yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian- balik decoding.
Kelima, efek, yakni apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur,
perubahan sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia
membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu, dan sebagainya.
II.4.2 Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Selain itu keluarga juga merupakan fondasi primer bagi perkembangan anak, karena
keluarga merupakan tempat anak untuk menghabiskan sebagian besar waktu dalam kehidupannya. Keluarga juga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang
dimiliki manusia sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerjasama. Keluarga dipandang sebagai peletak dasar bagi pembentukan kepribadian
anak. Dalam lingkungan keluarga, anak belajar sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan, sehingga anak tumbuh dan berkembang mencapai
kedewasaan. Suasana atau iklim psikologis keluarga akan tampak dalam hubungan sikap dan perilaku antara kedua orang tua dan perlakuan orang tua terhadap anak.
Kehidupan dalam keluarga banyak dipengaruhi oleh proses interaksi dan faktor-faktor tertentu yang memunculkan suatu suasana atau iklim didalam pola perilaku sehari-
Universitas Sumatera Utara
hari dengan anggota lainnya di keluarga. Salah satu faktor tersebut yaitu suasana psikologis yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Ada beberapa pandangan
atau anggapan mengenai keluarga. Menurut Sigmund Freud dalam Ahmadi, 1999:95 bahwa keluarga itu
terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Dengan demikian keluarga merupakan manifesitasi dari pada dorongan seksual suami istri. Sedangkan Durkheim
berpendapat bahwa kelurga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan. Soelaeman 1994:19 menyatakan bahwa secara umum
fungsi keluarga meliputi: pengaturan seksual, reproduksi, sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan perseorangan dan kontrol
sosial.
Mustafa Ayah Bunda, 1986: 6 mengemukakan mengenai pengertian keluarga yaitu, bahwa keluarga adalah kesatuan dari pribadi-pribadi yang ada hubungan karena
pernikahan, kelahiran yang berinteraksi dengan tujuan pokok menciptakan dan memelihara norma-norma kebudayaan dan mendorong perkembangan fisik, mental dan
emosi setiap anggotanya.
Maciver dan Page Muhamad Isa Soeleman, 1994: 9menyebutkan bahwa terdapat lima ciri khas yang menandai adanya suatu keluarga yaitu:
a Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis pria dan wanita
b Dikukuhkan oleh suatu pernikahan
c Adanya pengakuan terhadap anak yang dilahirkan
d Adanya kehidupan ekonomis yang diselenggarakan bersama
Universitas Sumatera Utara
e Diselenggarakannya kehidupan berumah tangga
Kelima ciri khas keluarga seperti diungkapkan di atas, ternyata membawa implikasi yang besar dalam penyelenggaraan kehidupan keluarga, baik terhadap
fungsi dan peranan keluarga dalam masyarakat maupun fungsi dan peranan masing- masing keluarga serta pertanggungjawaban yang diemban oleh keluarga. Sayekti
Pujosuwarno 1994: 11 mengemukakan bahwa terdapat empat unsur yang terkandung dalam keluarga, yaitu:
a Keluarga merupakan perserikatan hidup antara manusia yang paling dasar dan
kecil. b
Perserikatan itu paling sedikit terdiri dari dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin.
c Perserikatan itu berdasar atas ikatan darah, perkawinan dan adopsi.
d Adakalanya keluarga hanya terdiri dari seorang laki-laki saja atau seorang
perempuan saja dengan atau tanpa anak. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, keluarga adalah suatu ikatan
persekutuan atas dasar perkawinan dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
II.4.3 Fungsi-fungsi Keluarga