Perilaku Masyarakat terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Sialang Buah
dilakukan di Desa Sialang Buah masyarakat mengetahui bahwa sumur gali yang tidak memenuhi syarat seperti konstruksi dinding sumur kurang dari 3 meter dan
tidak kedap air, bibir sumur kurang dari 70 cm, lebar lantai kurang 1 meter dan tidak kedap air dan memiliki jarak kandang ternak dekat dengan sumber air akan
mempengaruhi kualitas air sumur karena akan mempermudah sumber pencemar seperti bakteri masuk kedalam dinding sumur gali yang tidak kedap air. Namun,
karena keterbatasan ekonomi dan ketersediaan lahan yang mengharuskan mereka untuk membeli cincin dan semen untuk melapisi dinding sumur agar kedap air dan
membangun sumur gali jauh dari tempat sumber pencemaran seperti kandang menjadi salah satu kendala. Sebagian masyarakat tidak memilik tutup sumur karena
mereka merasa kesulitan jika harus membuka dan menutup kembali tutup sumur pada saat mengambil air dan terkadang tutup sumur yang hanya diberi potongan
seng bekas jatuh ke dalam sumur gali karena angin atau tersentuh benda lainnya. Hal ini yang nantinya akan memudahkan benda-benda yang sudah tercemar akan masuk
kedalam sumur gali. Meletakkan timba dilantai menjadi sebuah kebiasaan masyarakat karena menurut mereka akan lebih memudahkan mereka pada saat
mengambil air, timba yang hanya diikat dengan tali ini lebih memudahkan mereka daripada harus menggunakan katrol. Hal ini mempengaruhi kualitas air sumur karena
timba yang diletakkan di lantai atau disembarang tempat akan membuat air terkontaminasi dengan sumber pencemar yang telah menempel di timba tetapi
masyarakat tidak melakukan perubahan tindakan seperti memperbaiki konstuksi sumur gali dan membangun sumur gali lebih dari 10 meter dari sumber pencemar
seperti kandang ternak mereka. Kebiasaan masyarakat yang melakukan aktivitas dipinggir sumur seperti mandi dan mencuci menyebabkan air bekas mandi dan
cucian mengalir kembali kedalam sumur dan menyebabkan pencemaran. Hasil penelitian Idhamsyah 2008 juga menyatakan bahwa perilaku dalam
bentuk tindakan memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nining 2007 yang
menyatakan perilaku dalam bentuk tindakan merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Tindakan merupakan perilaku dalam bentuk aktif yang dapat
diobservasi secara langsung berupa tindakan nyata. Tindakan baik atau buruk terhadap pengelolaan sarana air bersih sumur gali akan mempengaruhi baik buruknya
kualitas bakteriologis air sumur gali. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan air dan sanitasi
lingkungan menyebabkan masyarakat tidak menyadari adanya pencemaran. Masyarakat menjadi terbiasa untuk menggunakan air yang tercemar untuk keperluan
sehari-hari, tanpa adanya upaya dan tindakan untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dikarenakan sebagian besar
responden berpendidikan SD dan SMP. Pengetahuan dan sikap dalam penelitian ini adalah tanggapan pengguna air
sumur gali tentang syarat-syarat kualitas air sumur. Sikap dan pengetahuan masyarakat di Desa ini sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pengetahuan dan
sikap mereka tentang penggunaan sumur gali yang memenuhi syarat seperti dinding sumur lebih dari 3 meter dan tinggi bibir sumur lebih 70 cm. Namun, pengetahuan
dan sikap merupakan perilaku dalam bentuk pasif yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain atau terselubung.Tinggi
rendahnya pengetahuan dan positif negatifnya sikap masyarakat tanpa adanya tindakan yang nyata, tidak akan terjadi perubahan terhadap kualitas air sumur gali.