Penyembuhan Luka TINJAUAN PUSTAKA

19

2.6 Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak Boyle, 2009. Proses penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling Arisanty, 2013. Pada fase inflamasi terjadi pada awal kejadian atau saat luka terjadi hingga hari ke-3 atau ke-5. Pada fase ini terjadi dua respons yaitu respons vaskular dan respons inflamasi. Respons vaskular diawali dengan respons hemostatik tubuh selama 5 detik pasca luka yaitu pembuluh darah akan berkonstriksi di sekitar luka sehingga vasokonstriksi akan mengurangi pendarahan, kemudian pengaktifan trombosit dan pembentukan lapisan fibrin. Lapisan fibrin ini membentuk scab keropeng di atas permukaan luka. Respon inflamasi ditandai dengan pelepasan substansi vasoaktif seperti prostaglandin dan histamin yang mengakibatkan peningkatan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Vasodilatasi menyebabkan semakin banyaknya aliran darah ke sekitar luka yang menyebabkan bengkak, kemerahan, hangatdemam, ketidaknyamanannyeri. Kemudian sel darah putih yaitu neutrofil sebagai pertahanan seluler pertama akan memfagositosis jaringan yang mati, benda-benda asing dan bakteri, yang tidak dapat terfagositosis neutrofil akan diteruskan oleh makrofag sebagai sel pertahanan seluler kedua. Selanjutnya makrofag akan memfagositosis neutrofil. Proses ini disebut dengan proses debris pembersihan Boyle, 2009; Febram, dkk., 2010; Arisanty, 2013. Fase berikutnya adalah fase proliferasi atau granulasi pelepasan sel-sel baru. Fase ini umumnya berlangsung pada hari ke-2 sampai ke-24. Pada fase ini Universitas Sumatera Utara 20 makrofag akan mengeluarkan fibroblast growth factor FGF dan faktor angiogenesis AGF. FGF akan menstimulasi fibroblas untuk menghasilkan kolagen dan elastin. AGF akan merangsang pembentukan pembuluh darah yang baru. Kolagen dan elastin yang dihasilkan menutupi luka dengan membentuk matriksikatan jaringan baru yang dikenal dengan proses granulasi yang menghasilkan jaringan granulasi. Jaringan granulasi berproliferasi sehingga luka yang tadinya memiliki kedalaman, permukaannya menjadi rata dengan tepi luka. Kemudian terjadi proses epitelisasi yang dimulai dari tepi luka yang mengalami proses migrasi membentuk lapisan tipis warna merah muda menutupi luka. Sel pada lapisan ini sangat rentan dan mudah rusak. Sel mengalami kontraksi pergeseran, tepi luka menyatu hingga ukuran luka mengecil Febram, dkk., 2010; Arisanty, 2013. Fase remodeling atau maturasi terjadi mulai hari ke-21 sampai lebih dari 2 bulan bahkan beberapa tahun setelah luka. Aktivitas utama yang terjadi adalah penguatan jaringan bekas luka dengan aktivitas remodeling kolagen dan elastin pada kulit. Kontraksi sel kolagen dan elastin terjadi sehingga menyebabkan penekanan ke atas permukaan kulit. Kolagen akan menguatkan ikatan sel kulit baru karena kulit masih rentan terhadap gesekan dan tekanan. Serabut-serabut kolagen akan menyebar dengan saling terikat dan menyatu sehingga berangsur- angsur menyokong pemulihan jaringan Arisanty, 2013. Kondisi lembab akan menyebabkan luka lebih cepat sembuh karena meningkatkan produksi faktor pertumbuhan seperti Fibroblas Growth Factor yang akan merangsang pembentukan fibroblas. Selain itu proses angiogenesis juga lebih terangsang pada kondisi lembab Arisanty, 2013. Universitas Sumatera Utara 21 2.7 Pengaruh Senyawa Kimia Tumbuhan Terhadap Penyembuhan Luka 2.7.1 Flavonoid