Komposisi Penduduk Kehidupan Ekonomi

mengalir beberapa sungai kecil yang mengelilingi Desa Sihastoruan, sungai inilah yang dimanfaatkan penduduk desa untuk keperluan sehari-hari, seperti memasak, mandi, mencuci, menjala, dan juga untuk mengairi sawah. Pola pemukiman didesa ini adalah pola berbanjar dengan posisi rumah berhadap-hadapan satu dengan lainnya,lantai dan dinding terbuat dari papan dan seng. Hanya sebagian kecil saja rumah penduduk yang terbuat dari keramik dan beton. Jalan yang terbentang dihadapan rumah merupakan halaman bersama seluruh warga desa, pada umumnya halaman warga desa masih luas, sehingga halaman ini biasa digunakan sebagai tempat untuk bermain anak-anak, melaksanakan upacara adat dan tempat para pengrajin melaksanakan kegiatannya. Pada bagian belakang, biasanya terdapat kandang ternak babi atau ayam, diantara kandang ternak tersebut biasanya ditanami kopi, rambutan, langsat, sirsak dan lain-lain.

2.2 Komposisi Penduduk

Mata pencaharian di kecamatan Tarabintang pada umumnya adalah bertani. Hal ini terjadi karena wilayah pertanian yang masih luas. Mayoritas penduduk adalah petani padi yang kemudian merangkap menjadi petani karet, di Desa Sihastoruan tepatnya di Dusun Gaman sebagian masyarakat juga bekerja sebagai pengrajin. Dalam hal pekerjaan, terdapat pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Biasanya laki-laki akan turun tangan menangani pohon karet mereka sedangkan perempuan akan bekerja disawah atau diladang. Universitas Sumatera Utara Data-Data Penduduk Desa Sihas Toruan NO KETERANGAN JUMLAH JIWA 1 Jumlah Laki-Laki 436 2 Jumlah Perempuan 404 3 Pendidikan SD 345 4 Pendidikan SLTA 169 5 Pendidikan D3S1 13 Sumber: Data Umum Desa Sihas Toruan, Kantor Kepala Desa Sihas Toruan Tahun 2009.

2.3 Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat Desa Sihastoruan didominasi kehidupan sebagai petani, karyawan baik negriswasta dan pedagang. Kehidupan ekonomi ini tampak dalam hal pemilikan rumah tempat tinggal, kelengkapan rumah tangga, makanan, pendidikan dan juga pakaian. Sebagian besar rumah tempat tinggal penduduk terbuat dari bahan baku kayu baik untuk lantai maupun dindingnya, atap rumah umumnya telah menggunakan seng ada juga rumah yang sudah berlantaikan semen, sebagian masyarakat juga sudah berlantai keramik dan berdinding beton. Begitu pula pemilikan dalam kelengkapan rumah tangga masih tampak jelas, belum semua warga yang mempunyai TV dirumahnya, akan tetapi baik di kedai kopi maupun kedai tuak televisi dapat kita temukan. Sebagaiman biasanya masyarakat Batak baik Batak Toba maupun Pakpak nasi adalah makanan utama, frekuensi makan Universitas Sumatera Utara nasi tiga kali satu hari, yakni pagi, siang, dan malam. Dalam bersantap makanan tidak ketinggalan lauk dan sambal, lauk yang biasa dimakan warga adalah ikan asin, dan kadang-kadang ikan yang dipancing dan di jala dari sungai seperti ikan haporas, ikan gaman, dan ikan anak garing dan juga lauk dari hewan buruan atau yang didapat warga dari jorat atau perangkap yang dipasang warga di kebun karet mereka, seperti kancil, monyet, dan babi hutan. Biasanya jika warga mendapatkan hasil perangkapnya maka akan dimakan bersama oleh warga dan dibuat tambul 9 oleh laki- laki yang minum tuak, sedangkan sayur-sayuran biasanya langsung dari ladang warga dipetik dan dimasak menunggu hari pekan yang ada sekali seminggu di ibukota kecamatan. Kebiasaan lain yang dikenal warga Desa Sihastoruan adalah manggadong 10 Masyarakat Desa Sihastoruan sebagian besar belum memiliki kamar mandi, sehingga untuk mandi, mencuci, dan mengangkat air semua dari sungai yang mengalir berada dekat rumah penduduk. Sarana penerangan sudah menjangkau sampai ke desa-desa sehingga sebagian besar penduduk sudah memanfaatkan fasilitas penerangan berupa listrik tersebut. Masih sedikit masyarakat yang memiliki kendaraan roda dua apalagi memiliki mobil masih bisa dihitung jari. Untuk bepergian ke kota Medan hanya ada satu bus yaitu Sampri yang sejak dulu sampai saat ini masih beroperasi. ,akan tetapi sekarang telah berkembang dan bervariasi jenis makananya, seperti goreng pisang, lepat, mi sop, mi ayam dan bakso. 9 Tambul sejenis makanan yang diminum bersama tuak atau nira . 10 Manggadong adalah sejenis makanan pengganti nasi pada zaman dulu yang artinya memakan ubi. Universitas Sumatera Utara Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menyekolahkan anak-anak kaum ibu bekerja di ladang dan sawah mereka, sedangkan kaum ayah bekerja dikebun karet dan diusaha pandai besi bagi yang memiliki usaha pandai besi, anak-anak biasanya membantu orangtua setelah pulang sekolah. Kebutuhan warga desa ini agaknya masih tergolong sederhana apabila ditinjau dari segi pemilikan barang-barang serta menu makanan serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

2.4. Kehidupan Sosial Budaya