variabel gaya kepemimpinan transformasional ditingkatkan sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,389.
3. Koefisien b2 X2 = 0,412, menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Jika variabel budaya organisasi ditingkatkan sebesar satu
satuan maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,412.
4.2.4. Pengujian Hipotesis
4.2.4.1. Uji Signifikan Simultan Uji F
Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel bebas X1,X2 gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama serentak terhadap variabel terikat Y berupa kinerja karyawan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai F
tabel
dengan F
hitung.
Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :
H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Ha : b1
≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama–sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel bebas X1, X2, yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y. Nilai F
hitung
akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software spss for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai F
tabel
pada tingkat �=5 dengan kriteria sebagai
berikut : H0 diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikan Simultan Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
278.604 2
139.302 20.385
.000
a
Residual 396.347
58 6.834
Total 674.951
60 a. Predictors: Constant, budayaorganisasi, transformasional
b. Dependent Variable: kinerja
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa F
hitung
= 20,385 dengan tingkat probability 0,000 0,05. Setelah mengetahui besarnya F
hitung
. Maka F
hitung
20,385 F
tabel
3,16. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan transformasional dan budaya
organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang.
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial Uji-t
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan transformasional X1, budaya organisasi X2, secara parsial individual terhadap kinerja karyawan Y pada
PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang. H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagaivariabel terikat Y.
Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
variabel bebas X1, X2 yaitu gaya kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat Y.
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
H0 diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5 Ha diterima jika t
hitung
t
tabel
pada α = 5
Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan
� = 5. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel 0,05.
Hasil uji t dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini:
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikan Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 10.918
5.714 1.911
.061 transformasional
.389 .186
.248 2.098
.040 budayaorganisasi
.412 .102
.477 4.034
.000 a. Dependent Variable: kinerja
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015
Berdasarkan Tabel 4.13 hasil uji signifikan secara parsial dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang, hal
ini terlihat dari nilai signifikansi 0,040 0,05, dan nilai t
hitung
2,098 t
tabel
2,00, artinya jika ditingkatkan variabel gaya kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan maka
kinerja karyawan akan meningkat sebesar 2,908 satuan, maka H
a
diterima. 2. Budaya Organisasi
Budaya organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.Perkebunan Nusantara III Distrik Deli Serdang II Sei Karang, hal ini terlihat dari nilai
signifikansi 0,000 0,05, dan nilai t
hitung
4,034 t
tabel
2,00, artinya jika ditingkatkan variabel budaya organisasi sebesar satu satuan maka kinerja karyawan akan meningkat
sebesar 4,034 satuan, maka H
a
diterima.
4.2.4.3. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R
2
semakin besar mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X1, X2, adalah besar terhadap variabel terikat Y.
Hal ini model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
terhadap variabel terikat Y semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat.Secara umum dapat dikatakan besarnya koefisien determinasi berganda R2 berada diantara 0 dan 1 atau 0
≤ R2 ≤ 1.
Hasil Koefisien Determinasi R
2
menggunakan SPSS Statistic for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.16 dibawah ini:
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .642
a
.413 .393
2.61411 a. Predictors: Constant, budayaorganisasi, transformasional
b. Dependent Variable: kinerja
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows, 2015
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa: 1. R=0,642 berarti hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan sebesar 64,2, artinya hubungannya erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat
0,2 – 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59 Cukup Erat
0,6 – 0,79 Erat
0,8 – 0,99 Sangat Erat
Sumber : Situmorang Lufti 2014:163
2. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas, digunakan Adjusted R Square sebagai koefisien determinasi. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun apabila suatu variabel
independen ditambahkan dalam model. Adjusted R Square sebesar 0,393 berarti 39,3 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan transformasional dan budaya
organisasi. Sedangkan sisanya 60,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti
, pelatihan SDM, kepribadian, kompetensi, stress kerja, motivasi kerja, lingkungan kerja ,dan lain sebagainya.
3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standart Error of Estimated dalam
penelitian ini adalah 2,61411. Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan 4.3.1 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Persero
Distrik Deli Serdang 2 DSER2 Sei Karang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel gaya kepemimpinan transformasional butir pernyataan pertama dan kedua dari gaya
kepemimpinan transformasional dari kuesoner yang disebar dan dianalisis terdapat 42 responden atau sekitar 68,9 dan 41 responden atau sekitar 67,2 menyatakan setuju bahwa pemimpin di
perusahaan selalu menekankan pentingnya tujuan serta komitmen bekerja dan pemimpin di perusahaan selalu menjadi panutan kebanggaan dan loyalitas bekeja di mata karyawan, dapat
disimpukan bahwa karyawan telah mendapatkan sosok pemimpin perusahaan yang diharapkan. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel gaya kepemimpinan
transformasional butir pernyataan kedelapan dari variabel gaya kepemimpinan transformasional dari kuesoner yang disebar dan dianalisis terdapat 1 responden atau sekitar 1,6 menyatakan
kurang setuju bahwa pemimpin selalau mempertimbangkan segala kebutuhan karyawan, hal ini menjadi pertimbangan atau evaluasi kembali bagi pimpinan perusahaan untuk dapat benar-benar
secara menyeluruh mempertimbangkan segala kebutuhan karyawan dan tidak pilih-pilih dalam realisasinya.
4.3.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.Perkebunan Nusantara III Persero Distrik Deli
Serdang 2 DSER2 Sei Karang. Berdasarkan deskripsi jawaban responden pada variabel