produsen obat herbal banyak bermunculan. Menurut Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi
54
Agroindustri dan Bioteknologi, Wahono Sumaryono mengatakan bahwa pada tahun 2002, jumlah industri obat herbal mencapai 1.012 buah, 907 diantaranya
merupakan industri kecil atau industri rumah tangga dan 105 industri menengah ke atas. Tahun 2004, jumlah industri meningkat menjadi 1.166 yang terdiri 129
industri menengah dan besar, serta 1.037 industri kecil dan rumah tangga. Semakin meningkatnya produsen herbal menimbulkan persaingan ketat
dalam industri ini. Perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta memperluas daerah pemasaran guna mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan. Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan melakukan
kegiatan penjualan produk kepada konsumen sasaran pada gerai outlet. Gerai outlet dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan
jasa Ma’ruf, 2005:71. Perusahaan tentu akan memikirkan bagaimana cara agar produk ini dapat
dikenal masyarakat luas sehingga produknya dapat terjual secara optimal dan memperoleh keuntungan yang cukup signifikan. Promosi adalah salah satu
strategi bauran pemasaran yang memegang peranan penting bagi kelangsungan kegiatan penjualan pada gerai outlet. Pada hakekatnya, promosi merupakan
suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan
Alma, 2002:137. Secara umum, bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas
khusus itu sering disebut bauran promosi yang meliputi periklanan, penjualan
55
pribadi, promosi penjualan, publisitas, dan pemasaran langsung Tjiptono, 2001:222.
Bauran promosi dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa, layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi,
dan gagasan. Bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran
pesan atau biasa disebut media promosi. Media promosi adalah segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para target
konsumen. Kehadiran media promosi dalam memenuhi keinginan industri sangat diperlukan untuk meraih pasar sasaran yang sebesar-besarnya Angipora,
2002:346. Media promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai
dengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Tujuan media promosi disusun untuk menstimulasi terjadinya kesadaran awareness, ketertarikan interest, dan
berakhir dengan tindakan pembelian purchase yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan yang selanjutnya memberi pengaruh
meningkatnya penjualan. Efektif atau tidaknya media promosi, dapat diketahui dengan mengukur tingkat efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang ditentukan Fauzi, 2007:1. Durianto dkk. 2003:15 menyatakan bahwa secara umum ada tiga kriteria
yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas media promosi, yaitu pengingatan, persuasi, dan penjualan. Efektivitas media promosi yang berkaitan
dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset EPIC Model yang
56
dikembangkan oleh AC. Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu Empathy,
Persuation , Impact, and Communication. Model ini digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan media promosi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya dipahami, kemampuan untuk menggugah
perasaan, dan kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan efektivitas media promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui
melalui riset dampak penjualan yang diukur berdasarkan sejauh mana media promosi mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk.
PT. Prima Agritech Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan produk herbal dengan mengedepankan kualitas prima atau
unggul melalui penerapan teknologi yang terstandar dan terukur. Pengolahan produknya menerapkan prinsip-prinsip organik dan prinsip HACCP Hazard
Analysis Critical Control Point agar produk yang dihasilkan aman dikonsumsi
serta telah mendapatkan sertifikat halal dari MUI. Demi menghadapi persaingan antar perusahaan sejenis, PT. Prima Agritech Nusantara melakukan penjualan
produk pada gerai outlet yang berlokasi di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat, dan promosi dijadikan sebagai bentuk komunikasi pemasaran produknya
agar produk dikenal masyarakat luas, khususnya pengunjung mall sehingga produk tersebut dapat terjual secara optimal dan memperoleh keuntungan yang
cukup signifikan. Bentuk bauran promosinya berupa periklanan dan penjualan pribadi.
57
Periklanan adalah komunikasi tidak langsung untuk menyampaikan pesan- pesan penjualan tentang keunggulan atau keuntungan produk herbal PT. Prima
Agritech Nusantara dengan media promosi yang digunakan adalah brosur dan x- banner, sedangkan penjualan pribadi adalah komunikasi langsung tatap muka
antara penjual dan konsumen sasaran dengan media promosi yang digunakan adalah tenaga penjual.
Kegiatan media promosi tersebut diharapkan dapat menarik perhatian konsumen sasaran sehingga mendapat respon positif dalam membantu perusahaan
mencapai visi dan misi. Dengan demikian, diperlukan pengukuran tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech
Nusantara. Berdasarkan pembahasan di atas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada
Outlet PT. Prima Agritech Nusantara.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara?
2. Bagaimana efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model?
3. Bagaimana efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan?
58
1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara. 2.
Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model.
3. Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima
Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan.
1.4.Manfaat Penelitian Manfaat dari Penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
yang bermanfaat untuk mengetahui kinerja media promosi. 2.
Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang di peroleh
selama masa perkuliahan.
1.5.Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi identifikasi bentuk kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara, dan mengukur
tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara melalui riset EPIC Model dan dampak penjualan.
59
BAB II TINJAUAN PUSTAKA