100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan
penelitian dan
analisa tentang
Tinjauan Yuridis
Pembatalan Akta Nikah Yang Dibuat Dengan Menggunakan Dokumen Palsu maka dapat disimpulkan bahwa :
1. KUA sebagai instansi Departemen Agama yang bertugas melaksanakan sebagian
tugas Kantor Departemen Agama mempunyai kewajiban melaksanakan tugas, salah satunya dalam hal perkawinan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, khususnya untuk menghindari terjadinya pembatalan perkawinan ialah sebagai berikut :
a. Memeriksa kelengkapan administrasi dan melakukan pemeriksaan status pada saat pendaftaran.
b. Memasang pengumuman kehendak nikah. c. Memeriksa kembali kebenaran pertanyaan calon mempelai atau wali pada saat
pendaftaran sebelum proses akad nikah dilaksanakan. d. Mengumumkan kepada saksi dan sebelumnya memberitahu saksi mengenai
fungsi dan tugasnya dalam proses akad nikah. e. Memberitahu seluruh hadirin mengenai syaratdan rukun nikah supaya mereka
juga dapat mengidentifikasi apakah benar kedua calon mempelai adalah
100
Universitas Sumatera Utara
101
pasangan yang sah atau terdapat hal-hal yang menjadi penghalang perkawinan atau tidak.
f. Melakukan penolakan nikah jika ditemukan penghalang nikah. g. Menanyakan setuju tidaknya calon mempelai untuk menikah
h. Membuat surat keterangan perpindahan wali. 2.
Secara menyeluruh faktor menyeluruh yang menyebabkan keterangan palsu dalam akta nikah disebabkan oleh kondisi sosial mayarakat di Kota Medan. Yang
secara nyata faktor ini dapat berpengaruh pada pola pikir dalam kehidupan masyarakat sehingga menimbulkan pelanggaran terhadap hukum. Permasalahan
ini juga dilator belakangi oleh kurang adanya sosialisasi secara formal oleh pihak Kantor Urusan Agama.
3. Sanksi penghadap yang memberikan keterangan palsu dalam akta otentik adalah
berupa ancaman hukuman baik secara perdata maupun secara pidana. Secara perdata penghadap telah melakkan perbuatan melawan hukum yang merugikan
hak orang lain dan wajib mengganti kerugian yang ditimbulkannya tersebut. Secara pidana penghadap diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan
Pasal 266 ayat 1 KUHP jo. Pasal 55 ayat 1 ke-1e KUHP, sebab telah terbukti secara sah bersalah melakukan kejahatan “secara bersama-sama menyuruh
menempatkan keterangan
palsu dalam
akta otentik”
berdasarkan telah
terpenuhinya unsur-unsur dari perbuatan pidana yang tercantum dalam pasal- pasal yang dituduhkan, sehingga penghadap layak untuk diberi hukuman pidana
penjara.
Universitas Sumatera Utara
102
B. Saran