Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jadwal Penelitian

44 ii. Perusahaan telah menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan auditan untuk tahun buku 2005-2007 iii. Periode laporan keuangan berakhir tanggal 31 desember. iv. Saham perusahaan aktif diperdagangkan selama tahun 2006-2008. v. Harga saham yang dipergunakan adalah closing price. Setelah dipilih dengan kriteria yang sudah ditetapkan di atas didapatlah 18 perusahaan sebagai sampel. Daftar perusahaan yang menjadi sampel adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman NO NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN 1. PT. Ades Waters Indonesia Tbk ADES 2. PT. Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA 3. PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA 4. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO 5. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 6. PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 7. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 8. PT. Mayora Indah Tbk MYOR 9. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 10. PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP 11. PT. Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 12. PT. Sekar Laut Tbk SKLT 13. PT. Siantar TOP Tbk STTP 14. PT. Sierad Produce Tbk SIPD 15. PT. SMART Tbk SMAR 16. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 17 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 18. PT. Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ

F. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 45 i. Variabel independen bebas, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain Umar, 2003:50. Variabel independen bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasional, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel independen disimbolkan dengan “X 1 ” arus kas dari aktivitas operasi, “X 2 ” arus kas dari aktivitas investasi, “X 3 ” arus kas dari aktivitas pendanaan. ii. Variabel dependen terikat, merupakan variabel yang dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel independen Umar, 2003:50. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham, dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”. Tabel 3.2 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Arus Kas Dari Aktivitas Operasi X 1 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Nilai arus kas aktivitas operasi per lembar saham. Rupiah Arus Kas Dari Aktivitas Investasi X 2 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas investasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Nilai arus kas aktivitas investasi per lembar saham. Rupiah Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan X 3 selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas Nilai arus kas aktivitas pendanan per lembar saham. Rupiah Universitas Sumatera Utara 46 pendanaan selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Harga Saham Y Harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli saham ketika mereka memperdagangkan saham di pasar bursa. Harga pasar per lembar saham pada periode tertentu. Rupiah

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis statistik, namun terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

1. Uji Asumsi klasik

Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik seperti normalitas data, autokorelasi, heteroskedastisistas dan asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2005:110. Menurut Ghozali 2005:110, ”cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah: Universitas Sumatera Utara 47 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. ”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogorov-Smirnov K-S”, yang dijelaskan oleh Ghozali 2005:115. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H : Data residual berdistribusi normal H a : Data residual tidak berdistribusi normal Bila signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan H diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan H a diterima. Jika data tidak normal, ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto 2004:172, yaitu: 1 Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma 10. 2 Lakukan trimming, yaitu memangkas observasi yang bersifat outlier, 3 Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. Universitas Sumatera Utara 48

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini paling sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena “gangguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dapat dideteksi dengan menggunakan Durbin Watson statistik. Menurut Ghozali 2002: 96 cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tidak ada autokorelasi positif, jika 0 d dl. 2. Tidak ada autokorelasi positif, jika dl ≤ d ≤ du. 3. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 - dl d 4. 4. Tidak ada korelasi negatif, jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl. 5. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif, jika du d 4 – du. Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Menurut Ghozali Universitas Sumatera Utara 49 2005: 103 bila signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti residual random dan H diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti residual tidak random dan H ditolak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Erlina 2007:108 menyatakan “jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis yang dapat digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas, antara lain: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Menurut Gozali 2005:107 ”analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat Universitas Sumatera Utara 50 menjamin keakuratan hasil”. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain: 1. Uji Park, 2. Uji Glejser.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya menunjukkan tidak terjadinya korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat: 1 Melihat nilai tolerance, Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10. 2 Melihat nilai variance inflation factor VIF, Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai VIF 10. 3 Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, Universitas Sumatera Utara 51 Menurut Ghozali 2005:93 untuk matrik korelasi adanya indikasi multikolonieritas dapat dilihat jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,95. 4 Membandingkan nilai R 2 model utama awal terhadap nilai R 2 dari masing-masing auxilary regression antar variabel independen, Dengan ketentuan Nilai R 2 model utama R 2 masing-masing auxilary regression antar variabel independen. 5 Melihat nilai Condition Index CI, Jika nilai CI antara 10 dan 30 terdapat multikolinearitas moderat ke kuat, sedangkan jika nilai CI 30 artinya terdapat multikolinearitas sangat kuat. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: akoefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, bnilai standar error setiap regresi menjadi tak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.

2. Pengujian Hipotesis

Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara informasi laporan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka digunakan analisis statistik, yaitu: Universitas Sumatera Utara 52

a. Metode Regresi Linear Berganda

Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y = +β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 +  Keterangan : Y = Harga saham.  = Konstanta. β 1 , β 2 , β 3 = Koefisien regresi X 1 , X 2 , X 3 . X 1 = Nilai arus kas dari aktivitas operasi per lembar saham. X 2 = Nilai arus kas dari aktivitas investasi per lembar saham. X 3 = Nilai arus kas dari aktivitas pendanaan per lembar saham.  = Tingkat kesalahan pengganggu

b. Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik

secara bersama-sama serentak maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.

1. Uji t uji secara parsial

Uji secara parsial untuk menguji setiap variabel bebas atau independent variable X i apakah mempunyai pengaruh atau tidak, terhadap variabel tidak bebas atau dependent variable Y i . Bentuk pengujiannya adalah: H : b i = 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan Universitas Sumatera Utara 53 makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. H a : b i ≠ 0, artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Dengan menggunakan tingkat signifikan alpha 5 dan derajat kebebasan df ≥ 20, kemudian dibandingkan t tabel dengan t hitung untuk menguji signifikansi pengaruh. Apabila nilai t hitung t tabel , maka H ditolak.

2. Uji F uji secara serentak

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah: H : b 1 = b 2 = b 3 = 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas aktivitas pendanaan secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. H a : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0 artinya informasi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada Universitas Sumatera Utara 54 perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. Pengujian signifikansi dilakukan dengan mengamati F hitung pada nilai signifikan alpha 5. Apabila nilai F hitung F tabel , maka H ditolak.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Penyelesaian Proposal Pengumpulan Data Seminar Proposal Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan Universitas Sumatera Utara 55 BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Informasi Laba Akuntnasi dan Arus Kas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 51 83

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 3 74

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 24

PENGARUH ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 15

PENDAHULUAN Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

ANALISIS PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 2 14

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 1

PENGARUH INFORMASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP PERKEMBANGAN NILAI HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13