adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.
c. Kekeruhan
Kekeruhan air disebakan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan tanaman
atau hewan, dan buangan industri juga berdampak bagi kekeruhan air,sedangkan zat organik dapat menjadi bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan dapat
tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Kadar maksimum yang diperbolehkan 25 NTU. Air yang keruh sulit didisinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat
tersuspensi tersebu, sehingga berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi patogen Soemirat, 2002
d. Temperatur normal
Air yang baik harus mempunyai temperatur sama dengan udara 3
O
C. Air yang mempunyai temperatur diatas dan dibawah tenperatur udara berarti
mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energy dalam air. e.
Tidak mengandung zat padatan Zat padat adalah bahan yang tinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 103-105
O
C. Kadar maksimum yang diperbolehkan 1500 mgL.
2.6.3 Kualitas Kimia
Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa Hg, Aluminium
Al, Arsen As, Barium Ba, Besi Fe, Flurida F, Calsium Ca, Mangan Mn, Derajat Keasaman pH, dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia air bersih yang
digunakan sehari-hari sebaiknya tidak melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan seperti tercantum dalam Permenkes RI 416MENKESPERIX1990.
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik bagi
kesehatan dan material yang digunakan manusia. Contohnya Derajat Keasaman pH dianjurkan untuk air minum adalah 6,5-9.
2.7 Ternak Sus scrofa babi 2.7.1 Klasifikasi Zoologis Ternak Sus Crofa babi
Sus crofa babi masih diternakkan golongan masyarakat tertentu karena produksinya yang berfluktuasi naik dan turun. Dalam sejarah pemasaran Sus scrofa
babi mengalami peningkatan dan penurunan dengan cepat, seringkali secara mendadak. Namun demikian usaha ini tetap menguntungkan, babi termasuk dalam
phylumChordatavertebrata, kelas Mamalia, ordo Artiodactyl berjari atau berteracak genap dan merupakan binatang berkuku, family Suidae non ruminansia,
genus Sus, spesies scrofa.
Karena Sus scrofa babi tidak dapat dikendalikan oleh penduduk yang berpindah- pindah sebagaimana sapi, kuda, dan domba maka didomestikasi oleh peternak yang
menetap. Mereka seringkali mempunyai kedudukan sosial yang rendah dan hal ini ditambah dengan bau busuk dari peternak Sus scrofa babi menyebabkan peternak
Sus scrofa babi tidak disukai penduduk. Di negara- negara maju usaha peternakan