Hipotesis Kedua Pembahasan Hasil Analisis Data

xcix guru. Dengan demikian keterlibatan siswa dalam pembelajaran pada Group Investigation lebih baik dibandingkan dengan STAD.

2. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan dengan ukuran sel tak sama untuk kategori kemandirian belajar diperoleh F b = 9,090 3,0347 = F0,05;2,232, sehingga F b DK. Oleh karena itu H 0B ditolak, ini berarti terdapat perbedaan rerata yang signifikan dari kategori kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika pada materi Bangun Ruang Sisi Datar. Dari uji komparasi rataan antar kolom dengan Schaffe dan DK = { F | F 2F0,05;2;232} = { F| F 6,0694 }diperoleh hasil sebagai berikut : a. F .1 - .2 = 6,8761923 6,0694 = 2F 0,05;2;232 dan F .1 - .2 DK, berarti H ditolak Hal ini berarti terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemandirian belajar tinggi dengan kemandirian belajar sedang terhadap prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar. Selajutnya dengan melihat rataan marginal masing-masing kelompok, rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi sebesar 74,441667, sedang rataan marginal yang diperoleh siswa- siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang sebesar 69,959556 Karena rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kemandirian belajar sedang. b. F .2 - .3 = 2, 37113526 6,0694 = 2F 0,05;2;232 dan F .2 - .3 DK, berarti H diterima c Hal ini berarti, tidak terdapat rerata yang signifikan antara siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang dengan siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah terhadap prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar. Selajutnya dengan melihat rataan marginal masing-masing kelompok, rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang sebesar 69,959556, sedang rataan marginal yang diperoleh siswa- siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah sebesar 67,3663 Walaupun rataan yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang lebih tinggi dibandingkan dengan rataan yang diperoleh siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah tetapi karena hasil komparasi rataan antar kolom menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat diperoleh kesimpulan pada tingkat kemandirian belajar sedang prestasi belajarnya sama dengan siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah c. F .1 - .3 = 15,83811 6,0694 = 2F0,05;2;232 dan F .1 - .3 DK, berarti H ditolak Hal ini berarti terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara kemandirian belajar tinggi dengan kemandirian belajar rendah terhadap prestasi belajar matematika pada materi bangun ruang sisi datar. Selajutnya dengan melihat rataan marginal masing-masing kelompok, rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang sebesar 74,441667, sedang rataan marginal yang diperoleh siswa- siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah sebesar 67,3663 ci Karena rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rataan marginal yang diperoleh siswa-siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan mereka yang mempunyai kemandirian belajar rendah

3. Hipotesis Ketiga

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pendekatan kooperatif teknik: student team achievement divisions (STAD) dan teknik Group Investigation (GI)

0 36 221

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

1 44 370

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 3 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation Berbasis Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Penalaran Matematika Pada Siswa Ke

0 4 20

EKPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA.

0 0 10

penelitian adi wijaya

0 0 7