Pengaruh perencanaan anggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Pengaruh politik penganggaran terhadap Sinkronisasi Dokumen

dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS positif dan signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,255 dan nilai t hitung 3,610 t tabel 1,667 dengan nilai signifikansi 0,001 � 0,05. Pengaruh positif menunjukkan kapasitas sumber daya manusia berkorelasi positif terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS, hal ini menandakan jika aparatur pemerintahan profesional dan kompeten dalam menyusun RKA- SKPD akan berdampak positif terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kualitas dan kapasitas sumber daya manusia mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arniati dkk 2010 dimana kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.

5.4.3 Pengaruh perencanaan anggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.

Hasil uji t pada tabel 5.14 menunjukkan pengaruh variabel perencanaan anggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS negatif dan signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar -0,186 dengan nilai signifikansi 0,026 � 0,05 dan nilai t hitung -2,274 nilai t tabel -1,666, ini berarti bahwa perencanaan anggaran yang dilakukan oleh eksekutif dan legislatif berpengaruh negatif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS dengan kata lain perencanaan anggaran tidak mampu mensinkronkan dokumen APBD dengan dokumen KUA- PPAS. Hal ini diduga karena pemerintah dan DPRD belum secara konsisten dan Universitas Sumatera Utara memilki komitmen yang tinggi dalam proses perencanaan dan penganggaran sebagaiamana yang digariskan pada Permendagri Nomor 22 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012 yang menghendaki bahwa dalam menyusun Kebijakan Umum APBD KUA dan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPAS Pemerintah KabupatenKota harus berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD KabupatenKota. Penyusunan rancangan KUA-PPAS dimaksud dilakukan melalui sinkronisasi capaian sasaran dan target kinerja antara program dan kegiatan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2012 dengan memperhatikan prioritas pembangunan daerah dan kemampuan keuangan daerah. Demikian halnya dengan pendapat Rudianto 2007 yang menyatakan bahwa pada awal perencaan anggaran merupakan faktor yang sangat menentukan kesinkronan dokumen APBD dengan dokumen KUA- PPAS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arniati dkk 2010 dimana perencanaan anggaran tidak berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS.

