24
1Pemalsuan surat diancam dengan pidana penjara paling lama delapan tahun, jika dilakukan terhadap :
a. Akta-akta otentik b. Surat hutang atau sertifikat hutang dari suatu Negara atau bagiannya
ataupun dari suatu lembaga umum; c. Surat sero atau surat hutang atau sertifikat sero atau hutang dari suatu
perkumpulan, yayasan, perseroan atau maskapai; d. Talon, tanda bukti deviden atau bunga dari salah satu surat yang
diterangkan dalam b dan c, atau tanda bukti yang dikeluarkan sebagai pengganti surat-surat itu;
e. Surat kredit atau surat dagang yang diperuntukkan untuk diedarkan; 2Dipidana dengan pidana yang sama barang siapa dengan sengaja memakai
surat tersebut dalam ayat pertama, yang isinya tidak asli atau dipalsukan seolah-olah benar dan tidak dipalsu, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.
Ketentuan Pasal 266 KUHP yang menyatakan : 1Barang siapa menyuruh mencantumkan suatu keterangan palsu mengenai
suatu hak di dalam suatu akta otentik yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta tersebut dengan maksud untuk mempergunakannya atau untuk
menyuruh orang lain mempergunakannya seolah-olah keterangannya itu sesuai dengan kebenaran, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya
tujuh tahun jika penggunaannya dapat menimbulkan suatu kerugian.
2Di pidana dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja mempergunakan akta tersebut seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran,
jika penggunaannya dapat menimbulkan sesuatu kerugian.
2. Kerangka Konsepsi
“Kerangka konsepsi merupakan salah satu bagian terpenting dari teori, peranan konsepsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi,
antara abstraksi dan kenyataan. Kerangka konsep mengandung makna adanya stimulasi dan dorongan konseptualisasi untuk melahirkan suatu konsep baginya atau
Universitas Sumatera Utara
25
memperkuat keyakinannya
akan konsepnya
sendiri mengenai
sesuatu permasalahan.”
38
“Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penelitai hukum.”
39
Guna menghindari perbedaan penafsiran dari istilah yang dipakai, dan sebagai pegangan
dalam proses penelitian ini, yang dimaksud dengan : “Akta otentik adalah suatu bukti yang mengikat, dalam arti bahwa apa yang
ditulis di dalam akta tersebut harus dipercaya oleh hakim, yaitu harus dianggap sebagai benar, selama ketidakbenarannya,tidak dibuktikan. Dan ia memberikan
suatu bukti yang sempurna, dala arti ia sudah tidak memerlukan suatu penambahan pembuktian. Ia merupakan sutau alat bukti yang mengikat dan sempurna.”
40
“Keterangan palsu adalah keterangan yang tidak sesuai dengan kebenaran, dan keterangan yang tidak sesuai dengan kebenaran tersebut oleh pelaku
harus dibuat untuk dicantumkan dalam suatu akta otentik oleh pejabat yang memang berwenang untuk membuat akta otentik tersebut”.
41
“ Tindak pidana pemalsuan adalah berupa kejahatan yang didalamnya
mengandung unsur keadaan ketidakbenaran atau palsu atas sesuatu objek
38
M. Solly Lubis, loc. Cit.
39
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatau Tinjauan Singkat, Edisi 1, Cetakan 7, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal. 7.
40
R. Subekti I, Hukum Pembuktian, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005, Hal 27.
41
P. A.F Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan-Kejahatan Membahayakan Kepercayaan Umum Terhadap Surat-Surat, Alat-Alat Pembayaran, Alat-Alat Bukti dan Peradilan, Mandar Maju,
Bandung, 1991, Hal 83.
Universitas Sumatera Utara
26
yang sesuatunya itu tampak dari luar seolah-olah benar adanya padahal sesungguhnya bertentangan dengan sebenarnya”.
42
G. Metode Penelitian 1.
Spesifikasi Penelitian
Penelitian ini adalah “usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis dan
sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.”
43
Penelitian mengenai “Tinjauan Yuridis Pembatalan Akta Nikah Yang Dibuat Dengan Menggunakan dokumen Palsu” bersifat deskriptif analisis, maksudnya:
“untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisis permasalahan dari setiap temuan data, baik primer maupun sekunder langsung diolah dan dianalisis dengan
tujuan untuk memperjelas data tersebut secara kategoris, penyusunan dengan sistematis dan selanjutnya dibahas dan dikaji secara logis.”
44
Jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai penelitian dengan metode penulisan dengan pendekatan yuridis normative penelitian hukum normatif, yaitu
penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, sebagai pijakan normatif, yang
berawal dari premis umum kemudian berakhir pada suatu kesimpulan khusus. Hal
42
Adamichazawi, Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, Hal 2-3
43
Soegeng Santosa, Dodi radjasa Waluyo, dkk, Kongres Luar Biasa Up-Grading Refreshing Course Ikatan Notaris Indonesia 27-29 Januari 2005, Grafindo Media Pratama, Bandung, 2005, Hal. 3.
44
Joko. P. Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, Hal. 2.
Universitas Sumatera Utara
27
ini dimaksudkan untuk menemukan kebenaran-kebenaran baru suatu tesis dan kebenaran-kebenaran induk teoritis.
2. Sumber Data