Sarana Pelengkap Kepariwisataan Supplementing Tourism Superstructure Sarana Penunjang Kepariwisataan Supporting Tourism Superstructure

16

2.4. Ruang Lingkup Kepariwisataan

Sebelum mengkaji lebih lanjut mengenai pariwisata dan memperkirakan pengaruhnya terhadap perekonomian, lingkungan fisik dan social, maka terlebih dulu dibuat defenisi yang tepat mengenai kepariwisataan. Frecthling 1976:59 menyatakan bahwa defenisi-defenisi untuk penelitian kepariwisataan haruslah memenuhi criteria sebagai berikut: 1. Harus diskrit dan tidak meragukan serta harus secara jelas mendefenisikan tentang suatu aktivitas atau suatu entity sebagai aktivitas atau entity yang berbeda dengan seluruh aktivitas dan entity lainnya. Yakni harus tidak ada keraguan mengenai apa yang mencakup atau tidak mencakup dalam suatu kategori. 2. Mempermudah pengukuran yang konsisten dan obyektif. 3. Pembuatan defenisi haus mengacu pada penelitian-penelitian terpenting mengenai perjalanan wisata dan penggunaan bahasa sehari-hari unuk mempermudah perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan hasil penelitian. Hal ini sangat fundamental dalam penelitian dampak-dampak yang timbul oleh kepariwisataan adalah unsur utama dari kepariwisataan itu sendiri, yakni touist wisatawan. Tourist berasal dari kata tour yang menurut kamus Webster Internasional mengandung arti: suatu perjalanan dimana pelaku perjalanan tersebut kembali ketitik semula; suatu perjalanan melingkar yang biasanya dilakukan untuk bisnis, bersenang- senang, pendidikan dan selama perjalanan tersebut akan dikunjungi beberapa tempat dan untuk melakukan perjalanan tersebut biasanya terlebih dahulu telah dibuat rencana perjalanan. Menurut Oxford English Dictionay 1930:190 defenisi dari tourist adalah orng yang melakukan perjalanan, terutama yang melakukan untuk rekreasi; orang yang melakukan perjalanan utnuk kesenangan dan kebudayaan, orang yang mengunjungi 17 sejumlah tempat untuk melihat-lihat obyek-obyek wisata dengan pemandangan yang menarik atau hal-hal lain dengan tujuan yang sama. Dengan meningkatnya jumlah penelitian mengenai kepariwisataan, maka istilah tourist menurut kamus tersebut diatas sekarang ini telah bertambah luas dan bertambah kompleks. Ogilvie 1933 merupakan orang pertama yang melakukan penelitian ilmu sosial. Dia menguraikan bahwa seorang turist setiap orang yang perjalanannya memenuhi 2 kondisi, yaitu sebagai berikut: 1. Orang tersebut sedang tidak berada di tempat kediamannya selama periode waktu tertentu yang relative singkat. 2. Uang yang di belanjakan selama tidak berada di tempat kediamannya adalah uang yang di bawa dari tempat kediamannya dan bukan uang di peroleh di tempat tujuan yang di kunjungi nya. Pada tahun 1963 PBB telah menseponsori suatu konferensi mengenai travel dan pariwisata yang di adakan di Roma. Konferensi ini berhasil merekomendasikan defenisi unutk visitor pengunjung dan touris wisatawan untuk di pergunakan dalam statistik iternasional. Untuk keperluan statistik, istilah visitor menunjukkan orang yang mengunjungi suatu negara dimana dia bertempat tinggal, untuk berbagai tujuan selain dari memenuhi kesempatan yang diberikan oleh negara yang di kunjungi. Defenisi ini mencakup: 1. Tourist adalah para pengunjung sementara yang tinggal sekurang-kurangnya 24 jam di ngara yang di kunjungi dan tujuan perjalanan dapat di klasifikasikan dibawah salah satu dari beberapa golongan berikut: − Untuk bersenang-senang rekreasi, berlibur, kesehatan, belajar, keagamaan dan olahraga. − Bisnis, keluarga, mission, rapat.