18
membunuh dirinya sendiri, ia juga membunuh orang-orang yang membuat senjata tersebut yakni kelas pekerja modern proletar. Dengan perkembangan industri,
proletar bukan saja bertambah jumlahnya, ia berkumpul dalam kumpulan yang tambah besar, kekuatannya berkembang dan ia merasakan kekuatannya yang
bertambah itu pun memulai membentuk sebuah kombinasi disebut organisasi buruh melawan borjuis. Dimana-mana pertentangan kelas berkobar dan
berkembang menjadi gerakan yang radikal. Tiga sumber dan tiga komponen Marxisme yang ditulis oleh V.I. Lenin
1913
22
6.6.1. Filsafat Materialisme
.
Pemikiran Karl Marx banyak mengadopsi pemikiran filsuf sebelumnya salah satunya materialisme Feuerbach, tetapi tidak mengadopsi metodenya secara
keseluruhan. Menurut feurbach, gerak dan perkembangan materi ditentukan oleh faktor luar ekternal, sedangkan menurut Karl Marx, gerak dan perkembangan
materi ditentukan oleh faktor dalam intern materi itu sendiri. Feuerbach juga berbeda dengan Hegel. Hegel menyatakan bahwa yang berkembang itu roh, tetapi
Feuerbach yang berkembang yaitu materi yaitu kondisi alam dan sosial. Demikian juga Karl Marx mengadopsi Pemikiran Hegel tentang metode dialektika, tetapi
tidak mengadopsi unsur dari pemikirannya yang idealisme. Dengan demikian Karl Marx bisa dikatakan sebagai seseorang yang jenius yang melahirkan buah
pemikiran yang relevan dengan sebuah materi dan tindakan yang revolusioner. Ketiga pemikir itu merupakan pemikir terbesar pada zamannya, Hegel terkenal
karena motode berpikir dialektikanya, Feuerbach terkenal dengan filsafat materialismenya, dan Karl Marx terkenal dengan Pemikiran Materialisme
dialektikanya.
22
Artikel ini ditulis oleh Lenin untuk memperingati 30 tahun kematian Karl Marx dan dipublikasikan dalam Prosveshcheniye Pencerahan No.3 tahun 1913-merupakan terbitan
bulanan kaum Bolshevik yang diterbitkan secara legal di St.Petersburg mulai bulan desember 1911-juni 1914.
Universitas Sumatera Utara
19
6.6.2. Materialisme Dialektika Historis Sejarah
Dalam hukum sejarah materialisme, marx menunujukan kemenanan sosialis atas revolusinya terhadap usaha-usaha kapitalis. Marx dengan
menggunakan pendekatan filsafat, bersandar pada pemikiran bahwa tidak ada kekuatan lain yang dapat mengkondisikan kehidupan manusia kecuali manusia itu
sendiri. Marx mengatakan bahwa cara produksi kapitalis dengan sendirinya menunjukan pada kehancurannya sendiri. Karena itu, dasar ekonomi Marx
merupakan keniscayaan revolusi sosialis dan perwujudan masyarakat komunis tanpa kelas.
23
Bagi kapitaisme itu sendiri, faktor produksi adalah upaya aktualisasi kehidupan manusia yang serta merta membutuhkan kekuatan, karena itu manusia
bisa survive kalau mendapatkan modal hidup yang diolahnya.
