Ruang Lingkup Kepariwisataan URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

17 sejumlah tempat untuk melihat-lihat obyek-obyek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal-hal lain dengan tujuan yang sama. Dengan meningkatnya jumlah penelitian mengenai kepariwisataan, maka istilah tourist menurut kamus tersebut diatas sekarang ini telah bertambah luas dan bertambah kompleks. Ogilvie 1933 merupakan orang pertama yang melakukan penelitian ilmu sosial. Dia menguraikan bahwa seorang turist setiap orang yang perjalanannya memenuhi 2 kondisi, yaitu sebagai berikut: 1. Orang tersebut sedang tidak berada di tempat kediamannya selama periode waktu tertentu yang relative singkat. 2. Uang yang di belanjakan selama tidak berada di tempat kediamannya adalah uang yang di bawa dari tempat kediamannya dan bukan uang di peroleh di tempat tujuan yang di kunjungi nya. Pada tahun 1963 PBB telah menseponsori suatu konferensi mengenai travel dan pariwisata yang di adakan di Roma. Konferensi ini berhasil merekomendasikan defenisi unutk visitor pengunjung dan touris wisatawan untuk di pergunakan dalam statistik iternasional. Untuk keperluan statistik, istilah visitor menunjukkan orang yang mengunjungi suatu negara dimana dia bertempat tinggal, untuk berbagai tujuan selain dari memenuhi kesempatan yang diberikan oleh negara yang di kunjungi. Defenisi ini mencakup: 1. Tourist adalah para pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di ngara yang di kunjungi dan tujuan perjalanan dapat di klasifikasikan dibawah salah satu dari beberapa golongan berikut: − Untuk bersenang-senang rekreasi, berlibur, kesehatan, belajar, keagamaan dan olahraga. − Bisnis, keluarga, mission, rapat. 18 2. Excursionist adalah orang yang merupakan pengunjung sementara yang kurang dari 24 jam di Negara atau daerah yang di kunjungi, termasuk para pelaku perjalanan melalui kapal-kapal pesiar International Union of Official Travel Organizaion Menurut defenisi dari PBB tersebut di atas, wisatawan dapat di kelompkkan dalam peristilahan Bound Bovy, menjadi rekreasi akhir pekan dan libur singkat serta menjadi libur panjang. Orang yang melakukan rekreasi akhir pekan dan rekreasi satu hari dapat di masukkan dalam kategori wisatawan ekserkursi excursionist. Namun demikian pembedaan ini gagal untuk memisahkan dampak-dampak dari bentuk rekreasi lainnya karena kedua kelompok ini dapat sama-sama berpartisipasi dalam aktivitas yang sama di lokasi yang sama. Oleh karena itu, fenomena kepariwisataan sekarang ini telah menjadi suatu fenomena massa dan sangat terkonsentrasi di daerah tujuan wisata tertentu, maka dampak yang ditimbulkan akan lebih nyata di bandingkan dengan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh para pelaku perjalanan wisata ekserkusi, walaupun dampak tersebut hampir sama dengan dampak yang di sebutkan terlebih dahulu.

2.5. Mitologi Kepariwisataan

Dalam perusahaan masa, satu ketetapan pada dekade belakangan ini terus- menerus dikembangkan kedua hal dari kepariwisataan, yaitu aktivitas dan industri. Pada tahun 1990 kepariwisataan merupakan industri yang sangat vital dalam pendapatan ekspor selain minyak dan otomotif. Kepariwisataan merupakan hal yang luar biasa dalam menahan kondisi politik dan ekonomi yang merugikan dan perkembangnnya tidak dapat diletakkan sebagai pasar yang menarik. Organisasi internasional pun mendukung lajunya perkembngan kepariwisataan, manfaat dan pencampuran manusia dan kebudayaannya, mendatangkan keuntungan 19 ekonomi dan kepariwisataansecara relatife disebut clean industry atau industry bersihbebas dari pencemaran lingkungan, di lain pihak kepariwisataan tidak jarang dijadikan kambing hitam penyebab menurunnnya nilai-nilai sosial dalam masyrakat, dan seringkali pekerjaan dan perolehan keuangan dari kepariwisataan tampaknya terselubung dalam berbagai tujuan. Jelasnya kesan yang menarik dari kepariwisataan menjadi sedikit pudar dengan adanya persepsi umum yang salah dalam menafsirkan kepariwisataan. Kondisi ini perlu di ansipasi dengan solusu sebagi berikut: 1. Kepariwisataan di dominasi oleh wisatawan domestic melakukan perjalanannya di negerinya sendiri dan bukan wisatawaan mancanegara. 2. Perjalanan kepariwisataan di dunia di lakukan dengan transportai melalui darat, bukan melalui udara. 3. Pariwisata bukan semata-mata mengisi waktu luang, tetapi dapat juga merupakan urusan bisnis, pemeliharaan dan perawatan kesehatan, pendidikan, dll. Dalam sejarahnya, banyak kegiatan wisata yang relatif baru dalam perkembangnya dan dewasa ini layak di pertimbangkan urusan bisnis dan studi akademik yang lebih serius. Bagaimanapun juga, industri pariwisata merupakan nilai ekonomi yang cukup penting dan mempunyai pengaruh yang kuat dari segi ekonomi, lingkungan dan satu lembaga yang cukup berpengaruh terhadap kepariwisataan serta layak untuk di kembangkan. Pariwisata sudah sepantasnya untuk di jadikan suatu bentuk kajian ilmu pengetahuan yang akan terus mengalami perkembangan menjadi bidang studi dan kemudian mengarah pada suatu disiplin ilmu. Peningkatan dan pengembangan studi kepariwisataan ini menemui beberapa permasalahan, di antaranya: