Maksim Relevansi Prinsip Kesantunan Dalam TuturanPKPS

55 benar dalam kenyataannya di dalam rumah tangga bagi yang beragama kristiani. Maksudnya dalam maksim ini, di mana seorang penutur diharapkan dapat menyampaikan sesuatu yang bersifat nyata dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya di dalam bertutur. Tuturan yang di harapkan dalam peristiwa tutur ini merupakan hal yang sebenarnya terjadi bukan kebohongan ataupun rekayasa antara penutur dan petutur. Prinsip dari maksim kualitas ini adalah kebenaran. Dalam suatu percakapan, sangat diperlukan adanya suatu kebenaran dari tindak tutur yang dilakukan oleh minimal dua orang. Apa yang diinginkan oleh para petutur dan pendengar adalah suatu kebenaran dari apa yang dipercakapkan dan bukti-bukti yang ada dari apa yang mereka percakapkan.

5.3.3 Maksim Relevansi

Contoh dari itu ada pada data yaitu “Na manungkun ma ahu nuaeng jumolo di ho, ale pangoli si……. Olo do ho manghajongjongkon di jolo ni Debata, na umboto saluhut, dohot di jolo ni angka dongan na pungu dison, na dipangido roham do si………..na niriritmon gabe donganmu saripe? Olo do ho mangkaholongi ibana sian nasa roham dohot mangulahon sian nasa gogom, huhut marparangehon parange na badia rap dohot ibana, na olo do ho manganjuanju dohot hagaleonna, tung sura humurang parangena, jala na sotupa paulahonmu manang tadingkononmu ibana paima disirang hamatean hamu sogot? Universitas Sumatera Utara 56 Molo naung sada roham mangoloi saluhutna I dok ma: Olo “Aku bertanya kepadamu lakilaki, maukah engkau menerima di hadapan Tuhan, yang mengetahui segala sesuatu, dihadapan semua orang yang ada disini, engkau menginginkan si………nama perempuan menjadi teman hidupmu? Maukah engkau mengasihinya dari hati yang tulus, dan melakukan tugas sebagai seorang suami bagi dirinya? Maukah engkau mengajarinya dalam kelemahan dan kekurangannya, tidak akan engkau ceraikan kalau jika engkau telah siap, jawablah ya Dari data yang diatas dapat terlihat adanya hubungan antara kedua belah pihak, karena adanya suatu kejelasan dari mereka sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan baik. Satu pihak penutur bermaksud baik dengan bertanya kepada pengantin laki-laki agar ia mengerti maksud dari apa yang hendak ia tanyakan dari pengantin lakilaki tersebut. Disatu sisi jawaban dari pengantin lakilaki adalah gambaran yang diinginkan oleh sang penutur, agar pengantin lakilaki tersebut menjadi lebih mengerti akan maksud dari pembicaraan mereka. Dan itu juga ada keinginan untuk mendapat hal yang lebih baik lagi. Keinginan itu berupa pengantin lakilaki mengerti dan mematuhi ajaran maupun nasehat, dan diharapkan akan adanya keberhasilan yang akan diperoleh nantinya dalam membina hubungan rumah tangga dikemudian hari. Di sisi lain contoh yang serupa seperti contoh sebelumnya yaitu merupakan kebalikan pertanyaan yang diajukan kepada mempelai perempuan Universitas Sumatera Utara 57 yang dalam contoh data seperti Na manungkun ma ahu dohot di ho, ale inang si…………..niririt ni si……..on bahen donganna saripe: Na olo do ho manghajongjongkon di jolo ni Debata na umboto saluhut, dohot di jolo ni dongan na pungu dison na dipangido roham do si………..on, gabe sinondukmu? Olo do ho mangkaholongi ibana sian nasa roham dohot marpangalaho na ture maradophon ibana dohot marparangehon parange na badia, paboa halak Kristen ho, jala na so tupa mahilolong ho manang tadingkononmu ibana, paima disirang hamatean hamu sogot? Molo naung sada roham mangoloi saluhutna I, dok ma: Olo ”Aku bertanya kepadamu perempuan, apakah engkau menerima si lakilaki sebagai teman hidupmu, maukah engkau bersaksi di hadapan Tuhan yang maha tau dan dihadapan orang yang ada di sini, engkau menginginkan lakilaki menjadi teman hidupmu? Maukah engkau mengasihinya dari hati yang tulus dan sikap yang baik jika, jika engkau seorang umat Kristen dan tidak akan menduakannya dan meninggalkannya sebelum engkau di pisahkan oleh kematian? Jika engkau bersedia, jawablah ya Contoh yang satu ini tidak jauh beda dengan sebelumnya hanya saja yang membedakan dari contoh ini yaitu tujuan dari pertanyaan tersebut ditujukan kepada orang yang berbeda meskipun jawaban yang diharapkan merupakan sama yaitu sama-sama kesepakatan dari kedus pengantin pada saat itu. Universitas Sumatera Utara 58 Dengan maksud dari maksim ini, bahwa agar terjalin kerjasama yang baik antara penutur dan petutur, masing-masing hendaknya dapat memberikan kontribusi yang sifatnya relevan tentang sesuatu yang sedang dipertuturkan tersebut. Maksudnya adalah antara kedua belah pihak saling memberi apa yang hendak di utarakan oleh salah satu dari pembicara tersebut sehingga tidak ada kesenjangan antara penutur dan petutur. Maksim ini mengarahkan petutur untuk mengorganisasi ungkapan- ungkapan yang dilakukannya sehingga akan menghasilkan percakapan yang saling berhubungan. Prinsip dari maksim ini adalah ada hubungan yang terjadi dalam suatu ungkapan. Dalam tindak tutur maksim ini sangat diperlukan.. Dari maksim ini diharapkan adanya keterjalinan hubungan komunikasi yang baik diantara kedua belah pihak tersebut. Karena bila dalam peristiwa tutur tersebut ada katerjalinan yang baik maka hasil dari tuturan tersebut juga akan mendapat hasil yang baik.

5.3.4 Maksim Pelaksanaan