24
Hukum ini menurut Marx berkaitan dengan hukum perkembangan masyarakat yang ditentukan oleh bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis,
sedangkan dua dimensi kehidupan masyarakat lainnya yaitu institusi-institusi sosial terutama negara dan bentuk-bentuk kesadaran sosial yang merupakan
bangunan atas. Oleh karena itu, faktor penentu adalah basis, maka harus memerhatikan
dahulu bidang ekonomi. Ciri yang menurut Karl Marx paling menentukan bagi semua bentuk ekonomi sampai sekarang adalah pemisahan antara para pemilik
dan pekerja. Masyarakat terdiri dari kelas-kelas sosial yang membedakan diri satu sama lain berdasarkan kedudukan dan fungsi masing-masing dalam proses
produksi. Pada garis besarnya produksi masyarakat mendekati pola kapitalisme kelas-kelas sosial termasuk kelas-kelas pemilik dan kelas-kelas tidak
bermilik.Oleh karenanya, kelas bermilik atas begitu berkuasa dan dapat mengisap tenaga kerja para pekerja bawah.Menurut Marx ciri khas semua pola
masyarakat sampai sekarang ialah, bahwa masyarakat dibagi dalam kelas-kelas
23
Abd. Malik Haramain, dkk, Pemikiran-pemikiran revolusioner Karl Marx, Antonio Gramsci, Anthony Giddens, Paulo Freire, Asghar Ali Enginer, Erich Fromm, Averroes Press: Pustaka Belajar,
Malang, 2001, hal. 8
24
Ibid hal. 10
Universitas Sumatera Utara
20
atas dan bawah. Struktur ekonomitersusun sedemikian rupa dimana bangun atas hidup dari pengisapan tenaga kelas bawah.
Negara menjadi alat kelas-kelas atas untuk menjamin keadaan mereka, jadi untuk seperlunya menindas usaha kelas-kelas bawah untuk membebaskan diri dari
penghisapan kelas-kelas atas sedangkan “bangun atas idealis” istilah Marx bagi agama, filsafat, pandangan-pandangan moral, hukum dan lain sebagainya
berfungsi untuk memberikan legitimasi pada hubungan kekuasaan itu. Jadi, Marx menolak paham bahwa negara mewakili kepentingan seluruh masyarakat. Negara
dikuasai oleh dan berpihak kepada kelas-kelas atas, meskipun kadang-kadang juga menguntungkan kelas-kelas bawah. Walaupun dari pihak negara mengatakan ia
adalah milik semua golongan dan bahwa kebijakannya demi kepentingan seluruh masyarakat, namun sebenarnya negara melindungi kepentingan kelas atas
ekonomis. Maka negara menurut Marx termasuk lawan dari kelas atas. Dari negara mereka tidak dapat mengharapkan sesuatu yang baik. Seperti halnya
negara, begitu pula agama, filsafat, pandangan tentang norma moral dan hukum dan sebagainya menurut Marx tidak mempunyai kebenaran pada dirinya sendiri,
melainkan hanya berfungsi untuk melegitimasikan kepentingan kedudukan kelas atas untuk menguasai masyarakat. Maka bentuk-bentuk kesadaran sosial itu
menurut kekhasannya masing-masing, mengemukakan sebagai baik baik seluruh masyarakat apa yang sebenarnya hanya baik bagi kelas-kelas atas. “Bangun atas
ideologi” itu menciptakan kesan bahwa kesediaan masing-masing kelas untuk menerima kedudukannya dalam masyarakat adalah sesuatu yang baik dan
rasional. Jadi, fungsinya ialah membuat kelas-kelas bawah bersedia untuk menerima kedudukan mereka sebagai kelas-kelas bawah.
Dialektika yang dimaksud oleh Marx untuk mengungkapkan kelas ini adalah Bila tingkat produksi tadi yang diambil sebagai tesis, dan dimulai dengan
tingkat feodalisme ini merupakan tesis maka anti-tesisnya adalah tingkat produksi borjuis atau kapitalisme dan sistesinya nati adalah tingkat produksi
sosialisme. Demikian tesis golongan bangsawan Abad Tengah menimbulkan antitesisi golongan peminjam tanah, tetapi keduanya ini menumbuhkan sintesis
Universitas Sumatera Utara
21
golongan borjuis dan begitu seterusnya sampai pada masyarakat komunisme. Dengan demikian maka Marx melihat negara sebagai alat belaka dari kelas
penguasa berpunya untuk menindas kelas yang dikuasai tidak berpunya. Negara dan pemerintah identik dengan kelas penguasa, artinya dengan kelas
berpunya, berturut-turut dalam sejarah umat manusia dikenal kelas pemilik buda, kelas bangsawan tuan tanah, kelas borjuis. Soal hak dan kewajiban, kaum
bermilik ini sekedar ucapan penghias bibir. Diaektika Marx mengungkapkan bahwa perkembangan masyarakat feodalisme ke masyarakat kapitalisme borjuis
dan seterusnya ke masyarakat sosialisme merupakan suatu kelanjutan yang tidak dapat dielakkan. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia berdiam diri saja dengan
menanti perkembangan itu berjalan dengan begaimana maunya. Kelas-kelas itu sendiri adalah kelas-kelas yang berjuang untk kelas-kelasnya, jadi manusia yang
dilihat oleh Marx adalah manusia yang berbuat. Oleh sebab itu, maka revolusi digambarkan oleh Marx terdiri dari dua
tahap. Tahap pertama adalah revolusi yang dipelopori oleh golongan borjuis yang hendak menghancurkan feodal. Tahap Kedua adalah revolusi yang dilakukan oleh
kelas pekerja dalam menghancurkan borjuis. Dengan lenyapnya kelas borjuis, fungsi pemerintah tidak lagi mempunyai sifat politi. Kelas pekerja yang
memegang kekuasaan itu pun tidak lagi merupakam kelas, sehingga tidak ada kelas yang tertindas dan negara akan lenyap. Masing-masing orang melakukan
kewajibannya sesuai dengan kesanggupannya. Oleh karena itu orang memberikan sumbangan sesuai dengan kesanggupannya.
