16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pasar modal memiliki fungsi sebagai lembaga perantaraan intermediaries, dimana fungsi tersebut menunjukkan peran penting dari pasar modal dalam
menunjang perekonomian untuk mempercepat pembangunan suatu negara, yaitu dengan menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
mempunyai kelebihan dana, dengan cara menerbitkan sekuritas oleh perusahaan- perusahaan yang membutuhkan dana yang kemudian diperjualbelikan di pasar
modal. Perusahaan yang menerbitkan sekuritas ini disebut emiten, sedangkan pihak yang membeli sekuritas berarti menanamkan modalnya di perusahaan yang
menerbitkan sekuritas, yang disebut juga pemodal atau investor. Pasar modal juga dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena melalui pasar
modal pihak yang kelebihan dana investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan keuntungan yang paling optimal.
Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasi dan tingkat
return yang akan diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat
waktu sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasinya. Informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu memberikan kepercayaan bagi
para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi yang baru akan membentuk
Universitas Sumatera Utara
17 suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Kepercayaan baru ini akan
mengubah harga melalui demand dan supply surat-surat berharga, dimana perubahan transaksi selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun
eksternal perusahaan, yaitu ketersedian informasi availability of information, likuiditas pasar modal, kebijakan pemerintah dan lain-lain.
Pasar modal sendiri memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian
akan kualitas produk yang ditawarkan, misalnya: suatu perusahaan yang mengeluarkan obligasi beberapa saat kemudian gagal membayar bunga dan
utang pokoknya, atau perusahaan yang semula tidak diperhitungkan ternyata memiliki tingkat laba yang tinggi sehingga mampu membayar bunga obligasi,
pokok pinjaman, bahkan mampu memberikan dividen yang cukup tinggi bagi para pemegang saham, oleh karena itu pada setiap pengambilan keputusan
investasi, investor dihadapkan pada keadaan ketidakpastian. Hal ini mendorong investor yang rasional untuk selalu mempertimbangkan risiko dan tingkat
pengembalian yang diharapkan dari setiap sekuritas. Untuk analisis investasi, para analis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang berkaitan dengan
penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mencerminkan likuiditas informasi, hal ini dapat ditemukan dalam laporan arus kas yang sudah menjadi bagian
integral dari laporan keuangan perusahaan publik sejak dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 2 tahun 1994 yang berlaku
mulai tanggal 1 Januari 1995.
Universitas Sumatera Utara
18 Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu entitas untuk satu periode. Informasi ini berguna bagi investor dan kreditor untuk mengetahui kemampuan
entitas menghasilkan arus kas bersih masa depan dan membandingkannya dengan kewajiban-kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk
kemungkinan pembayaran dividen masa depan. Laporan arus kas harus disajikan dengn merinci komponen-komponen arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan. Pembedaan komponen-komponen arus kas ini penting karena masing-masing komponen tersebut dianggap mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap harga saham. Beberapa bukti empiris tentang kandungan informasi dari laporan arus kas
menunjukkan adanya ketidak konsistenan hasil yang diperoleh. Hasil penelitian Baridwan 1997, Hastutu 1997, Suadi 1998 dan Triyono 2000 dalam Fitra
2007 menemukan adanya kandungan informasi dalam laporan arus kas, sementara hasil penelitian Clubb 1995, Board dan Day 1989 dalam Fitra
2007 menyatakan bahwa kandungan informasi laporan arus kas memberikan dukungan yang lemah bagi investor. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
untuk membahas apakah terdapat pengaruh informasi laporan arus kas terhadap harga saham dengan objek penelitian perusahaan makanan dan minuman dengan
kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005-2007. Pemilihan kelompok perusahaan yang tergabung ke dalam
industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan yang diteliti dengan pertimbangan bahwa industri ini menyediakan
Universitas Sumatera Utara
19 kebutuhan primer manusia sehingga tetap dapat menjadi prioritas utama
konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung. Bagaimanapun buruknya kondisi kehidupan konsumen, mereka masih tetap membutuhkan
makanan dan minuman untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kondisi ini turut mempengaruhi pergerakkan harga saham perusahaan dalam kategori
makanan dan minuman, yang diakibatkan meningkatnya kegiatan penawaran dan permintaan saham kategori tersebut di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
menunjukkan ketertarikan investor terhadap saham perusahaan tersebut yang tercermin pula melalui fluktuasi harga sahamnya, dan penulis menuangkan
penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul: “Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah