Pembatasan Metode Penelitian Produksi Industri Pariwisata dan Ciri-cirinya

kontak atau pendekatan dengan pihak tersebut di atas. Hal tersebut dapat saja mengurangi atau menhambat lajunya perkembangan wisatawan yang datang dan juga akan mengurangi peran serta Pramuwisata dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan ke daerah Sumatera Utara.

1.3 Pembatasan

Sesuai dengan judul yang telah penulis tetapkan pada kertas karya ini, maka pembatasan masalah ini hanya untuk menganilsa Peran Serta Pramuwisata Di PT Overland Holiday Tour And Travel Medan Dalam Meningkatkan Arus Kunjungan Wisata Ke Sumatera Utara. Mengingat akan keterbatasan waktu, tenaga, biaya an pengetahuan penulis sendiri dalam memperoleh data, maka penulis merasa perlu untuk mebatasi runag lingkup penulisan. Namun tidak tertutup kemungkinan penulis untuk membicarakan masalah di luar ruang lingkup penulisan, tetapi hanya secara garis besar atau umum saja. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis di dalam melaksanakan training adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperalam pengetahuan penulis tentang Tour Operator dan Guiing Tehnique. 2. Untuk mengetahui Peran Serta Pramuwisata Di PT Overland Holiday Tour And Travel Medan Dalam Meningkatkan Arus Kunjungan Wisata Ke Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian

Dalam usaha memperoleh data dan bahan-bahan keterangan untuk menyunsun kertas karya ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Library Research 2. Field Research Metode Library Research ini menurut Djarwinto 1987:88 mengatakan bahwa Library Research adalah penelitian melalui sumber bacaan yang mempunyai hubungan dengan masalah yang dibahas baik berupa buku bacaan, brosur, majalah, pengumuman resmi pemerintah. Seangkan metode Field Research masih menurut Djarwinto 1987:88 mengatakan bahwa Field Research adalah pengumpulan data ke objek itu sendiri dengan langsung mengadakan penelitian di lapangan dam wawancara kepada petugas-petugas yang bersangkutan, guna memperoleh data maupun infomasi yang diperlukan, dengan terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan judul penelitian. Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Beberapa Pengertian Tentang Kepariwisataan 2.1.1 Pengertian Pariwisata Batasan mengenai pengertian pariwisata sangat banyak, tetapi marilah kita ambil pengertian dasar dan batasan tehnis pariwisata. Pengertian dasar akan memungkinkan kita membedakan antara kegiatan-kegiatan pariwisata dari kegiatan lainyang serupa dan sering berhubungan dengan pariwisata tetapi sebenarnya bukan pariwisata. Sedangkan pengertian tehnis diperlukan untuk pelaksanaan tehnis operasional, seperti menyiapkan data untuk tujuan statistik, perundang-undangan an industri. Untuk masing-masing tujuan diperlukan batasan tersendiri yang sesuai dengan tujuan tersebut. Pariwisata mempuyai lima sifat dasar, yaitu: 1. Pariwisata timbul dari perpindahan orang-orang dan tinggalnya meraka di berbagai tempat tujuan. 2. Ada dua elemen pariwisata yaitu perjalanan ke daerah tujuan dan tinggal sementara serta semua kegiatan selama tinggal di daerah tujuan. 3. Perjalanan ke dan tinggalnya wisatawan di tempat tujuan tentunya di luar tempat dimana biasanya ia tinggal dan bekerja, sehingga tingkah laku, perbuatan, kegiatan akan kelihatan berbeda dengan penduduk setempat. 4. Perpindahannya seperti yang tersubut pada poin b, bersifat sementara atau singkat dan dengan adanya niat untuk embali ke tempat asal dalam waktu beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan. Universitas Sumatera Utara 5. Tujuan kunjungan bukan untuk bekerja. Pengertian dasar ini terdapt dalam batasan defenisi yang dikemukan oleh Prof. Hunzikker dan Prof. Krapt. Defenisi ini kemudian dipakai oleh Perhimpunan Ahli Ilmu Keopariwisataan Internasional AIEST, adapun perihal batasan itu, Oka A. Yoeti 1988:106 mengatakan bahwa : “Pariwisata adalah keseluruhan dari pada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyedian tempat tinggal sementara asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu”. Pengertian menurut E. Guyer Freuler bahwa : “Pariwisata adalah merupakan penomena dari jaman sekarang yang didasarkanatas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan membutuhkan cinta terhadap keindahan alam dan khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas mayarakat manusia sebagai hasil daripada perkembangan peniagaan, industri, perdagangan serta penyempurnaan daripada alat-alat pengankutan”. Adapun menurut Salah Wahab bangsa Mesir bahwa : “Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapt pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri di luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain daerah tertentu, suatu negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang di alaminya di mana ia memperoleh pekerjaan tetap”. Menurut SK No, 355XIV GSU Gubernur sumatera utara tanggal 2 Agustus 1971 memberi pengertian bahwa : “Kepariwisataan adalah lalu lintas manusia dan barang-barang bawaannya dengan tujuan perjalanan ntuk melakukan rekreasi hiburan, kesehatan, pendidikan, keagamaan, olah raga, perdagangan, kekeluargaa, pertemuan-pertemuan, kunjungan muhibah oleh warga sendiri maupun asing dengan tidak maksud menetap” Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Pengertian Wisatawan