5.4.4 Pengaruh politik penganggaran terhadap Sinkronisasi Dokumen

APBD dengan dokumen KUA-PPAS Hasil uji t pada tabel 5.14 menunjukkan pengaruh politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS adalah positif dan signifikan. Hal tersebut dapat diketahui dari nilai koefisien korelasi sebesar 0,239 dan nilai t hitung 5,425 t tabel 1,666 dengan nilai signifikansi 0,000 � 0,05 bermakna bahwa politik penganggaran berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Pengaruh positif menunjukkan politik penganggaran berpengaruh positif terhadap Universitas Sumatera Utara sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS dengan kata lain peran legislatif dalam penganggaran akan berpengaruh terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa politik penganggaran mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA- PPAS.Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Amirudin 2006 dimana peran utama legislarif dalam proses politik penyusunan ABPD terlihat jelas saat pembahasan KUA-PPAS serta dalam penetapan Perda APBD, namun hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian Arniati dkk 2010 dimana politik penganggaran tidak berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Gillian 2011 dimana ukuran legislator yang memainkan politik penganggaran memiliki pengaruh positif dan kuat dalam menentukan penerimaan dan pengeluaran negara pada pertengahan abad 20. 5.4.5 Pengaruh transparansi publik terhadap hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran, politik penganganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Pada hasil pengujian hipotesis yang ke dua tabel 5.15, hasil uji menunjukkan terdapat adanya korelasi antar variabel independen yang berarti terjadi multikolonieritas antar variabel independen. Salah satu cara untuk mengurangi hubungan linier antar variabel independen yaitu dengan transformasi variabel dalam bentuk logaritma natural, sehingga output yang dihasilkan tidak terjadi multikolonieritas Ghozali, 2006. Universitas Sumatera Utara Dari hasil pengujian variabel dalam bentuk logaritma natural yang telah ditransformasikan tabel 5.16, maka variabel independen menjadi 7 yang terdiri dari , 3 variabel independen yaitu kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran , 1 variabel moderating yaitu transparansi publik dan 3 variabel lagi interaksi kapasitas sumber daya manusia dengan transparansi publik, interaksi perencanaan anggaran dengan transparansi publik dan interaksi politik penganggaran dengan transparansi publik. Data yang telah ditransformasikan, hanya 4 variabel yang tersisa LNKPSDM,LNPA,LNPLTKA dan LNINTERAKSI3 dan 3 variabel lainnya dikeluarkan yaitu LNTRSNP, LNINTERAKSI1 dan LNINTERAKSI2, untuk menghasilkan data yang normal tanpa ada korelasi antar variabel independen. Berdasarkan hasil analisis pada tabel uji t setelah variabel ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural diperoleh nilai koefisien regresi variabel LNINTERAKSI3 interaksi politik penganggaran dengan transparansi publik sebesar 4,894 dengan nilai signifikansi 0,003 � 0,05 dan nilai t hitung 3,100 t tabel 1,667, sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi antara variabel politik penganggaran dengan variabel transparansi publik berpengaruh positif signifikan dan variabel transparansi publik bukan variabel moderating karena tidak dapat memoderasi hubungan antara variabel politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi publik tidak dapat memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS . Dengan demikian transparansi publik bukan variabel moderating. Hal ini diduga karena pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara Universitas Sumatera Utara tidak ada keterbukaan dalam membuat kebijakan-kebijakan keuangan daerah khusunya dalam penyusunan RKA-SKPD, sehingga kebijakan keuangan tersebut tidak dapat diketahui oleh DPRD dan masyarakat. Fenomena tersebut bertentangan dengan Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan daerah yang mengamanatkan kepada pemda untuk melakukan sosialisasi RAPBD sebelum disampaikan kepada DPRD dan masyarakat karena APBD merupakan dokumen publik, dimana masyarakat memiliki hak untuk mengetahui informasi didalamnya. Hak masyarakat untuk mengakses dokumen-dokumen publik ini dijamin oleh UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan pendapat Sopanah dan Mardiasmo 2003 yang mensyaratkan bahwa anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan transparansi jika memenuhi kriteria berikut : 1 Terdapat pengumuman kebijakan anggaran, 2 Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses, 3 Tersedia laporan pertanggunga jawaban yang tepat waktu, 4 Terakomodasinya suarausulan masyarakat, 5 Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS serta untuk mengetahui apakah transparansi publik dapat memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji hipotesis secara simultan kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran berpengaruh siginifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Sedangkan uji hipotesis secara parsial kapasitas sumber daya manusia, politik penganggaran berpengaruh positif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS, sedangkan perencanaan anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. 2. Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa transparansi publik tidak dapat memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, perencanaan anggaran dan politik penganggaran terhadap sinkronisasi dokumen APBD dengan dokumen KUA-PPAS. Dengan demikian transparansi publik bukan variabel moderating. Transparansi publik bukanlah variabel yang dapat memoderasi hubungan antara kapasitas Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perencanaan Dan Pengawasan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Pada SKPD Kabupaten Aceh Utara Dengan Partisipasi Anggaran Sebagai Variabel Moderating

14 98 101

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, POLITIK PENGANGGARAN DAN PERENCANAAN TERHADAP SINKRONISASI RAPBD DENGAN KUA-PPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA

0 5 47

PENGARUH PENGETAHUAN DEWAN TENTANG ANGGARAN TERHADAP PENGAWASAN APBD DAN KINERJA DEWAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DAN TRANSPARANSI KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING

0 5 78

Determinan Sinkronisasi Dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan Dokumen Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Kota Mataram Tahun 2015 | Putra | Jurnal Akuntansi dan Investasi 1796 6159 1 PB

0 7 18

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, POLITIK PENGANGGARAN, PERENCANAAN DAN INFORMASI PENDUKUNG TERHADAP SINKRONISASI DOKUMEN APBD DENGAN DOKUMEN KUA-PPAS (Studi Pada SKPD Di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati)

1 0 11

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, POLITIK PENGANGGARAN, PERENCANAAN DAN INFORMASI PENDUKUNG TERHADAP SINKRONISASI DOKUMEN APBD DENGAN DOKUMEN KUA-PPAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

0 0 26

PENGARUH SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

1 4 10

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN POLITIK PENGANGGARAN, DENGAN TRANSPARANSI PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP SINKRONISASI DOKUMEN APBD DENGAN DOKUMEN KUA - PPAS PADA PEMERINTAH KABU

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Perencanaan Anggaran Dan Politik Penganggaran, Dengan Transparansi Publik Sebagai Variabel Moderating Terhadap Sinkronisasi Dokumen APBD Dengan Dokumen KUA - PPAS Pada Pemerin

0 0 9

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PERENCANAAN ANGGARAN DAN POLITIK PENGANGGARAN, DENGAN TRANSPARANSI PUBLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP SINKRONISASI DOKUMEN APBD DENGAN DOKUMEN KUA - PPAS PADA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TESIS

0 0 16