Dan Marx merumuskan Teori Materialisme historis menjadi sejarah perkembangan masyarakat untuk melakukan sebuah perubahan sosial yang
fundamental melalui perjuangan kelas yang berujung pada revolusi sosial. Dalam pandangan Karl Marx dalam melihat Materialisme Historis yakni mengandung hal
yang paling pokok yakni ;
25
25
Ernest Mandel. Tesis Tesis Pokok Marxisme. Resist Book, Yogyakarta 2006.
Universitas Sumatera Utara
22
1 Kerja Produksi
Untuk memenuhi kebutuhan materil, manusia diharuskan bekerja sehingga dapat memproduksi barang-barang. Barang-barang yang diproduksi
merupakan sasaran kerja, dan untuk mencapai sasaran kerja itu dibutuhkan alat kerja, metode kerja, dan tenaga kerja. Dalam masyarakat kapitalisme, alat
produksi dimiliki oleh kaum kapitalis pemilik modal, sedangkan buruh bekerja berdasarkan sistem kerja upahan, di mana hasilnya seluruhnya menjadi milik
kaum kapitalis. Dalam proses produksi manusia memerlukan dan mengadakan hubungan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan itu disebut sebagai
hubungan produksi yang ditentukan oleh pemilik alat produksi, kemudian keseluruhan hubungan produksi menentukan suatu sistem ekonomi masyrakat.
Sistem ekonomi pada hakikatnya sebagai basis kehidupan masyarakat yang di atasnya berdiri bangunan atas.
Basis adalah dasar kehidupan materil masyarakat, sedang bangunan atas adalah kehidupan spiritual masyarakat seperti sistem politik, hukum negara dan
pemerintahan, kebudayaan, parpol, dan lain-lain. Bangunan atas inilah merupakan kesadaran masyarakat, sebagai pedoman berpikir dan berperilaku. Menurut Karl
Marx bahwa sejarah perkembangan masyarakat hakikatnya adalah sejarah dari perubahan dan perkembangan proses produksi, yakni suatu perubahan terus-
menerus tanpa henti manusia bekerja menciptakan barang-barang material untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengenai sejarah, Marx menjelaskan bahwa
sejarah adalah hasil perkembangan dan perubahan atas kerja manusia dalam memproduksi barang-barang material. Didalam mengurai sejarah perubahan dan
perkembangan masyarakat, Marx terlebih dahulu mengurai mengenai hukum umum perkembangan masyarakat, selanjutnya dibahas basis dan bangunan atas,
keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, kelas dan perjuangan kelas serta negara dan revolusi. Materialisme historis adalah paham materialisme dialektika
yang diterapkan dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat terjadi sebuah perubahan dan perkembangan sistem sosial, yaitu komunal primitive, sistem
Universitas Sumatera Utara
23
perbudakan, sistem feodal, sistem sosial kapitalisme dan sistem sosial sosialisme dan berakhir berkembang dan berubah menjadi sistem sosial komunisme.
2. Keadaan Sosial Menentukan Kesadaraan Sosial