Dalam rangka pegembangan dan pembinaan kepriwisataan di Indonesia, pemerintah telah pula merumuskan batasan tentang wisatawan, sepeti yang dituangkan dalam Interasi Intruksi presiden No.9 Tahun 1969 yang memberikan defenisi bahwa wisatawan adalah setiap orang yang berpergian daeri tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kenjungannya itu. Batasan ini walau berlaku untuk wisatawan dalam dan luar negeri, dianggap pengertiannya terlalu luas, sehingga untuk menampung persoalan-persoalan yang mungkin timbul terutama dalam menentukan atau merumuskan kebijaksanaan masih di perlukan uraian tambahan . Menurut panitian Statistik Liga Bangsa-bangsa dalam sidang dewan yang diselenggarakan pada tanggal 22 Januari 1937 bahwa wisatawan adalah setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau lebih dalam suatu negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal. Selanjutnya menurut G.A. Schmoll bahwa: “Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan yang pada umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung dimasa yang akan datang”. Bila kita perhatkan batasan-batasan yang telah dikemukakan, maka kita dapat memberi kesimpulan bahwa seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan apabila: 1. Perjalanan yang dilakuannya lebih dari 24 jam. 2. Perjalanan yang dilakukannya hanya untuk sementara waktu. Universitas Sumatera Utara 3. Orang yang melakuan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya. Apabila ketiga syarat di atas tidak dipenuhi maka orang tersbut belum dapat dikatakan sebagai seorang wisatawan. Satu saja syarat tidak dipenuhi maka syarat dua yang lain menjai gugur, karena itu suatu batasan yang memenuhi syarat haruslah mencakup ketiga syarat tersebut di atas tanpa satupun yang ditinggalkan.

2.1.3 Pengertian Industri Pariwisata

Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalahsuatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya, yang mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya. Demikianlah gambaran industri pada umumnya, tetapi tidak demikian halnya dengan industri pariwisata. Dalam hal ini, Oka A. Yoety 1988:40 mengatakan bahwa: “Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa goods and services yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya selama dalam perjalanannya”. Sedangkan menurut R.S. Damarjadi mengatkan bahwa yang dimaksu dengan industri pariwisata dijelaskan sebagai berikut: “Industri pariwisata adalah rangkuman dari pada berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa-jasa layanan-layanan atau service yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya”. Universitas Sumatera Utara

