2. Mobilisasi sebahagian
Mobilisasi sebahagian adalah ketidakmampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan aktif karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnya. Mobilisasi sebahagian terbagi atas dua jenis, yaitu:
a. Mobilisasi sebahagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang tidak menetap. Hal tersebut dinamakan sebagai batasan yang bersifat reversible pada sistem musculoskeletal,
contohnya: adanya dislokasi pada sendi atau tulang. b.
Mobilisasi sebahagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap, Contohnya: terjadinya
kelumpuhan karena stroke, lumpuh karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
1. Pengkajian
Aziz 2009 mengatakan bahwa pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan immobilitas adalah sebagai berikut:
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alas an pasien yasng menyebabkan terjadi keluhangangguan dalam mobilitas dan immobilitas,
seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan immobilitas, daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas, dan lama
terjadinya gangguan mobilitas.
2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis
kecelakaan cerebrovascular, trauma kepala, peningkatan tekanan intrakraniall, miastenia gravis, guillain barre, cedera medulla spinalis,
riwayat penyakit sistem musculoskeletalinfark miokard,gagal jantung kongesti, riwayat penyakit sistem musculoskeletalosteoporosis, fraktur,
artritis, riwayat penyakit sistem pernafasan penyakit paru obstruksi
Universitas Sumatera Utara
menahun, pneumonia, riwayat pemakaian obat, seperti sedativa, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia.
3. Kemampuan fungsi motorik dan fungsi sensorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau
spastis.
4. Kemampuan mobilisasi
Pengkajian kemampuan mibilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah
tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:
Tingkat aktivitasmobilitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawas
orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawas orang
lain, dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
Universitas Sumatera Utara
5. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan, latihan, dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak
merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagittal, frontal, dan transversal tubuh.
Pengkajian rentang gerak range of motion-ROM dilakukan pada daerah seperti: kepala leher spinal servikal, bahu, siku, lengan, jari-tangan, ibu
jari, pergelangan tangan, pinggul, dan kakilutut, telapak kaki, jari kaki. Gerak sendi
Derajat rentang normal
Bahu
Abduksi: Gerakan lengan ke lateral dari posisi samping ke atas
180
Siku
Fleksi: Angkat lengan bawah kea rah depan dan ke arah atas menuju bahu.
150
Pergelangan tangan
Fleksi: Tekuk jari-jari tangan kea rah bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: Luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tang ke arah belakang sejauh mungkin.
Abduksi: Tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan
menghadap ke atas. Adduksi: Tekuk pergelangan tangan kea
rah kelingking, telapak tangan menghadap ke atas.
80-90
80-90
70-80
0-20
30-50
Universitas Sumatera Utara
Tangan dan jari
Fleksi: Buat kepala tangan Ekstensi: Luruskan jari
Hiperekstensi: Tekuk jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin.
Abduksi: Kembangkan jari tangan Adduksi: Rapatkan jari-jari tangan dari
posisi abduksi. 90
90 30
20 20
6. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengakajian intoleransi yang berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding
thoraks, adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat repirasi dan sistem kardiovaskuler seperti nadi dan tekanan darah, gangguan
sirkulasi perifer, adanya trombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Dalam pengkajian kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan:
Skala Presentase
kekuatan normal Karakteristik
1
2
3
4 10
25
50
75 Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan
Universitas Sumatera Utara
8. Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan
emosi, perubahan dalam mekanisme koping, dan lain-lain.
2. Analiasa Data