Kualitas tidur Tidur .1 Definisi tidur

Jika malam tiba, NSC merangsang pengeluaran hormon melatonin sehingga orang mengantuk dan tidur Rahayu, 2006. Melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh glandula pineal bagian dari otak tengah. Saat hari mulai gelap, melatonin akan disekresikan ke dalam darah yang kemudian akan menyebabkan relaksasi otot serta penurunan temperatur badan dan hormon kortisol. Kadar melatonin dalam darah mulai meningkat pada jam 9 malam, dan akan terus meningkat sepanjang malam dan menghilang pada jam 9 pagi Rahayu, 2006. Penurunan irama sirkadian sebelum pagi hari diperkirakan berguna untuk membantu otak agar tetap tidur selama semalam sehingga terjadi restorasi penuh dan mencegah kebangkitan prematur. Siklus suhu tubuh juga terjadi dibawah kendali hipothalamus. Peningkatan suhu tubuh terjadi sepanjang siang hari dan penurunan terjadi sepanjang malam. Suhu puncak dan penurunannya diperkirakan dapat menjadi cerminan irama tidur seseorang. Orang yang aktif di malam hari memiliki puncak suhu tubuh di malam hari sementara mereka yang menempatkan diri untuk aktif pada pagi hari memiliki puncak suhu tubuh pada awal malam Arifin et al, 2010.

2.1.6 Kualitas tidur

Kualitas tidur , menurut Buysse tahun 2014, didefinisikan sebagai suatu fenomena kompleks yang melibatkan beberapa dimensi. Gambar 2.1 Dimensi dalam Tidur Buysse, 2014. Sleep Health: Can we define it? Does it Matter? Dimensi Tidur:  Durasi  Efisiensi  Waktu Timing  Terjaga Mengantuk  Kepuasan Kualitas Respon pada Sistem tubuh:  Inflamasi  Aktivitas Simpatis  Respon Hormonal  Respon Saraf  Kesehatan  Penyakit  Fungsi Kognitif Universitas Sumatera Utara Berdasarkan berbagai penelitian, maka dimensi dimensi tersebut dapat dibagi menjadi 5 bagian : a Durasi tidur : Total jumlah dari tidur yang diperoleh dalam 24 jam. b Efisiensi tidur : Mudah atau sulitnya memulai tidur dan kembali tidur setelah dibangunkan c Waktu Timing : waktu yang menunjukkan tidur dilakukan setiap 24 jam. d Terjagamengantuk : Kemampuan untuk mencapai kondisi terjaga dan penuh perhatian. e Kualitas kepuasan : penilaian yang bersifat subjektif terhadap baik atau buruknya tidur. Dimensi ini dijadikan sebagai indikator tidur yang baik karena setiap dimensi tersebut memiliki hubungan sebab akibat dengan kesehatan. Pada manusia, durasi tidur yang diperlukan seseorang untuk tidur berbeda beda, tergantung pada faktor faktor tertentu dan usia mereka. Neonatus tidur sekitar 16 hingga 18 jam per hari. Pola dan tahapan tidur pada bayi baru lahir terdiri dari 3 tahap yaitu NREM, REM, dan indeterminate sleep. Perbedaan tahapan tidur ini dengan tahapan tidur dewasa diakibatkan olehtidak adanya irama sirkadian pada neonatus. Mulai usia 3 bulan, irama sirkadian mulai terbentuk dan mulai matang menjelang usia 1 tahun. Setelah berusia satu tahun, durasi tidur balita berkurang menjadi 14 hingga 15 jam dalam 1 hari. Pada usia 2 hingga 5 tahun maka durasi tidur berkurang 2 jam 11- 13 jam per hari. Remaja membutuhkan durasi tidur selama 9 hingga 10 jam per hari. Akibat perubahan hormonal pada usia remaja, maka tahap 2 NREM pada remaja menjadi lebih panjang. Saat seseorang mencapai tahap dewasa, mereka cenderung memerlukan waktu 7-8 jam per hari untuk tidur D’Cruz, 2006. Universitas Sumatera Utara Sedangkan orang dengan usia lanjut cenderung mengalami penurunan durasi tidur dan mereka memerlukan waktu 6-7 jam per hari Colten dan Altevogt, 2006. Memiliki durasi tidur yang cukup akan menghasilkan kualitas tidur yang baik yang kemudian dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur yang baik sangat penting dan vital untuk hidup sehat semua orang Colten dan Altevogt, 2006. Dimensi Tidur Pengaruhnya terhadap Kesehatan Bukti Evidence Kualitas Tidur Kematian Kojima et al., 2000; Elder et al., 2008; Rod et al., 2011; Hublin et al., 2011 Sindroma Metabolik Jennings et al., 2009; Troxel et al., 2010 Diabetes Tipe-2 Vontzas et al., 2009; Haseli-Mashhadi et al., 2009; Knutson et al., 2011; Pyykkonen et al., 2012 Hipertensi Vgontzas et al., 2009; Fiorentini et al., 2007; Rod et al., 2011 Penyakit Jantung Koroner Laugsand et al., 2011; Hoevenaar-Blom, 2011; Appelhans, 2013 Depresi Baglioni, 201180 Terjaga Mengantuk Mortalitas Hays, 1996; Newman et al, 2000 Penyakit Jantung Koroner Newman et al, 2000; Sabanayagam et al, 2011 Gangguan performa kognitif Dinges et al, 1997. Tabel 2.2 Kesehatan tidur dan dampak-dampaknya Universitas Sumatera Utara Tidak memeroleh kualitas tidur yang baik dapat berpengaruh kepada kesehatan. Kualitas tidur yang tidak baik dikaitkan dengan beberapa penyakit seperti penyakit jantung, peradangan, diabetes dan penyakit kardiovaskular Wavy, 2008. Secara psikologis, kualitas tidur Waktu Tidur Sindroma Metabolik Karlsson et al, 2011; Lin et al, 2009; Pietrositi et al, 2010 Mortalitas Akerstedt et al, 2004 Diabetes Pan et al, 2011; Buxton et al, 2012; Reutrakul et al, 2013 Efisiensi Tidur Mortalitas Newman et al, 2000; Nilsson et al, 2001; Mallon et al, 2002; Dew et al, 2003 Sindroma Metabolik Troxel et al, 2010 Penyakit Jantung Koroner Laugsand et al, 2011; Grandner, 2012 Depresi Baglioni et al, 2011 Durasi Tidur Obesitas Buxton et al, 2010; Gangwisch et al, 2005; Cappucio et al, 2008; Hasler et al, 2004 Sindroma Metabolik Hall et al, 2008 Diabetes Ayas et al, 2003; Golttieb et al, 2006, Yaggi et al, 2006 Hipertensi Gottleib et al, 2006; Cappucio et al, 2007 Penyakit Jantung Koroner Mallon et al, 2002; Ayas et al, 2003 Buysse, 2014. Sleep Health: Can we define it? Does it Matter? Universitas Sumatera Utara yang buruk berdampak pada penurunan fungsi kognitif. Selanjutnya, hal itu terkait dengan tingkat yang lebih tinggi terhadap kecemasan, meningkatkan ketegangan, mudah tersinggung, kebingungan, suasana hati yang buruk, depresi, penurunan kesejahteraan psikologis dan kepuasan hidup yang lebih rendah. Secara bersamaan, hal tersebut berhubungan positif dengan melambatnya kemampuan psikomotor dan terganggunya konsentrasi Wavy, 2008. Melalui berbagai penelitian, sudah ditemukan bahwa berbagai dimensi dari kualitas tidur dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan Buysse, 2014.

2.1.7 Pittsburgh sleep quality index