2.2 Produksi Industri Pariwisata dan Ciri-cirinya

Pada umumnya yang dimaksud dengan “produk” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir suatu produksi tidak lain adalah suatu barang produk yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Pariwisata sebagai suatu industri menghasilkan jasa-jasa sebagai “produk” yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan traveller pada umumnya. Apakah yang dimaksud dengan produk industri pariwisata? Menurut Medlik dan Middleton dalam tulisannya : “The product formulation in Tourism”, yang diterbitkan oleh Assosiation of International Export and Scientific in Tourism AIEST tahun 1973, yang dimaksud dengan “produk” dalam industri pariwisata adalah …The product covers the complete experience from the time he leaves home to the he returns it. Jadi dapat dikatakan yang dimaksud dengan hasil produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa service yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat atau meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ke rumah tempat ia tinggal. Pada dasarnya ada tiga golongan poko produk industri pariwisata tersebut yaitu: 1. Tourist objct atau objek wisata yang terdapat pada daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. 2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, bar dan restauran, entertainment dan rekreasi. Universitas Sumatera Utara 3. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata serta transportasi di tempat tujuan ke objek0objek pariwisata. Secara terperinci dapat kita gambarkan jasa-jasa yang merupakan produk industri pariwisata yang dibutuhkan seorang wisatawan, semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ia kembali ke rumah, antara lain: 1. Jasa-jasa agen perjalanan untuk mengurus dokumen parjalanan, seperti pasport, exit-permit, visa ataupun tiket pesawat udara. 2. Jasa-jasa taxi servicecoach-bus untuk transportasi dari rumah ke airport waktu berangkat daparture 3. Jasa-jasa maskapai penerbangan yang akan membawa ke tempat tujuan yang dikehendaki. 4. Jasa-jasa taxi servicecoach-bus untuk transportasi dari airport ke hotel waktu datangarrival di tempat tujuan. 5. Jasa-jasa akomodasi perhotelanmotel ditempat yang dituju selama tingga l disana. 6. Jasa-jasa bar dan restauran, bik di dalam hotel maupun di luar hotel. 7. Jasa-jasa tour operator untuk kegiatan Sightseeingtour ke objek-objek wisata. 8. Jasa-jasa yang diberikan dari opbjek wisata, atraksi wisata dan entertainment di tempat yang ia kunjungi. 9. Jasa-Jasa souvenir shop dan handicraft center. Sebaliknya bila ia kembali ke tepat kediamannya, maka jasa-jasa yang diperlukannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengn sewaktu berangkat. Adapun jasa-jasa tersebut aalah ssebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Jasa-jasa taxi servicecoach-bus untuk transportasi dari hotel ke airport. 2. Jasa-jasa maskapai penerbangan dari tempat yang telah dikinjungi ke tempat asalnya. 3. Jasa-jasa taxi servicecoach-bus untuk transportasi dari airport ke rumah tempat tinggal. 4. Making service, bagi wisatawan yang hanya membeli souvenir, karena kalau terus dibawa akan sangat mengganggu dalam perjalanan. Adapun beberapa ciri-ciri hasil produksi pariwisata menurut Oka A. Yoeti 1988:156 yang terpenting, antaranya adalah sebagai berikut: 1. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak dapt dipindahkan, karana didalam penjualannya tidak mungkin produk itu sendiri dibawa kepada konsumen yang harus datang ke tempat produk tersebut dihasilkan. 2. Pada umumnya peranan perantara tidak diperlukan, karena proses produksi pada saat bersamaan dengan konsumsi, satu-satunya perantara yang merupakan saluran dalam penjualan jasa-jasa industri pariwisata hanyalah Travel Agent atau tour operation saja. 3. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hal yang terjadi pada industri barang lainnya. 4. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standard atau ukuran yang objektif, seperti halnya industri barang lainnya yang mempunyai ukuran panjang, lebar. Isi, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 5. Permintaan terhaap hasil atau produk undustri pariwisata tidak tetap dan sngat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis 6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya. Dia hanyat dapat melihat dari brosur-brosur, TV, Film yang khusus dibuat waktu itu juga. 7. Hasil atau produk industri pariwisata itu banyak tergantung dari tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin. 8. Dari segi pemilikan usaha, penyedian produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakn biaya besar, mempunyai tingkat resiko yang tinggi, karena perusahaan elastis permintaan sangat pekasekali. Universitas Sumatera Utara BAB III URAIAN TENTANG PRAMUWISATA

3.1 Pengertian Pramuwisata