Masing-masing SKPD didistribusikan kuisioner dan disampaikan langsung oleh peneliti kepada pejabat yang terlibat dalam penyusunan RKA-SKPD terdiri
dari : 1. Anggota dewan yang membidangi pengawasan keuangan daerah sehingga
sampel yang relevan dengan pertimbangan tersebut adalah Badan Anggaran DPRD.
2. Pejabatpegawai SKPD yang terlibat dalam penyusunan RKA SKPD setingkat Eselon II Sekda,Kepala Dinas, Eselon IIIKepala Badan,
Sekretaris Dinas, Sekretaris Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Eselon IV Kepala Sub Bagian Keuangan Program dan Pelaporan, serta
Non Eselon Bendaharawan SKPD. Metode pengambilan sampel adalah metode sensus, yaitu seluruh anggota
populasi yaitu anggota dewan yang membidangi pengawasan keuangan daerah dan pejabatpegawai yang terlibat dalam penyusunan RKA-SKPD pada SKPD
pada Pemerintah Kanupaten Aceh Tenggara sebanyak 123 orang.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa jawaban para responden atas sejumlah kuesioner yang diberikan. Sebagaimana
dinyatakan Indriantoro dan Supomo 1999 data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tidak melalui media
perantara.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Sugiyono 2002 mengemukakan bahwa kuesioner merupakan teknik
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuisioner replikasi penelitian terdahulu dan sebagian pertanyaannya sudah dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Kuesioner yang berhubungan dengan variabel kapasitas sumberdaya manusia, perencanaan anggaran, politik
penganggaran dan sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS, diadopsi dari kuesioner yang digunakan oleh Arniati dkk 2010. Sedangkan
kuesioner variabel transparansi publik diadopsi dari kuesioner penelitian oleh Siregar 2011 dengan memodifikasi aspek bahasa sesuai dengan maksud peneliti.
Kuesioner diberikan kepada responden yaitu seluruh pejabatpegawai yang terlibat dalam penyusuanan RKA-SKPD pada Pemerintah Kabupaten Aceh
Tenggara Tahun 2012.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta mencari hubungan antara satu variable dengan variabel lainnya maka, variabel didefenisikan secara
operasional. Menurut Jogiyanto 2004 defenisi operasional adalah hasil dari pengoperasionalan konsep kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang
menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam konsep. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen, satu variabel
moderating dan satu variable dependen yang diukur dengan menggunakan skala Likert. Indriantoro dan Supomo 1999 mengemukakan bahwa Skala Likert
merupakan metode yang mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian
Universitas Sumatera Utara
tertentu. Untuk pengukuran variabel dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert. Dalam skala likert variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. 1. Sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS merupakan
variable Dependen Y dalam penelitian ini. Sinkronisasi adalah hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang satu dengan dokumen kebijakan
yang lain. Tujuan dari sinkronisasi adalah untuk mengimplementasikan landasan pengaturan tentang mekanisme penyusunan anggaran yang telah
diatur dalam sejumlah peraturan perundang-undangan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuisioner dengan skala interval, skala ini untuk
menunjukkan sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA PPAS. 2. Kapasitas sumber daya manusia X1 merupakan kemampuan dari anggota
eksekutif maupun legislatif dalam menjalankan fungsi dan perannya masing- masing dalam proses penyusunan kebijakan dalam pengelolaan keuangan
daerah. Pengukuran variabel ini menggunakan instrument kuisioner dengan skala 5 point untuk menunjukkan bahwa sejauh mana kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
3. Variabel bebas kedua dalam penelitian ini adalah variabel perencanaan anggaran X2, perencanaan merupakan cara organisasi menetapkan tujuan
dan sasaran organisasi. Perencanaan meliputi aktivitas yang sifatnya strategis, taktis, dan melibatkan aspek operasional. Proses perencanaan juga melibatkan
aspek perilaku, yaitu partisipasi dalam pengembangan system perencanaan, penetapan tujuan, dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor
Universitas Sumatera Utara
perkembangan pencapaian tujuan. Pengukuran variable ini menggunakan instrument kuisioner dengan skala 5 point untuk menunjukkan bahwa sejauh
mana perencanan anggaran berpengaruh terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
4. Variabel politik penganggaran X3 merupakan variabel bebas ke tiga dalam penelitian ini, politik penganggaran adalah cara bagaimana mencapai tujuan
yang bersifat kolektif dan mengikat melalui kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan publik, alokasi dan distribusi dalam proses
penerjemahan rencana aktivitas ke dalam rencana keuangan. Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen kuisioner dengan skala 5 point untuk
menunjukkan sejauh mana politik penganggaran berpengarug terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
4. Transparansi publik Z merupakan variabel moderating dalam penelitian ini. Transparansi publik merupakan salah satu prinsip good governance .
Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan,lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat di mengerti dan dipantau. APBD dikatakan transparansi jika memenuhi :
1 Terdapat pengumuman kebijakan anggaran,2 Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses,3 Tersedia laporan pertanggungjwaban yang
tepat waktu,4 Terakomodasinya suarausulan rakyat,5 Terdapat system pemberian informasi kepada publik. Pengukuran variable ini menggunakan
instrument kuisioner dengan skala 5 point untuk menunjukkan bahwa sejauh
Universitas Sumatera Utara
mana transparansi publik berpengaruh terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.
Masing-masing variabel diukur dengan model Skala Likert yaitu mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidak setujuannya terhadap
pertanyaan yang diajukan dengan sekor 5 SS = Sangat Setuju, 4 S = Setuju, 3 TT = Tidak Tahu, 2 TS = Tidak Setuju, 1 STS = Sangat Tidak Setuju.
Rangkuman defenisi operasional dan pengukuran variabel di ikhtisarkan pada tabel 4.3
Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Defenisi
Operasional Parameter
Skala Pengukuran
Dependen Variabel
Sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen
KUA PPAS Y
Hasil kesesuaian antara dokumen kebijakan yang
satu dengan dokumen kebijakan yang lain
1. Adanya kesesuaian antara dokumen APBD dan
dokumen KUA PPAS. 2. Pergeseran anggaran pada
KUA-PPAS didasarkan atas regulasi keuangan
daerah. Likert
Independen Variabel
Kapasitas Sumber Daya Manusia
X1 Kemampuan dari anggota
eksekutif maupun legislatif dalam
menjalankan fungsi dan perannya masing-masing
dalam proses penyusunan kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah.
1. Pengetahuan tentang penyusunan anggaran.
2. Pemahaman dalam menyusun anggaran.
3. Kemampuan dan keterampilan menyusun
anggaran
Likert
Perencanaan Anggaran X2
Aktivitas yang sifatnya strategis, taktis, dan
melibatkan aspek operasional. Proses
perencanaan juga melibatkan aspek
perilaku, yaitu partisipasi dalam pengembangan
system perencanaan, penetapan tujuan, dan
pemilihan alat yang paling tepat untuk
memonitor perkembangan
pencapaian tujuan 1.
Penyusunan anggaran diawali dari pelaksanaan
musrenbang. 2.
Penyusunan anggaran dilakukan melalui proses
yang terkoordinasi.
Likert
Politik Penganggaran X3
Cara bagaimana mencapai tujuan yang
bersifat kolektif dan mengikat melalui
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan
publik, alokasi dan distribusi dalam proses
penerjemahan rencana 1. Adanya unsur
kepentingan pada saat penyusunan anggaran
2. Adanya bergaining antara eksekutif dan
legislatif pada saat penyusunan anggaran.
Likert
Universitas Sumatera Utara
aktivitas ke dalam rencana keuangan
Transparansi Publik Z
Keterbukaan pemerintah dalam membuat
kebijakanākebijakan keuangan daerah,
sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD
dan masyarakat. 1. Terdapat pengumuman
kebijakan anggaran. 2. Tersedia dokumen
anggaran dan mudah diakses.
3. Tersedia laporan pertanggungjwaban yang
tepat waktu. 4. Terakomodasinya
suarausulan rakyat. 5. Terdapat system
pemberian informasi kepada publik
Likert
4.6 Metode Analisis Data.