Faktor Kekerabatan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Munculnya Usaha Pandai Besi Di Dusun Gaman

terpenuhi tanpa harus belanja keperluan dapur dan keperluan bertani ke luar daerah, pandai besi juga mendapat masukan yang menambah ekonomi mereka. Pandai besi di Dusun Gaman ini bekerja setiap hari dari pagi sampai sore, biasanya pekerja inti adalah kaum laki-laki yang berusia produktif kecuali hari hari besar dan hari minggu, walaupun sedang tidak ada pesanan mereka tetap bekerja, hasilya akan ditumpuk menunggu ada pesanan yang datang dan untuk dijual kepekan yang ada dibeberapa desa dekat Dusun Gaman yang ada setiap sekali seminggu. Salah satu keumggulan dari usaha pandai besi ini adalah produknya yang tahan lama dan tidak membusuk meskipun lama baru dipasarkan

3.2.2. Faktor Kekerabatan

Selain karena faktor ekonomi yang mempengaruhi berdirinya usaha pandai besi di Dusun Gaman faktor kekerabatan juga merupakan salah satu faktor pendukung berdiri dan berkembangnya jumlah usaha pandai besi. 24 24 Wawancara, Jordan Tinambunanpandai besi di Dusun Gaman, senin 20 February 2017. Usaha ini dikategorikan sebagai industri rumah tangga, sesuai namanya usaha ini awalnya dimulai oleh sebuah rumah tangga di Dusun Gaman dan pekerja inti adalah ayah yang dibantu oleh istri atau anaknya jika sedang tidak bekerja diladang mereka. Usaha kecil ini merupakan usaha bersifat turun temurun, jika tidak ke anak maka ke kerabat terdekat atau yang masih tergolong saudara dan sedarah. Pada umumnya keluarga itu saling bahu membahu dalam membentuk suatu kerajinan, biasanya ayah mengelola kerajinan dalam bentuk perangkat keras seperti membelah besi, membentuk, membakar dan mengetok atau memukul besi dengan martil dan palu besar dan berat. Universitas Sumatera Utara Sementara ibu atau anak mengerjakan perangkat yang lebih lunak seperti mengayun sepeda untuk membakar arang. Keluarga pertama mengguluti pekerjaan sebagai pandai besi di Dusun Gaman adalah kelurga Rolen Hasugian. Banyaknya pekerjaan dalam proses menyelesaikan suatu produk membutuhkan atau menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Oleh karena itu kuantitas tenaga kerja perlu ditingkatkan. Mengingat tingkat kekeluargaan di Dusun Gaman masih sangat kuat maka yang dipekerjakan pun pastinya berasal dari keluarga juga. Ketika pesanan masyarakat mulai banyak, tahun Rolen Hasugian mengajak kerabatnya bekerja dalam usaha pandai besinya. Rolen hasugian membagikan ilmunya kepada kerabatnya tersebut yang tidak jauh dari rumah Rolen Hasugian nama saudaranya ini adalah Dosmar Hasugian. Setahun bekerja ditempat Rolen Hasugian Rolen membuka usahanya sendiri. Tahun 1972 Dosmar membuka usaha pandai besi miliknya disekitar rumahnya sendiri, biasanya pandai besi membuat pondok kecil dari daun rumbia, bambu ataupun seng sebagai atap pondok tempat pandai besi bekerja supaya terhindar dari panas dan hujan sewaktu bekerja. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, semakin banyak pula kebutuhan masyarakat, apalagi jika pekerjaan mayoritas di desa adalah bertani, semakin banyak jumlah masyarakat maka semakin luas lahan yang dijadikan sebagai lahan pertanian. Untuk mengolah lahan tersebut terutama menebang pohon untuk dijadikan ladang dibutuhkan golok. Dengan keadaan tersebut Dosmar yang telah membuka usahanya sendiri dan telah berjalan lancar ia membutuhkan tenaga kerja untuk menyelesaikan pesanan yang datang setiap hari kepadanya. Tahun 1976 Dosmar mempekerjakan 2 Universitas Sumatera Utara tenaga kerja dalam usaha pandai besinya, kedua tenaga kerja ini juga merupakan masih kerabat Dosmar Hasugian, mereka adalah Dedi Nahampun dan Sunggul Limbong. Tahun 1981 Hotma Simamora yang merupakan adek ipar dari Dosmar Hasugian juga sering datang dan belajar ke tempat usaha Dosmar, Hotma Simamora juga berencana akan membuka usaha pandai besi di Dusun itu juga. Tahun itu Hotma mulai membuka usaha pandai besi di dekat rumahnya dan dibantu oleh anaknya setelah pulang sekolah. Setelah lulus sekolah anaknya tersebut merantau ke kota , setelah dua tahun lebih merantau dan merasa tidak cocok dengan pekerjaan dikota iapun kembali kerumahnya. Dirumahnya ia meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai pandai besi. Demikian sampai seterusnya usaha pandai besi di Dusun Gaman ini berkembang dan diteruskan secara kekeluargaan dan kekerabatan. 25 Usaha pandai besi yang berada di Dusun Gaman yang telah berkembang sejak dulunya sampai saat ini tidaklah dipelajari melalui pendidikan formal atau semacam pelatihan. Pengetahuan menghasilkan barang beranjak dari pengalaman yang komulatif, pengetahuan tersebut diwariskan dari generasi ke generasi dan berkembang sesuai dengan kamampuan manusia dalam berfikir, seperti golok misalnya dibuat oleh pandai besi dengan kemampuan yang diturunkan oleh orangtuanya. Dari masa kecil mereka diberikan pengetahuan tentang jenis besi dan pengetahuan tentang teknologi pengolahan besi itu sendiri.Pada umunnya pekerjaan ini telah mendarah daging terhadap keturunan pandai besi sehingga secara otomatis pekerjaan ini bisa dikerjakan oleh anak cucu dan kerabat pandai besi, dalam artian

3.2.3. Faktor Keterampilan