Kualitas Bakteriologis Kualitas Air

keberadaan organisme golongan coli coliform sebagai indikator karena mudah dideteksi dalam air, lebih tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis keberadaannya di dalam air yang bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri Marsono, 2009 dapat tumbuh baik pada suhu antara 8 O C-46 O C, dengan suhu optimum dibawah temperature 37 O C, dan banyak terdapat dalam tinja Gani, 2003.Salah satu bakteri golongan Coliform adalah bakteri Escheria coli. Bakteri golongan coli Coliform bakteri tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen Soemirat, 2002.Enterobacter aerogenes adalah sejenis bakteri coliform yang terdapat dalam saluran pecernaan manusia dan hewan, juga terdapat dalam tanah, air, dan produk- produk dairi. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasikan lactose dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35 O C. Pelezar, 2005 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416MENKESPERIX1990, tentang persyaratan bakteriologi air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50 MPN100 ml air. Air tidak boleh mengadung Coliform. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia Sutrisno,2004. Berdasarkan Kempenkes RI Nomor 907MENKESSKVII2002, persyaratan bakteriologis air minum adalah dilihat dari Coliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 0 nol. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907MenkesSKVII2002, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Air bersih didapat dari sumber mata air yaitu air tanah, sumur, air tanah dangkal, sumur artesis atau air tanah dalam. Air bersih ini termasuk golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. E. coli jika masuk kedalam tubuh saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. coli merupakan bagian dari mikroba yang normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan, sehingga air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksi. Eschericia coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan; a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia sebagai flora normal atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi. b. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar. c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik. d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama- sama dengan E. coli dalam air tersebut. Tabel 2.1 Kriteria Mutu Bakteriologis Air Berdasarkan Kelas Parameter Mikrobiologi Satuan Kelas I II III IV Total Coliform Jml100mL 1000 5000 10000 1000 Faecal coliform Jml100mL 100 1000 2000 2000 Sumber: Kepmen-LH, 2001 Kualitas air bersih apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP No. 1PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK Pedoman Kualitas Air Tahun 20002001, dapat dibedakan kedalam lima kategori sebagai berikut: 1. Air bersih kelas A kategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50 2. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung total Coliform 51-100 3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung total Coliform 101-1000 4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung total coliform 1001-2400 5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung total Coliform2400 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas bakteriologis Fardiaz, 2011: 1. Sumber air Sumber air yang berbeda seperti air hujan, air laut, air permukaan dan air tanah yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah dan jenis yang berbeda. 2. komponen nutrient dalam air Air buangan sering mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh spesies mikroorganisme tertentu seperti air yang mengandung besi dalam jumlah tinggi sering ditumbuhi oleh bakteri besi yaitu Ferrobacillus, mikroorganisme yang mengandung metana, sering ditumbuhi oleh bakteri yang mengoksidasi metana. Mikroorganisme yang bersifat saprofit organotrofik sering tumbuh pada air buangan yang mengandung sampah tanaman dan bangkai hewan. Semua air secara alamiah juga mengandung mineral-mineral yang cukup untuk kehidupan mikroorganisme di dalam air. 3. Komponen beracun Komponen beracun yang terdapat di dalam air mempengaruhi jumlah dan jenis mikroorganisme di dalam air tersebut. 4. Organisme air Plankton merupakan organisme yang makan bakteri, ganggang dan plankton lainnya, sehingga adanya plankton dapat mengurangi jumlah organisme di dalam air. 5. Faktor fisik Faktor fisik seperti suhu, pH, tekanan osmotic, aerasi, tekanan hidrostatik, dan sinar matahari. Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Eschericia coli merupakan mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi mikroba termofi. Kelompok ini mempunyai suhu minimum 400 o C, optimum pada suhu 55-600 o C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 750 o C.Mikroba umumnya menyukai pH netral pH 7. Eschericia coli merupakan mikroba alkalifil yaitu kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.

2.6.2 Kualitas Fisik

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MENKESPERIX1990, menyatakan bahwa air yang layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun air baku air bersih, antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik,tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh dan tidak berwarna. Menurut Kusnaedi 2006, syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut: a. Tidak Berwarna Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan, artinya sebaiknya air minum tidak berwarna untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. b. Tidak Berbau Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme di air. c. Tidak Berasa Secara fisik, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik. c. Kekeruhan Kekeruhan air disebakan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat organik, maupun anorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan tanaman atau hewan, dan buangan industri juga berdampak bagi kekeruhan air,sedangkan zat organik dapat menjadi bakteri, sehingga mendukung pembiakkannya dan dapat tersuspensi dan menambah kekeruhan air. Kadar maksimum yang diperbolehkan 25 NTU. Air yang keruh sulit didisinfeksi karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebu, sehingga berdampak terhadap kesehatan, bila mikroba terlindung menjadi patogen Soemirat, 2002 d. Temperatur normal Air yang baik harus mempunyai temperatur sama dengan udara 3 O C. Air yang mempunyai temperatur diatas dan dibawah tenperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap energy dalam air. e. Tidak mengandung zat padatan Zat padat adalah bahan yang tinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 O C. Kadar maksimum yang diperbolehkan 1500 mgL.

2.6.3 Kualitas Kimia

Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa Hg, Aluminium

Dokumen yang terkait

Keadaan Sumur Gali Di Desa Aek Nauli Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tap-Sel Tahun 2000 (Ditinjau Dari Aspek Konstruksi)

0 38 57

Hubungan Jarak Kandang Ternak Dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Pemukiman Kumuh Di Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai

9 104 77

Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Konstruksi Sumur Gali Dan Kualitas Air Sumur Gali Di Desa Gunung Raya Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2010

3 80 87

Analisa Kualitas Fisik, Bakteriologis Dan Kimia Air Sumur Gali Serta Gambaran Keadaan Konstruksi Sumur Gali Di Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

9 73 99

Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

8 83 127

Hubungan Jarak Septic Tank, Konstruksi Sumur Gali, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia coli Air Sumur Gali Penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2016

2 42 156

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA PEMATANG KUALAKECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

1 15 27

STUDI KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDUDUK DILIHAT DARI FISIK, KIMIA DAN BAKTERIOLOGIS SERTA GAMBARAN KONSTRUKSI SUMUR GALI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 21

PEMETAAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN TELUK MENGKUDU KAB. SERDANG BEDAGAI.

1 4 20

HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013

0 0 5